Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Review Love for Sale 2 yang Katanya The Most Horror Love Story

Redaksi oleh Redaksi
1 November 2019
A A
review love for sale 2 resensi film mojok.co arini ican indra tauhid richard rokok film horor film bagus film indonesia terbaru

review love for sale 2 resensi film mojok.co arini ican indra tauhid richard rokok film horor film bagus film indonesia terbaru

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Film Love for Sale 2 (Andibachtiar Yusuf, 2019) melanjutkan film pendahulunya yang berkisar pada kisah Arini dan Richard. Kali ini Arini dapat klien baru, yaitu Indra Tauhid alias Ican.

Jika Richard (Gading Marten) membutuhkan cinta untuk dirinya sendiri, beda kasus dengan Ican (Adipati Dolken) yang banyak “cinta”. Namun, Ican butuh cinta yang sesuai dengan kriteria calon mantu idaman versi ibundanya. Ajaib, semua kriteria itu ada pada diri Arini (Della Dartyan).

Hebat memang Arini ini. Bisa menyesuaikan diri di berbagai situasi. Di lingkungan urban di arc Richard, Arini menjelma menjadi karakter yang penuh inisiatif dan pinter ngeles. Di perkampungan Ican, Arini berubah jadi pribadi yang kalem nan supel. Lantas Arini jadi tetangga favorit semua warga kampung.

Arini yang adaptif jadi sosok yang adiktif. Ketergantungan Ican dan keluarganya kepada Arini inilah yang jadi bom waktu. Sebagai pacar sewaan, Arini terbilang profesional. Dia bisa masuk ke kehidupan kliennya secara halus. Ucapannya penuh soft selling. Namun, Arini tetaplah seorang karyawan Love, Inc.

Seharusnya kliennya baca term and condition sebelum pesan jasa Arini, jangan main setuju-setuju aja. Saking Arini menghayati peran, kliennya terlena. Baik Richard maupun Ican lupa bahwa segala drama dan romansa ini berdasarkan kontrak.

Sebagai pekerja di industri kreatif, Arini hanya menjalankan tugasnya. Arini memang menaruh hati pada pekerjaannya. Namun, bukan berarti ia tak berbahaya. Soalnya Arini tetap akan pergi setelah masa sewanya habis. Ketika kliennya baper, maka perasaan kehilangan adalah sebuah keniscayaan. Dan itu bukan tanggung jawab Arini.

Di mata penonton yang sudah hafal jalan cerita film pertamanya, Love for Sale 2 masih menampilkan kengerian yang sama. Berhubung masih trauma dengan horor di film pertama, tentulah penonton sudah menyiapkan hati untuk hati-hati terhadap jalinan cerita sekuelnya ini. Kalaupun ujung-ujungnya tetap dibuat patah hati, nggak terlalu berkeping-keping amat.

Namun, para karakter di film tidak punya kesadaran yang sama. Naifnya, mereka menikmati alunan yang dimainkan oleh kecerdasaan sosial Arini. Tak sadar jika Arini hanya pelaku industri. Sementara mereka mendefinisikan cintanya tulus tanpa batas.

Di semesta Love for Sale, ketika cinta sudah didigitalisasi dan dimonetasi, cinta didesain jadi zat adiktif. Untuk menikmatinya, seseorang seperti Richard dan Ican mesti menggelontorkan dana. Seram? O, jelas. Jika tak awas, kita sendiri bisa menuju ke masa cyberpunk itu.

Ngomong-ngomong adiktif, dialog-dialog di seri film Love for Sale bikin nagih untuk didengarkan sebagai bahan kontemplasi. Salah satunya, dialog Richard kepada karyawannya yang menghabiskan jam istirahat dengan merokok. Richard menyampaikan trivia tentang rokok sebagai penyumbang cukai terbesar di negeri ini. Richard memandang perokok sebagai orang dermawan.

Namun, di film Love for Sale 2, rokok diperlakukan berbeda. Seorang tetangga berpesan kepada Ican untuk tidak merokok dan minum kopi di saat dirinya sendiri sedang ngopi dan sebats di pagi hari. Di lain kesempatan, tetangga Ican itu melontarkan tebakan, “Pohon, pohon apa yang berani?”

Ican tak pernah tahu jawaban dari tebak-tebakan itu. Sebab tetangganya keburu wafat.

Jawabannya adalah pohon pisang. Pohon pisang berani karena jantungnya di luar. Dan orang yang menanyakan tebakan itu meninggal dunia diduga karena serangan jantung. Kambing hitamnya? Rokok membunuhmu.

Sama seperti polemik rokok sebagai penyelamat atau penjahat, Arini pun masih bisa diperdebatkan apakah dia baik atau bangsat.

Iklan

(hrs)

BACA JUGA Halo Jokower, Serangan Kalian ke Anies Baswedan Bisa Jadi Bumerang atau komentar lainnya di rubrik POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 1 November 2019 oleh

Tags: love for sale 2review film
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

No Other Choice: rekaman betapa rentan nasib buruh. Mati-mati kerja sampai kehilangan diri sendiri, tapi ditebang saat tak dibutuhkan lagi MOJOK.CO
Catatan

No Other Choice: Buruh Mati-matian Kerja sampai Kehilangan Diri Sendiri, Usai Diperas Langsung Ditebang

16 Oktober 2025
Film Safe Haven.MOJOK.CO
Seni

Tutorial Masuk Surga ala “Kang Mus” dalam Safe Haven, Film Pendek Berdurasi Singkat tapi Ngilunya Melekat

29 April 2025
Memotret Duka Korban Kekerasan Seksual dalam Woman From Rote Island.mojok.co
Aktual

Memotret Duka Korban Kekerasan Seksual dalam Woman From Rote Island

24 Februari 2024
ilustrasi Skor Rating Film Spider-Man No Way Home, Masih Valid Nggak Ya? rotten tomatoes IMDb
Pojokan

Skor Rating Film Spider-Man No Way Home, Masih Valid Nggak Ya?

17 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.