Toxic Parents Merasuki Orang Tua Asia
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Toxic Parents Merasuki Orang Tua Asia, Stigma Negatif yang Jadi Guyonan di Medsos

Pantesan orang tua Asia terkenal di jagat meme, soalnya suka nggak masuk akal sih!

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
29 November 2021
0
A A
ilustrasi Toxic Parents Merasuki Orang Tua Asia, Stigma Negatif yang Jadi Guyonan di Medsos mojok.co

ilustrasi Toxic Parents Merasuki Orang Tua Asia, Stigma Negatif yang Jadi Guyonan di Medsos mojok.co

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Cara didik orang tua Asia dianggap toxic parents dan sudah jadi meme. Membandingkan anak sendiri dengan anak tetangga yang paling relate di Indonesia.

Meme internet dilihat dari satu sisi adalah sebuah cara orang-orang di internet bercanda. Di sisi lain, meme juga sebuah produk budaya dan cerminan permasalahan yang kadang cukup berbahaya. Topik soal cara didik orang tua Asia adalah salah satunya. Nggak hanya di Indonesia, ternyata kebanyakan orang tua di beberapa negara Asia juga punya kultur yang mirip.

Netizen menyebutnya sebagai toxic parents, kondisi saat apa yang dilakukan orang tua terhadap anaknya adalah hal yang menyakitkan. Topik ini sensitif benar, tapi media sosial sudah mengekstraksi masalah ini sebagai bahan bercandaan. 

Asian parents( Indians are also Asians ) be like : ” I am so proud of our neighbor’s child “

— 🕷Ttb_Vikram🕷வானம்🕷 (@AkashTtb) November 27, 2021

Nggak semua orang tua Asia separah ini, tapi konon banyak anak-anak Asia yang relate dengan kondisi toxic parents. Guyonan paling mengena, adalah guyonan yang memang dialami banyak orang. Coba cek stigma negatif tentang orang tua Asia berikut dan mungkin kamu akan tertawa dalam kegelapan.

#1 Membandingkan anaknya dengan anak tetangga

Konon, ini adalah toxic parents yang paling relate dengan anak-anak Indonesia. Ketika anak tetangga terbilang lebih sukses, punya prestasi segudang, dan sudah menikah duluan, siap-siap mendengar perkataan dari orang tua yang isinya, “Anaknya Bu RT itu lho, sudah… (isi dengan pencapaian anak tetangga).”

Baca Juga:

Cerita Mustakim dan Tosan, Pak Tua di Jember yang Bertahan karena Cinta yang Absurd. MOJOK.CO

Cerita Mustakim dan Tosan, Pak Tua di Jember yang Bertahan karena Cinta yang Absurd

20 Maret 2023
Teruntuk Bapak: Katanya Kepala Keluarga, tapi Kok Lupa Sama Kewajibannya?  MOJOK.CO

Teruntuk Bapak: Katanya Kepala Keluarga, tapi Kok Lupa Sama Kewajibannya? 

19 Februari 2023

Sebenarnya orang tua kita nggak bermaksud menjelek-jelekkan anaknya sendiri. Tapi, entah kenapa kok kalimat penyampaiannya terdengar menyakitkan ya?

Ucapan itu terjadi begitu saja. Salah satu redaktur Mojok yang sudah punya anak, nggak perlu saya sebutkan deh, juga sempat mengalami kondisi ini. Katanya sih, kadang sebagai orang tua mereka nggak sengaja membandingkan anaknya dengan anak tetangga atau anak teman. “Eh, anaknya si X kok sudah bisa calistung pas umur 3 tahun ya.” Duh, semoga anaknya nggak dengar.

#2 Patokan suksesnya spesifik, yaitu jadi dokter, pilot, atau insinyur

Stigma negatif yang satu ini sudah turun-temurun. Pantesan, anak-anak Indonesia kalau ditanya cita-citanya jadi apa kebanyakan jawab pengin jadi dokter. Seolah-olah dokter adalah profesi yang paling baik untuk dirinya. Padahal nggak semua anak cocok jadi dokter, dan nggak semua dokter sesukses yang dibayangkan orang tua Asia. Selain dokter, profesi pilot dan insinyur juga kerap dijadikan patokan sukses.

Kalau kamu punya tetangga yang sepantaran, sudah jadi dokter, dan buka klinik di dekat rumahmu, sedangkan kerjamu remote freelancer, siap-siap tutup kuping dengan apa yang dibilang orang tuamu. Meskipun uangmu mungkin lebih banyak ketimbang si dokter, pekerjaan freelance masih rawan dituduh “ngepet” dan nirprestasi. Ah, andai generasi boomer tahu berapa uang di rekeningmu.

#3 Jarang memuji, tapi membanggakanmu berlebihan di depan orang lain

Sebetulnya ini toxic parents juga sih, walaupun maksudnya baik. Masih mending kan orang tua Asia yang membanggakan anaknya di depan orang lain. Coba kalau di depan orang lain pun anaknya dijelek-jelekin, apa nggak lebih toxic tuh.

