Simbah Penjual Pisang dan Cerita Mereka Berjualan di Pakem - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Susul

Simbah Penjual Pisang dan Cerita Mereka Berjualan di Pakem

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
20 Maret 2021
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Jika berkendara ke arah Kaliurang, tepatnya di depan Rumah Sakit Jiwa Grhasia atau utara pasar Pakem, akan terlihat aneka pisang yang dijual di pinggir jalan. Keberadaan pasar pisang di tempat itu menyimpan sekelumit cerita sekaligus penjualnya yang sebagian besar simbah-simbah atau nenek-nenek.

Pisang di tempat itu biasanya dijual dalam bentuk sisir maupun tandan. Ada banyak jenis pisang yang dijual di tempat itu. Ada yang memang khusus untuk buah segar, pisang untuk digoreng atau untuk syarat ritual atau adat, misal pernikahan. Beberapa jenis di antaranya, ada  pisang raja, pisang kepok, ambon dan pisang emas.

Pasar pisang tersebut mulai muncul di tahun 2010. Penjual di tempat itu merupakan orang-orang yang dulunya kerap ditemui di sekitar kawasan wisata Kaliurang, tepatnya di bawah pohon beringin dan seputaran objek wisata Tlogo Putri, Kaliurang. Sejak status Merapi dinyatakan Awas pada tahun 2010, mereka mulai turun gunung mencari tempat lain yang dirasa banyak pengunjung.

Jalan Kaki dari Deles di Klaten Hingga ke Kaliurang di Sleman

Tidak banyak yang tahu, saat mereka berjualan di kawasan wisata Kaliurang, mereka membawa pisangnya dengan jalan kaki dari rumah mereka di Deles, Klaten. Jika melihat aplikasi Google Maps, jarak antara Deles, di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah ke kawasan Tlogo Putri, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY, sejauh 16 kilometer. Itu jika menggunakan jalan umum yang biasa digunakan.

Baca Juga:

Cerita Sebenarnya di Rumah Tempat Syuting Film KKN di Desa Penari

Rumah Hantu Malioboro dan Alasan Orang-orang Suka Sesuatu yang Horor 

Piala Dunia, Ketakutan Romo Sindhu di Usianya yang ke-70

Namun, jika menggunakan jalan pintas, di aplikasi yang sama, jaraknya bisa dipangkas menjadi 4 kilometer. Rute jalan kaki yang diambil dari Desa Ngarang di Deles ke barat melewati Balerante – Srunen- Kaliadem – Ngrangkah – Kaliurang.

Mbah Manto (80) penjual pisang di Pakem berkisah, dulu sebelum erupsi Merapi mereka secara berombongan berangkat bersama-sama dari Deles, Klaten. Masing-masing membawa pisang di punggungnya. Jumlahnya sesuai dengan kemampuan. Dengan beriringan mereka berjalan kaki menyusuri rute dengan menaiki bukit dan lereng hingga sampai di Kaliurang.

“Berangkat jam 6, sampai Kaliurang sekitar jam 10.” Kini rute itu hanya menjadi kenangan yang tidak mungkin bisa diulang. Selain karena usia yang menua, jalur tersebut sebagian besar sudah hilang diterjang erupsi Merapi.

Pedagang di tempat yang sama Mbah Parno Ngatiyem (60) mengungkapkan sebelum erupsi Merapi, pengunjung Kaliurang masih banyak. Sehingga pisang-pisang mereka banyak yang terbeli. Kalaupun tidak habis, sebagian dari mereka akan menginap di warung-warung yang ada di Kaliurang.

Status Merapi yang kerap naik turun di tahun 2010 membuat penunjung jauh berkurang. Selain itu ada larangan untuk berada di kawasan yang tak jauh dari puncak Merapi. Sejak itulah, berbondong-bondang penjual pisang di Kaliurang mulai boyongan ke Pakem, tepatnya depan RSJ Grhasia.

Resep awet muda simbah penjual pisang

Mbah Parno Ngatiyem mengatakan, pembeli pisang di kawasan Pakem relatif lebih ramai dibandingkan kawasan Kaliurang dulu. Karena itu mereka lebih betah berjualan di tempat baru hingga saat ini. Untuk membawa pisang-pisang yang mereka ambil dari daera Klaten, Mbah Parno dan teman-teman lainnya mengandalkan angkutan truk sebagai angkutan bersama.

Setiap orang berbeda-beda membayar ongkosnya, pemilik truk meminta ongkos dari jumlah tandan pisang yang dibawa. Pertandan pisang mereka diminta membayar rata-rata Rp 2.500 per tandan pisang.

Sedang harga pisang di tempat itu dijual antara Rp 5.000 hingga paling mahal Rp 200.000, tergantung jenis dan besarnya pisang. Pisang biasanya dijual dalam bentuk per sisir hingga pertandan. Jenis-jenis pisang yang dijual antara lain ada pisang raja, pisang kepok, ambon dan pisang emas.

Tidak setiap hari, penjual pisang ini kulakan pisang. “Pulang setiap lima hari sekali. Selain untuk melihat rumah juga untuk kulakan lagi,” kata Mbah Parno Ngatiyem. Jika tidak pulang, mereka tidur di tempat mereka berjualan. Di kursi kayu itu mereka menghabiskan malam-malam. Melihat panjang kursi, saya yakin simbah ini tidur dalam posisi meringkuk atau mungkin selonjor, dengan kaki-kaki melewati panjang kursi.

Ketika saya tanya apakah tidak dingin saat malam tiba. Mereka bilang tidak. “Mboten adem, wonten niku,” kata Mbah Parno Ngatiyem menunjuk tirai bambu.

Ketika ditanya resep tetap sehat di usia sepuhnya. Mbah Manto menyahut. “Pirhatine sik ageng, (prihatinnya yang besar), ” katanya setelah terlebih dulu melayani pembeli di lapaknya.

Ketika ditanya berapa jumlah cucunya. Mbah Manto sedikit berpikir. Bahkan bertanya pada Mbah Parno.

“Putuku piro yo, Yu?”
“Lah kok takon aku..”
“Nek ra salah 15 mas, nek anakku 6,” kata Mbah Manto.

Mbah Parno Ngatiyem sendiri punya anak 3 dan cucu 5. Ia tinggal bersama suaminya yang tidak ikut berjualan karena tidak mungkin meninggalkan ayam piaraan. Setiap 5 hari sekali ia pulang. Setelah sehari beristirahat, ia maupun penjual lainnya berangkat lagi. Berapa uang yang dibawa pulang?

Mbah Manto melayani pembeli pisang di lapaknya depan RS Grahasia, Pakem. Foto oleh Agung PW/Mojok.co
Mbah Manto melayani pembeli pisang di lapaknya depan RS Grahasia, Pakem.Foto oleh Agung PW/Mojok.co

“Rata-rata dua juta,” kata Mbah Parno Ngatiyem tanpa menjelaskan apakah itu omset atau keuntungan.

Salah satu penjual yang terbilang paling muda dibanding simbah-simbah yang saya temui adalah Ny Deni (37). Ia bahkan sudah mulai berjualan sejak masih SD. Saat usianya baru 11 tahun. Ia biasanya ikut orang tuanya pada hari Sabtu atau Minggu. Ia masih mengalami saat berjalan kaki dari rumahnya di Deles, di Kabupaten Klaten hingga kawasan Tlogo Putri, Kaliurang, Kabupaten Sleman.

Ia masih mengingat bagaimana bersama orang-orang dewasa yang lain ikut mengendong pisang di punggungnya. “Setiap ke Kaliurang jalan kaki 3-4 jam. Sebelum erupsi (2010) gayeng, pengunjung Kaliurang banyak yang beli,” kata Ny Deni.

Berbeda dengan simbah-simbah yang menginap di tempat itu, Ny Deni pulang setiap hari. Ia pulang karena harus mengurus anak semata wayangnya yang kini menginjak kelas 3 SMP.

BACA JUGA  Kaliku: Ngopi Asyik di Pinggir Kali dan  artikel SUSUL lainnya.

 

 

Terakhir diperbarui pada 20 Maret 2021 oleh

Tags: Kaliurangpakempisangsusul
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Pemimpin Redaksi Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

Rumah milik Mbah Ngadiyo yang jadi tempat syuting KKN di Desa Penari

Cerita Sebenarnya di Rumah Tempat Syuting Film KKN di Desa Penari

25 Mei 2022
horor rumah hantu malioboro

Rumah Hantu Malioboro dan Alasan Orang-orang Suka Sesuatu yang Horor 

21 Mei 2022
Romo Sindhunata

Piala Dunia, Ketakutan Romo Sindhu di Usianya yang ke-70

17 Mei 2022
Koh Hin Muslim Tionghoa

Cerita dari Koh Hin, Muslim Tionghoa di Parakan Temanggung

14 Mei 2022
haji tembakau di temanggung

Haji Tembakau: Pagi Macul di Sawah, Malam Macul di Langit

13 Mei 2022
Purworejo ibukota hindia belanda

Foto-foto Lama dan Cerita Purworejo yang Gagal Jadi Ibu Kota Hindia Belanda

9 Mei 2022
Pos Selanjutnya
Haaland: Ikan Besar di Kolam Kecil, Kemarahan yang Membuat Manchester City dan Barcelona Menengok MOJOK.CO

Haaland: Ikan Besar di Kolam Kecil, Kemarahan yang Membuat Manchester City dan Barcelona Menengok

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Simbah Penjual Pisang dan Cerita Mereka Berjualan di Pakem

Simbah Penjual Pisang dan Cerita Mereka Berjualan di Pakem

20 Maret 2021
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
Lokasi 18 SPBU di Jogja untuk uji coba MyPertamina

Lokasi 18 SPBU di Jogja yang Jadi Tempat Uji Coba MyPertamina untuk Roda Empat

30 Juni 2022
baskara aji mojok.co

Soal Jam Malam, Sultan Minta Menyeluruh di Jogja

24 Juni 2022
Pertamina dan aplikasi MyPertamina yang bikin ribet rakyat kecil! MOJOK.CO

MyPertamina dan Logika Aneh Pertamina: Nggak Peka Kehidupan Rakyat Kecil!

29 Juni 2022
Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022

Terbaru

laman mypertamina eror mojok.co

Laman MyPertamina Eror, Sejumlah Warga Jogja Batal Daftar Pembelian BBM Subsidi

1 Juli 2022
provinsi baru mojok.co

Tiga Provinsi Baru di Papua Disetujui DPR, Persiapan Mulai Dijalankan  

1 Juli 2022
roy suryo mojok.co

Roy Suryo Diperiksa 3 Jam di Polda Metro, Bantah Akun Twitternya Disita

1 Juli 2022
Muhaimin Iskandar, Lokomotif Pemilu 2024: Potensi Impresi Ciamik Media Sosial Cak Imin MOJOK.CO

Muhaimin Iskandar, Lokomotif Pemilu 2024: Potensi Impresi Ciamik Media Sosial Cak Imin

1 Juli 2022
Prambanan Jazz Festival 2022

Menanti Prambanan Jazz Festival 2022 yang Penuh Kolaborasi

30 Juni 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In