Politik Dinasti Memang Menyebalkan, Namun Majunya Gibran Kadang Memang Diperlukan - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

Politik Dinasti Memang Menyebalkan, Namun Majunya Gibran Kadang Memang Diperlukan

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
24 Juli 2020
0
A A
gibran
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Gibran pernah menyatakan tak akan mencalonkan diri sebagai calon walikota, namun kelak, pernyatannya tersebut kemudian ia koreksi sendiri dengan manuvernya. 

Pada akhirnya, apa yang sudah diperkirakan oleh banyak orang benar-benar terbukti. Gibran Rakabuming benar-benar maju sebagai calon walikota Solo di Pilkada serentak 2020 mendatang berpasangan dengan Ketua DPRD Solo Teguh Prakosa.

Keputusan Gibran maju sebagai calon walikota tentu saja mendapatkan kecaman dari banyak orang. Maklum saja, majunya Gibran dalam Pilwakot memang cukup bertolak belakang dengan sikap yang Gibran tunjukkan kepada publik sekira dua-tiga tahun lalu di mana ia sama sekali tak tertarik pada politik dan bahkan sempat beberapa kali menegaskan ia anti politik dinasti.

Namun kita semua tentu paham, politik itu mampu membuat banyak orang berubah, tak terkecuali Gibran.

Gibran mengikuti manuver bapaknya yang dulu di tahun 2012 pernah berjanji akan memimpin Jakarta selama lima tahun, namun pada akhirnya, ia terjun ke Pilpres 2014, dan menang.

Baca Juga:

Ternyata Hanya Indomie yang Bisa Memahami Politik Rebus Bu Megawati

Megawati, Pemimpin Perempuan Paling Berkuasa dalam Sejarah Nusantara

Baliho Puan Maharani di Desa Terdampak Semeru dari Kacamata Tukang Pasang Baliho

Hadirnya Gibran dalam kontestasi politik tentu saja menjadi hal yang cukup penting dan, pada titik tertentu, memang sudah seharusnya begitu.

Pencalonan Gibran dari awal sudah penuh dengan polemik. Sebelum Gibran memutuskan untuk mendaftar sebagai calon walikota, DPC PDIP sudah punya calon pasangan walikota-wakil walikota yang akan diusung, yakni Achmad Purnomo-Teguh Prakosa.

Secara mekanisme penjaringan kader, Gibran tak bisa dicalonkan, sebab salah satu syarat pengajuan calon melalui penjaringan internal adalah sudah terdaftar sebagai kader minimal tiga tahun, sedangkan kita semua tahu, Gibran resmi menjadi kader baru beberapa bulan yang lewat.

Beruntung Gibran punya jalur khusus yang belakangan ia dapatkan, yakni jalur “kartu sakti” dari atas.

Gibran maju bukan dengan jalur meritokrasi kepartaian. Sebab kalau melalui mekanisme tersebut, Achmad Purnomo-lah yang jauh lebih berhak. Ia sudah jadi kader PDIP sejak lama, ia menjalani karier kepartaiannya dari bawah. Perjuangannya untuk bisa sampai ke level “bakal” dicalonkan adalah perjuangan yang berdarah-darah. Namun pada lintasan akhir, ia harus rela “ditikung” oleh anak muda yang karier politik dan kepartaiannya bahkan hampir tidak ada.

Apakah ini baik? Dalam sebuah organisasi, tentu itu praktik yang tidak baik bahkan cenderung zalim. Seseorang seharusnya berproses dan melewati hierarki keposisian sebelum bisa naik ke atas. Tentu sesuai dengan kapasitasnya.

Namun dalam politik, kezaliman itu tentu saja tak berlaku. Politik itu lentur kayak karet pentil. Ada banyak pemakluman yang memang harus ditempuh dan dikompromikan.

Partai, yang tak bisa dimungkiri merupakan pemain utama perpolitikan, memang sudah selayaknya selalu siap untuk ditantang oleh pemain-pemain lain yang secara nyawa bukan dari partai.

Itulah kenapa, hadirnya calon-calon independen, yang pasti tidak disukai oleh partai, selalu menjadi hal yang menarik.

Majunya Gibran adalah bagian dari hingar-bingar politik yang penuh warna. Betapa partai, tak seharusnya terlalu jumawa pada kepartaiannya, sebab ada banyak hal yang bisa dengan mudah mengalahkannya.

Gibran, kendati ia sudah berstatus sebagai kader, namun tetap saja ia bukan kader “kultural” yang layak merepresentasikan nilai partai itu sendiri. Gibran adalah kader “dadakan”, sehingga kadar kepartaiannya boleh dibilang masih sangat kecil, bahkan cenderung nol.