Bagaimanapun, rasanya memang nggak enak kalau nggak pernah diapresiasi ayah ibu sendiri. Mungkin aslinya kamu adalah anak gemilang yang penuh prestasi, tapi orang tuamu nggak pernah bilang kalau mereka bangga denganmu. Ya, soalnya gengsi. Pola komunikasi kita kan kadang begitu, gengsi buat mengutarakan perasaan. Sekalinya ketemu tetangga, orang tuamu malah menggembor-gemborkan prestasimu, merasa bangga seolah-olah kamu adalah anak terbaik di dunia.

Nah, ini bahaya nih kalau sampai rumah nanti tetanggamu yang tadi, membandingkan anaknya sendiri denganmu. Hadeh, lingkaran syaiton memang.

#4 Tidak ada kebebasan memilih

Orang tua Asia memang punya stigma cara didik yang mengekang dan mengontrol. Berbeda dengan orang tua Amerika dan Eropa yang cenderung “nggak peduli” dan membebaskan si anak. Meskipun nggak bisa dimungkiri di negara maju juga banyak toxic parents yang jauh lebih parah.

Beruntunglah kamu jika punya ayah dan ibu yang selalu memberimu pilihan dalam keputusan hidup. Beberapa anak di Indonesia ketika usianya sudah lebih dari 25 tahun pun harus izin ke orang tua pas mau resign kerjaan.

Orang tua Asia juga memegang peranan penting soal pilihan pendidikan anaknya. Jika mereka adalah dokter, anaknya juga disuruh jadi dokter. Jika mereka pengusaha, anaknya juga disuruh jadi pengusaha. Kalau anaknya nggak setuju nanti dianggap durhaka, aduh pelik benar.

#5 Nyuruh cepat-cepat menikah, punya anak, punya rumah, punya mobil

Lagi-lagi, maksud orang tua Asia yang semacam ini memang baik. Mereka pengin mendorong anaknya untuk segera mencapai kebahagiaan. Sayangnya kadang mereka lupa kalau patokan kebahagiaan juga beda-beda.

Nggak semua orang beruntung punya pasangan yang baik dan sat-set diajak menikah, nggak semua pasangan beruntung sehingga cepat dikaruniai anak. Masalah ekonomi? Ya nggak bisa juga dipaksakan. 

Ketimbang pusing memikirkan toxic parents dan penyataan menyakitkan orang tua yang bikin mental remuk, memang lebih baik masalah ini diketawain aja. Jalan keluarnya rumit, sih. Melawan dianggap durhaka, nggak melawan kok sumbu kesabarannya harus dibuat panjang banget. Dachlach.

BACA JUGA Orangtua Saya Selalu Membandingkan Saya dengan Joshua Suherman dan artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 29 November 2021 oleh

Tags: memeorang tuaorang tua asiaparentingtoxic parents
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Cerita Mustakim dan Tosan, Pak Tua di Jember yang Bertahan karena Cinta yang Absurd. MOJOK.CO
Bertamu Seru

Cerita Mustakim dan Tosan, Pak Tua di Jember yang Bertahan karena Cinta yang Absurd

20 Maret 2023
Teruntuk Bapak: Katanya Kepala Keluarga, tapi Kok Lupa Sama Kewajibannya?  MOJOK.CO
Uneg-uneg

Teruntuk Bapak: Katanya Kepala Keluarga, tapi Kok Lupa Sama Kewajibannya? 

19 Februari 2023
strict parents mojok.co
Kilas

Strict Parents Sudah Ketinggalan Zaman, Bisa Bikin Anak Jadi Pembully

13 Januari 2023
mom shaming mojok.co
Kesehatan

Termasuk Mom Shaming, Jangan Lakukan Hal-hal Ini

20 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Obsesi Orang Tua Ingin Anaknya Jadi Lulusan Fakultas Kedokteran

Obsesi Orang Tua Ingin Anaknya Jadi Lulusan Fakultas Kedokteran

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
ilustrasi Toxic Parents Merasuki Orang Tua Asia, Stigma Negatif yang Jadi Guyonan di Medsos mojok.co

Toxic Parents Merasuki Orang Tua Asia, Stigma Negatif yang Jadi Guyonan di Medsos

29 November 2021
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023
jurusan kedokteran mojok.co

Selektivitas 7 Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia 

16 Maret 2023

Terbaru

manfaat puasa mojok.co

Pakar UGM: Berpuasa Baik untuk Kesehatan Mental

23 Maret 2023
rohana kudus pahlawan perempuan

Rohana Kudus: Bermula dari ‘Homeschooling’, Jadi Gemar Bikin Sekolah, Lanjut Jadi Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia

23 Maret 2023
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
universitas brawijaya mojok.co

15 Jurusan yang Sepi Peminat di Universitas Brawijaya, Tingkat Ketetatannya Rendah!

23 Maret 2023
surat pelaku mutilasi mojok.co

Isi Lengkap Surat Pelaku Mutilasi di Sleman Sebelum Tertangkap

23 Maret 2023
massa mengambang jelang pemilu

Jelang Pemilu, Apa itu Massa Mengambang yang Jadi Rebutan Parpol?

22 Maret 2023
Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

22 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In