Ada banyak musisi hip-hop berpengaruh di Indonesia, namun yang paling menjadi fenomena setidaknya dalam lima tahun terakhir ini, tentu saja adalah NDX A.K.A. Lagunya-lagunya hampir selalu diputar di banyak tempat di Jawa.
Sayang, Terminal Giwangan, Kimcil Kepolen, sampai Bojoku Digondol Bojone adalah beberapa lagu NDX A.K.A yang sukses bertengger di folder mp3 hape-hape koncil dan kimcil di seluruh penjuru tanah air.
Lagu-lagu NDX A.K.A seakan sudah menjadi kultur baru. Tak terhitung lagi sudah berapa lagu-lagunya yang menyemarakkan dunia hip-hop lokal dan dunia dangdut koplo tanah air.
Duo Yonanda Frisna Damara dan Fajar Ari ini memang piawai memasuki celah pangsa musik tanah air. Dengan lirik-lirik asmara sederhana (patah hati, jatuh cinta, selingkuh, dsb) yang dibalut dalam gaya hip-hop dangdut yang ringan membuat lagu-lagu mereka mudah diterima oleh masyarakat.
Seiring dengan nama besar NDX A.K.A, jam terbang mereka pun semakin besar. Kekayaan pun seakan bisa dengan mudah mereka dapatkan.
Masa lalu mereka sebagai kuli bangunan dengan upah yang tak sampai 100 ribu sehari kini berganti menjadi bintang dengan tarif manggung puluhan juta rupiah. Nanda dan Fajar kini menjadi jutawan muda. Tawaran manggung hampir tak pernah sepi. Pundi-pundi uang mengalir dengan deras.  Penghasilan NDX A.K.A pun tentu saja berada di angka yang tinggi.
Menurut salah seorang kawan yang pernah mengundang NDX A.K.A sebagai salah satu pengisi acara, Mojok Institute berhasil mendapatkan informasi seputar tarif manggung NDX A.K.A.
Untuk setiap kali tampil, NDX A.K.A dibayar antara Rp30 juta hingga Rp40 juta.
Menurut manajemen NDX A.K.A, dalam satu bulan, NDX A.K.A bisa manggung sampai 12 kali dalam sebulan.
Dengan menggunakan data tersebut, bisa diketahui bahwa jumlah penghasilan NDX A.K.A berkisar antara Rp360 juta sampai Rp480 juta per bulan.
Sungguh, hip-hop telah berhasil membuat pemuda buruh bangunan menjadi jutawan yang kaya raya.