Pak Saridin dan 3 warung Bebek Purnama yang pertama
Hanya sepelemparan batu dari lokasi warung Bebek Purnama milik Umik Mardiah, ternyata ada juga satu warung Bebek Purnama yang menyatakan juga sebagai salah satu yang pertama. Di papan namanya tertulis “Warung Bebek Purnama Pak Saridin”.
Dari artikel-artikel di blogspot yang saya baca-baca sebelumnya, Bebek Purnama Pak Saridin ini juga disebut-sebut sebagai yang asli.
“Kalau itu (Bebek Purnama Pak Saridin) belum pernah nyoba aku. Urusan mana yang asli memang klaim-klaiman,” ujar Seta membalas pesan singkat yang saya kirim lewat WhatsApp.
Beberapa menit lagi azan magrib berkumandang. Dari seberang jalan tempat saya duduk-duduk sambil nyebat, tampak warung Bebek Purnama Pak Saridin sudah berjubel para pembeli.
“Jam-jam pulang kerja, Mas, pasti penuh,” ujar tukang parkir warung Bebek Purnama Pak Saridin saat saya hampiri.
Lewat bantuan tukang parkir ini pula saya bisa bertemu dengan Pak Anis, pengelola Bebek Purnama Pak Saridin saat ini. Sosok ramah itu mempersilakan saya bertanya-tanya, sementara ia nyambi menggoreng beberapa potong bebek.
Pak Anis memaparkan, di era 1989 dan memasuki 1990-an awal, kawasan di Bioskop Purnama telah menjadi sentra kuliner yang cukup ramai. Beberapa warung yang pernah buka di area Bioskop Purnama antara lain, Pecel Purnama, Petis Purnama, Jus Purnama, dan tentunya Bebek Purnama.
“Lebih gampang disebut dengan embel-embel “Purnama” karena bukanya di sekitar Bioskop Purnama,” ucapnya.
Diungkapkan Pak Anis, sudah ada 4 warung bebek yang buka di kawasan Bioskop Purnama saat itu. Termasuk warung bebek milik bapaknya, Pak Saridin.
Hanya saja, ketika terjadi krisis moneter pada tahun 1998, 2 dari 4 warung tersebut gulung tikar. Sisa warung bebek milik Pak Saridin dan warung bebek milik Umik Mardiah. Dan karena nama Bebek Purnama sudah dipakai oleh warung bebek milik Umik Mardiah, maka agar berbeda warung bebek milik Pak Saridin diberi imbuhan namanya sendiri menjadi Bebek Purnama Pak Saridin.
“Maka kalau ditanya siapa yang pertama, ya sama-sama pertama. Dulu warung ini berseberangan jalan persis dengan warung yang di sana itu (Bebek Purnama Asli milik Umik Mardiah), terus pindah ke sini,” tutur Pak Anis.
“Jadi yang banyak ditiru sama yang ngaku-ngaku cabang sebenarnya lebih ke warung Bebek Purnama kuning itu (milik Umik Mardiah). Kalau Pak Saridin nggak ada. Pak Saridin ya cuma ini aja,” imbuhnya.
Olahan bebek di Bebek Purnama Pak Saridin tak jauh berbeda dengan Bebek Purnama Asli Umik Mardiah. Dalam satu porsinya berisi nasi, sepotong paha bebek, siraman bumbu kuning, taburan serundeng, serta lalapan pelengkap dan sambal bajak yang bisa diambil sepuasnya sesuai selera. Untuk harga pun relatif sama.
Yang membedakan, di Bebek Purnama Pak Saridin tak hanya menyediakan satu menu sambal saja. Selain sambal bajak, di sini juga tersedia sambal bawang.
“Sambal bajak cenderung pedes tapi masih ada manis-manisnya. Kalau yang sambal bawang memang buat yang suka pedes,” jelas Pak Anis.
Menutup obrolan kami petang itu, Pak Anis kembali menekankan bahwa pusat dari Bebek Purnama ada di Keputren, Tegalsari, Surabaya. Karena dinisbatkan pada nama bioskop yang dulu pernah eksis di sana.
Kendati demikian, Pak Anis mengaku tak ada masalah dengan banyaknya orang yang mengaku sebagai cabang dari Bebek Purnama. Sama seperti alasan Umik Mardiah, sebanyak apapun warung Bebek Purnama tersebar, toh ia secara pribadi tidak merasa dirugikan.
“Menunya boleh ditiru. Tapi soal rezeki kan tetap jatah masing-masing,” tegas Pak Anis.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono