Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Rame List

5 Tantangan Hidup Orang Pendiam yang Dikit-Dikit Dikira Marah

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
27 Desember 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Orang pendiam yang irit bicara itu nyatanya harus bertahan hidup lewat berbagai ujian, mulai dari dikira sombong hingga dikira marah setiap hari.

Selain menjadi orang pemalu, karakter individu yang juga mengalami ‘perjuangan hidup’ dalam bersosialisasi adalah kita-kita yang irit bicara, alias pendiam. Sering dianggap sengaja mengasingkan diri dari lingkungan, orang pendiam kerap menjadi sasaran gosip dan omongan-omongan miring dari orang-orang di sekitarnya.

Apakah orang pendiam itu pemalu? O, belum tentu. Seorang yang pendiam memang bisa saja merupakan orang pemalu, meski ada pula yang memilih diam karena tidak terlalu suka bicara. Yang jelas, sebagai orang pendiam, kita-kita (hah, kita???) sering kali dihadapkan pada beberapa tantangan hodup berikut ini:

1. Ditanyain “Kok diem aja, sih?” Berkali-kali

Di saat kita sedang menghayati kehidupan yang fana ini, seorang teman tiba-tiba datang dan bertanya, “Hey, Suripto. Kamu kok diem aja, sih? Nggak ada suaranya!”

Loh, loh, loh, apa hak Anda menanyakan itu??? Apa salahnya dengan bersikap diam??? Apakah maksudnya kita harus ngomong tanpa henti selama 24 jam/7 hari???

2. Dikira Sombong

Saking iritnya bicara, kita-kita yang pendiam sering dianggap sedang marah dan menghindar dari orang-orang tertentu yang memang tak pernah kita ajak bicara. Apalagi, wajah orang pendiam by default umumnya datar seperti perasaan untuk mantan dan terkesan jutek. Pokoknya, nggak ramah gitu, deh!

Padahal nih, ya, bukan maksud hati mau angkuh dan sombong. Tapi, kalau nggak ada yang perlu diomongin, mau gimana lagi? Masa mau tiba-tiba disapa terus diajak ngomong soal Pilpres 2019? Hadeeeh~

3. Dijawab dengan “Apa? Kamu bilang apa?”

Waktu akhirnya kita bersuara, nyatanya respons yang kita dapat nggak melulu menyenangkan. Sementara kita sudah buka suara dan berbicara pada seseorang, eh malah seseorang tadi mengaku nggak mendengar kita.

“Apa? Kamu bilang apa? Nggak denger, nih.”

Ujung-ujungnya, kita cuma bisa membalas dengan mengacungkan hape sambil berujar, “Ya udah, cek WhatsApp. Aku kirim WA aja.”

4. Dikira Lagi Bete

Menjadi orang pendiam juga berarti kita harus kebal diduga sedang bete alias bad mood atau marah dengan orang-orang di sekitar. Apalagi—ingat—muka kita by default yang udah kayak orang marah itu pun seakan mendukung.

“Kamu kok diem aja daritadi? Kok jawabnya singkat-singkat? Kok cemberut gitu? Kamu marah, ya, sama aku?”

Duh! Padahal kita cuma lagi bernapas seperti biasanya, mylov :(((

5. Dianggap Berbeda di Media Sosial

“Kamu diem, ya, aslinya? Kok di Twitter beda banget?”

Iklan

Pertanyaan di atas adalah kalimat yang sering kali diterima oleh orang pendiam seperti kita. Keiritan berbicara kita dianggap berbanding terbalik dengan “kecerewetan” di media sosial yang terasa sangat “tidak-kita-banget”.

Menanggapi hal ini, bisa apa kita selain bilang, “Aku aslinya emang gini kok,” sambil senyum-senyum???  Ya mau bagaimana lagi, memang dasarnya kamu aja yang nggak peka sama kita….

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: betekarakter manusiamedia sosialorang pendiampemalu
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Brain Rot karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok.MOJOK.CO
Mendalam

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Pembusukan Otak karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok

3 Juli 2025
Self Abuse yang Tidak Aku Sadari Setelah Melihat Media Sosial MOJOK.CO
Kilas

Self Abuse yang Tidak Aku Sadari Setelah Melihat Media Sosial

9 September 2023
Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads. MOJOK.CO
Kilas

Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads

7 Juli 2023
pemilih pemula mojok.co
Kotak Suara

Survei CSIS: Pemilih Pemula Manfaatkan Medsos sebagai Sumber Informasi

6 April 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.