MOJOK.CO –Habib Rizieq menyebutkan kriteria presiden idamannya menjelang Ijtima Ulama II digelar.
Bicara mengenai Ijtima Ulama II yang kabarnya bakal digelar dalam waktu dekat, Imam Besar Front Pembela Islam (FBI) Habib Rizieq Shihab memberi peringatan pada FPI agar tidak mencuri start. Melalui rekaman suara di acara Milad FPI hari Minggu ini (19/8), Rizieq meminta FPI untuk tidak memberi sikap apapun terhadap Pilpres 2019. Lebih lanjut, ia menegaskan agar seluruh anggota tidak memberi komentar apapun baik melalui media sosial maupun media lainnya.
Lantas, kapan Ijtima Ulama digelar?
Dalam pernyataannya, Habib Rizieq menyebutkan bahwa Ijtima Ulama akan digelar setelah Idul Adha. Untuk itu, ia berharap, semua orang menjaga dan mengawal keberlangsungan Ijtima Ulama II agar dapat memilih calon yang terbaik.
“Kalau Anda ingin berkah, Anda ingin dapat presiden yamg baik, wakil presiden yang baik kita ikuti hasil Ijtima Ulama II,” terangnya.
Ketegasan Habib Rizieq ini didasari oleh keyakinannya perkara Ijtima Ulama II yang akan memberikan keputusan terbaik. Oleh karena itu, seluruh umat harus menghargai keputusan apapun yang dibuat. Apalagi, Rizieq menegaskan bahwa Ijtima Ulama II ini akan memprioritaskan kepentingan ulama.
“Percayalah kalau ulama kita berkumpul dengan segala keikhlasan, mereka dengan ketinggian ilmu, mereka dengan kemuliaan akhlak mereka, mereka akan mendapatkan keputusan terbaik kepada kita semua. Jangan menghina ulama. Jangan mencaci maki ulama. Jangan merendahkan ulama, jangan menyepelekan ulama. Hormati ulama, hargai ulama, muliakan ulama. Maka Anda semua dimuliakan Allah SWT.”
Adanya Ijtima Ulama II memang dimaksudkan untuk menentukan arah dukungan kepada capres dan cawapres yang akan bertarung. Secara khusus, Rizieq meminta secara khusus kepada pimpinan pusat FPI untuk terus berkoordinasi dengan gerakan nasional pengawal fatwa ulama selaku panitia yang menggelar Ijtima Ulama II. Kepada para pimpinan pusat, Rizieq menegaskan bahwa FPI dan seluruh seluruh ulama tetap setia kepada Ijtima Ulama.
Tapi, seperti apa, sih, kriteria presiden idaman Habib Rizieq?
“Kita tidak butuh kepada presiden yang pembohong. Kita tidak butuh kepada presiden yang penakut. Kita tidak butuh kepada presiden yang menyusahkan rakyatnya. Kita tidak butuh kepada presiden yang menjual aset negaranya. Kita tidak butuh kepada presiden yang menyerahkan kekayaan negara kepada penguasaan asing dan aseng.”
Terus, terus, apalagi?
“Kita tidak butuh kepada presiden yang tidak peduli kepada agama yang dinoda di sana sini. Kita tidak butuh kepada presiden yang membiarkan ulama dikriminalisasi, aktivis Islam dimakarisasi, ormas Islam dibubarkan.”
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa seorang presiden terpilih kelak harus menjadi orang yang mampu menghilangkan paham komunisme hingga marxisme. (A/K)