MOJOK.CO – Hadir dalam acara bedah buku yang ditulisnya, Prabowo Subianto sempat disebut “Presiden” dan menyinggung soal pengadangan gerakan deklarasi #2019GantiPresiden.
Calon presiden (capres) dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto baru-baru ini meluncurkan buku Paradoks Indonesia. Buku ini berisi mengenai kritik untuk pemerintah sekaligus pemikiran dan pandangan Prabowo mengenai bangsa Indonesia.
Salah satu kritik yang disasar melalui buku ini adalah, Prabowo merasa ada ketimpangan yang nyata di Indonesia di mana negara yang kaya akan sumber alam malah tak bisa dinikmati oleh rakyatnya sendiri. Setelah diluncurkan sejak April 2018 silam, buku Paradoks Indonesia karya Prabowo ini kemudian dibedah di Hotel Sahid, Jalan Sudirman, Sabtu (1/9).
Prabowo sebagai penulis buku didaulat untuk memberi sambutan pada acara tersebut. Seperti yang diberitakan detik.com, Prabowo hadir mengenakan baju adat Betawi dan segera disambut dengan antusias oleh para hadirin yang datang. Bahkan saat Prabowo naik podium untuk memulai sambutan beberapa teriakan muncul dari belakang.
“Presiden, Prabowo Presiden,” seru para hadirin dari belakang.
Dalam acara ini, Prabowo juga mengapresiasi bedah bukunya yang berjalan begitu hidup. Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Parta Gerindra ini juga menyinggung mengenai pengadangan deklarasi gerakan #2019GantiPresiden di beberapa lokasi di Indonesia.
“Sekarang ada emak-emak mau deklarasi dari negaranya sendiri, dia datang ke kota di negaranya diusir. Apakah republik ini yang kita cita-citakan?” kritik Prabowo ketika memberi sambutan.
Kritik Prabowo ini disinyalir berangkat dari peristiwa yang harus dialami oleh Neno Warisman di Pekanbaru, Riau. Seperti yang diketahui, Neno awalnya akan berkunjung ke Pekanbaru untuk mendatangi acara deklarasi #2019GantiPresiden.
Tak diduga, begitu sampai Bandara Pekanbaru, Neno diadang oleh masyarakat Pekanbaru yang menolak dengan gerakan #2019GantiPresiden. Agar tidak terjadi hal yang diinginkan, Neno akhirnya kembali ke Jakarta dan tidak jadi menghadiri deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru.
Dari kritik itu bisa dinilai bagaimana Prabowo tidak sepakat dengan pembungkaman suara masyarakat yang berbeda dengan pendapat pemerintah. Kasus Neno atau “emak-emak mau deklarasi diusir” ini tidak berdiri sendiri, kasus lain di Surabaya juga dialami oleh musisi yang sekarang mulai aktif di dunia politik, yakni Ahmad Dhani.
Di sisi lain, setelah mengomentari mengenai pengadangan gerakan deklarasi #2019GantiPresiden, Prabowo juga menyinggung mengenai utang pemerintahan Indonesia era Presiden Jokowi yang naik Rp1 triliun tiap hari.
“Utang pemerintah kita naik terus, sekarang hitungannya naiknya Rp1 triliun setiap hari,” kata Prabowo.
Menurut Prabowo, di saat banyak pihak yang tidak khawatir dengan utang itu, tapi persoalan yang nyata ini harus dipikirkan karena perkara utang bisa mengganggu stabilitas dan kedaulatan negara. “Utang mengancam kedaulatan negara kita,” tambahnya.
Oke, Pak Prabowo, kita tunggu tawaran programnya saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti. Tapi ngomong-ngomong, kalau mau beli bukunya lewat toko buku mana ya, Pak? Boleh dong kalau ada yang mau jadi reseller atau dropship. Kayaknya bagus dan potensial laku itu bukunya. (K/A)