Namun, hadirnya Gibran tentu cukup menarik, utamanya sebagai entitas yang tepat untuk menghantam keyakinan pada kekuatan politik yang terlalu partai-sentris.

Majunya Gibran seakan memberikan pesan penting, bahwa partai hanyalah mesin. Tidak lebih. Dan selayaknya mesin, keberadaannya memang berguna untuk mempermudah hidup manusia, namun manusia tetap bisa hidup tanpanya.

Pada titik tertentu, politik memang selalu butuh sosok yang bisa menang karena faktor keilmuannya, kepopulerannya, kebermanfaatannya, sumbangsihnya, pengalamannya, hubungan kekeluarganya, atau apa pun itu, untuk menandingi faktor kepartaiannya.

Dan kali ini, kebetulan, Gibran adalah salah satunya.

Terakhir diperbarui pada 24 Juli 2020 oleh

Tags: gibranpdip
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Ternyata Hanya Indomie yang Bisa Memahami Politik Rebus Bu Megawati

Ternyata Hanya Indomie yang Bisa Memahami Politik Rebus Bu Megawati

28 Maret 2022
Megawati, Pemimpin Perempuan Paling Berkuasa dalam Sejarah Nusantara MOJOK.CO

Megawati, Pemimpin Perempuan Paling Berkuasa dalam Sejarah Nusantara

19 Februari 2022
Baliho Puan Maharani di Desa Terdampak Semeru dari Kacamata Tukang Pasang Baliho

Baliho Puan Maharani di Desa Terdampak Semeru dari Kacamata Tukang Pasang Baliho

24 Desember 2021
Serba Salah sama Orang yang Merendah untuk Meroket, Insecure Beneran Apa Sombong sih?

Polemik Celeng di Kandang Banteng

13 Oktober 2021
Gibran Maju Cawalkot Solo Itu Tak Mengapa, Tapi Caranya Nggak Gitu Juga

Gibran Didorong buat Maju Pilgub DKI 2024 dan sampai Disebut Gus Gibran

13 September 2021
Puan Maharani Tak Perlu Minta Maaf, Sumatera Barat Emang Kurang Mendukung Negara Pancasila

Puan Maharani dan Dua Politisi PDIP Kritik Pemerintahan Jokowi? Lah, Tumben?

3 Agustus 2021
Pos Selanjutnya
5 Alasan Kamu Perlu Meninggalkan Twitter atau Jaga Jarak Sekian Meter

5 Alasan Kamu Perlu Meninggalkan Twitter atau Jaga Jarak Sekian Meter

Komentar post

Terpopuler Sepekan

gibran

Politik Dinasti Memang Menyebalkan, Namun Majunya Gibran Kadang Memang Diperlukan

24 Juli 2020
Gunung Semeru: Lagu Pilu di Balik Keagungan Mahameru MOJOK.CO

Gunung Semeru: Lagu Pilu di Balik Keagungan Mahameru

12 Mei 2022
Purworejo ibukota hindia belanda

Foto-foto Lama dan Cerita Purworejo yang Gagal Jadi Ibu Kota Hindia Belanda

9 Mei 2022
Jarang Pulang ke Rumah karena Gampang Mabuk Perjalanan

Ringkasan Cerita ‘KKN di Desa Penari’ buat Para Pemalas dan Penakut

29 Agustus 2019
mie ayam pak kliwon mojok.co

Mie Ayam Pak Kliwon, Kesayangan Anak Teladan

15 Mei 2022
demo pilrek ugm mojok.co

Diwarnai Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa, UGM Siap Punya Rektor Baru

12 Mei 2022
danais untuk pekerja mojok.co

Buruh Jogja Tuntut Sultan Ground untuk Perumahan, Danais untuk Beasiswa Pekerja

13 Mei 2022

Terbaru

D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini

16 Mei 2022
Bus Eka "Belahan Jiwa" mojok.co

Di Balik Kemudi Bus Eka ‘Belahan Jiwa’, Teman Para Pejuang Rupiah

16 Mei 2022
Higgs Domino dan Parlay Bola Memang Seksi, Membuatku Berani Bilang Persetan kepada Trading, Kripto, dan NFT MOJOK.CO

Higgs Domino dan Parlay Bola Memang Seksi, Membuatku Berani Bilang Persetan kepada Trading, Kripto, dan NFT

16 Mei 2022
mie ayam pak kliwon mojok.co

Mie Ayam Pak Kliwon, Kesayangan Anak Teladan

15 Mei 2022
Koh Hin Muslim Tionghoa

Cerita dari Koh Hin, Muslim Tionghoa di Parakan Temanggung

14 Mei 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In