Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Rame List

5 Alasan Kenapa Polisi Tidur Harus Tetap Dilestarikan

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
7 April 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Banyak orang merasa sebal pada polisi tidur, tapi sesungguhnya ada alasan-alasan kuat kenapa kita harus melestarikannya, tahu!

Polisi tidur, atau saya kerap menyebutnya sebagai jenggulan, adalah bagian dari kehidupan kita di jalanan. Ya, selain macet, debu, dan polusi, polisi tidur adalah tantangan tak terhindarkan bagi para pengguna jalan. Dari KBBI, definisi polisi tidur ini sendiri adalah bagian permukaan jalan yang ditinggikan secara melintang untuk menghambat laju kendaraan.

Oktober lalu, seorang redaktur kami, Yamadipati Seno, pernah menulis dengan elegan alasan-alasan yang diajukannya sebagai dasar argumen penghapusan polisi tidur dari muka bumi. Tapi, dari otak saya yang nggak cemerlang ini, saya nggak mau kalah, dong, sama Mas Seno. Menganut prinsip “bagaikan air di atas daun talas”, saya pun punya alasan kenapa polisi tidur justru harus tetap diadakan dan dilestarikan.

Iya, iya, saya tahu prinsip “bagaikan air di atas daun talas” itu nggak nyambung. Biarin aja kenapa, sih?!

Jadi, berikut adalah argumen-argumen yang saya ajukan bersama-sama dengan Mojok Institute Cabang Pengamat Jalanan:

1. Memberi Kejutan

Ingat dengan slogan sebuah makanan ringan yang berbunyi “Life is never flat”? Nah, begitulah filosofi sesungguhnya dari si jenggulan ini. Ia mengingatkan pada kita bahwa hidup tak bakal selamanya mulus.

Sebagaimana nama lainnya—markah kejut—polisi tidur juga menjadi penghibur bagi kita yang merasa hidup terlalu monoton. Kalau nggak percaya, coba saja naik kendaraan dan pergi ke jalan; niscaya kamu akan terkaget-kaget dengan adanya penanda jalanan yang satu ini! Wow wow wow, ternyata jalanan aspal memang nggak selamanya datar-datar aja kayak perasaannya padamu~

2. Melatih Ketelitian

Mestinya, sebuah polisi tidur tampak menonjol, misalnya dengan perbedaan warna. Sayangnya, kadang adaaaa saja markah kejut yang polosan. Artinya, ia cuma tampak lebih tinggi dari jalan dasar, tanpa suatu penanda apa pun—sungguh sebuah kejutan yang hakiki.

Meski bisa jadi bahaya, keadaan ini sesungguhnya melatih kita untuk jadi manusia yang lebih teliti. Saat mengendarai kendaraan, kita pun jadi lebih fokus karena harus melihat jalanan dengan saksama: mana nih, ada yang njendol apa nggak, nih???

3. Mendekatkan yang Jauh

Pernah boncengan sama gebetan dan kalian duduk jauh-jauhan? Biasanya, keadaannya begini: yang mengendarai di depan duduk dengan tegang, sementara yang dibonceng duduk tak kalah tegangnya sembari tangannya memegang bagian belakang jok. Sungguh perwujudan nyata dari ibarat “dekat di mata, jauh di mata (juga)”.

Tapi, segalanya bisa berubah dengan polisi tidur, tenang saja! Sebuah guncangan bisa membuat si pembonceng terdorong sedikit ke depan—apalagi kalau jenggulan-nya berturut-turut, kayak di sebelah barat GSP UGM. Yah, gitu lah—senang juga, kan, kamu?

4. Media Latihan Vokal

Sebuah jenggulan—apalagi yang letaknya berurutan—biasanya akan memberi efek goyang pada badan kita: pipi—terutama bagi manusia-manusia chubby—lemak-lemak yang bergelambir, dan—tak kalah penting—suara kita pun jadi seperti punya vibra!

Coba, deh, saat melewati polisi tidur yang berurutan, buka mulutmu dan katakan, “Aaaaa!” Secara instan, kamu akan mendengar vibra dari mulutmu sendiri, yang mungkin tak kalah merdu dengan milik Gita Gutawa. Wow, bukankah ini menyenangkan???

5. Agar (Polisi) Tidak Mengantuk

Ini adalah alasan paling klasik yang diberi tahu oleh ibu saya—yah mungkin juga ibu kalian, atau mbah, atau tetangga, Pak RT, atau siapalah. Konon, “biar kita melek dan nggak ngantuk di jalan” adalah fungsi polisi tidur yang memang telah banyak dipercaya orang.

Iklan

Yah, masuk akal juga, sih. Biar polisinya nggak mengantuk, kan, dia memang harus tidur. Hehe.

Hehe.

Hehe.

Hehe.

Jokes–nya nyampai nggak, ya? :(((

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: gebetanlife is never flatmarkah kejutpolisi tidur
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Ginjal Gue Bergetar dan Terempas karena Jalan Penuh Polisi Tidur. MOJOK.CO
Kilas

Ginjal Gue Bergetar dan Terhempas karena Jalan Penuh Polisi Tidur

21 Mei 2023
Menanti Polisi Tidur versi Gus Dur Ikut Bersuara soal Prosedur Brigadir Sony yang Dipukul Kapolres Nunukan Minta Maaf kepada Pelaku mojok.co
Esai

Menanti Polisi Tidur versi Gus Dur Ikut Bersuara soal Prosedur

18 Oktober 2021
Polisi tidur jalan persatuan dan teriak kejut korbannya
Liputan

Polisi Tidur Jalan Persatuan UGM dan Teriakan Para Korbannya

19 Mei 2021
Pojokan

Arti Ghosting dan Terminologi Mbulet Lain soal Dunia Perkencanan

9 Maret 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.