MOJOK.CO – Pernyataan-pernyataan tidak empatik Mahfud MD mulai sering membuat dirinya menjadi public enemy di media sosial.
Mahfud MD tentu tak bakal menyangka, bahwa pernyataannya terkait praktik politik transaksional dalam pelaksanaan pemilu daerah yang ia katakan delapan tahun lalu bakal terus-menerus direplikasi dan dijadikan guyonan sampai sekarang, utamanya seiring dengan dirinya yang terpilih menjadi Menkopolhukam dalam Kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Presiden Joko Widodo-K.H Ma’ruf Amin.
“Malaikat masuk ke dalam sistem Indonesia pun bisa jadi iblis juga.” Begitu kata Mahfud MD saat itu.
Apa yang dikatakan oleh Mahfud MD tersebut tentu saja adalah hal yang benar belaka. Sistem pemilihan kepala daerah yang memang sarat dengan biaya politik yang tinggi memang sangat berpotensi membuat siapa saja kepala daerah yang terpilih untuk melakukan tindak korupsi. “Saat biaya politik semakin mahal, elite juga semakin jelek karena sistem yang dibangun mendorong ke arah korupsi,” terangnya.
Setelah pernyataannya tersebut dibikin meme dan guyonan berkali-kali, Mahfud MD pun berkali-kali pula menjelaskan tentang pernyataannya. Dalam episode ILC “Haruskah Perppu KPK” yang tayang pada tanggal 1 Oktober 2019, Mahfud MD bahkan tampak agak emosional saat menjelaskan tentang pernyataannya bertahun-tahun silam itu.
Ia menjelaskan bahwa maksud pernyataannya bukan berarti sistem pemerintah hina untuk dimasuki. Ia mengatakan bahwa “Malaikat masuk ke dalam sistem Indonesia bisa jadi iblis” itu semata dalam koridor sistem pemilihan kepala daerah.
Penjelasannya tersebut secara moral seharusnya cukup untuk memungkasi olok-olok tentang dirinya.
Namun, Mahfud MD tampaknya memang tak terlalu belajar banyak dari kejadian yang sudah menimpanya. Sebagai pejabat tinggi, ia masih saja terus teledor dengan pernyataan-pernyataannya baik di depan wartawan maupun melalui media sosial.
Pada masa-masa awal kasus Covid-19 mulai dilaporkan di Indonesia, bukannya memperketat dan waspada, justru banyak pejabat yang membagikan guyonan-guyonan terkait Covid-19 ini. Mahfud MD salah satunya. Hal yang kelak pastilah akan sangat disesalinya.
“Alhamdulillah. 243 WNI yang pulang dari Wuhan dan diobservasi 14 hari di Natuna dinyatakan bersih dari Corona. Dalam kelakarnya, Menko Perekonomian Airlangga bilang ‘Karena Perizinan di Indonesia berbelit-belit, maka virus Corona tidak bisa masuk. Tapi Omnibus Law tentang perizinan lapangan kerja jalan terus.” Kata Mahfud MD pada 18 Maret 2020 lalu.
Kelak, dua bulan berselang, Mahfud MD kembali mengulangi kesalahannya.
Kali ini saat memberikan sambutannya di acara Halal bi Halal IKA UNS yang disiarkan di kanal Youtube Universitas Sebelas Maret pada Selasa, 26 Mei 2020 lalu. Dalam sambutan tersebut, Mahfud MD sempat menyinggung Covid-19. Bukan hanya satu, melainkan dua.
Mahfud MD, dalam sambutannya itu, sempat membandingkan jumlah angka kematian akibat kecelakaan dengan angka kematian akibat corona. Ia menyebut jumlah korban jiwa karena kecelakaan jauh lebih banyak ketimbang yang meninggal karena corona.
“Angka kecelakaan lalu lintas itu 9 kali lebih banyak dari Corona,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mahfud juga membandingkan angka kematian akibat corona dengan angka kematian karena diare, kanker, dan juga AIDS.
Banyak orang memprotes pernyataan Mahfud ini. Maklum, diare dan kanker tidak bisa menular seperti corona. Sementara AIDS, walaupun bisa menular, namun penularannya jauh lebih susah ketimbang virus corona yang bisa mudah menular hanya melalui percikan cairan tubuh.
Pernyataan “blunder” lain dari Mahfud MD dalam forum yang sama adalah saat ia membagikan meme tentang perbandingkan corona dan istri yang ia dapat dari Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Dalam meme tersebut, Covid-19 disamakan dengan istri.
“Judulnya itu dalam bahasa Inggris. Corona is like your wife. In easily you try to control it, then you realize that you can’t. Than you learn to live with it. Corona itu seperti istrimu, ketika engkau mau mengawini kamu berpikir kamu bisa menaklukkan dia. Tapi sesudah menjadi istrimu, kamu tidak bisa menaklukkan istrimu,” ujarnya.
Tak pelak, hal tersebut langsung memicu polemik. Pernyataannya mengutip meme yang dianggap seksis dan keterlaluan tersebut langsung membuat Mahfud MD menjadi bulan-bulanan di sosial media.
Seakan masih tetap tak mau belajar dari kesalahannya, Mahfud kembali menantang jari-jari pedas netizen.
Dua minggu lalu, di masa PPKM, ia mencuitkan sesuatu tentang kegiatannya yang kemudian memancing banyak orang untuk menyinyiri dirinya.
“PPKM memberi kesempatan kepada saya nonton serial sinetron Ikatan Cinta. Asyik juga sih, meski agak muter-muter. Tapi pemahaman hukum penulis cerita kurang pas. Sarah yang mengaku dan minta dihukum karena membunuh Roy langsung ditahan. Padahal pengakuan dalam hukum pidana itu bukan bukti yg kuat.” begitu tulis Mahfud MD.
“Pembunuh Roy adalah Elsa. Sarah, ibu Elsa, mengaku sebagai pembunuhnya dan minta dihukum demi melindungi Elsa. Lah, dalam hukum pidana tak sembarang orang mengaku lalu ditahan. Kalau begitu nanti banyak orang berbuat jahat lalu menyuruh (membayar) orang untuk mengaku sehingga pelaku yang sebenarnya bebas.” Lanjutnya.
Twit Mahfud MD dianggap tidak peka terhadap kondisi masyarakat yang memang sedang tidak baik-baik saja karena dihantam oleh pandemi Covid-19. Twit Mahfid MD tersebut tak ubahnya seperti twit juru bicara presiden Fadjroel Rachman yang menuliskan “Hidup yang tidak dipertaruhkan, tidak akan pernah dimenangkan ~ Friedrich Schiller”.
Twit Mahfud MD terkait aktivitasnya menonton sinetron Ikatan Cinta, walau masih tetap dalam koridor kelimuannya sebagai pakar hukum, tetaplah kurang elok. Tak berlebihan jika quote retweet-nya di twit Pak Mahfud tadi penuh dengan sindiran dan nyinyiran.
Yang paling anyar, Mahfud MD kembali membuat netizen geram sebab ia menuliskan twit yang arahnya terkesan mendramatisir kasus kematian akibat Covid-19.
“Mengharukan. Ada seorang kaya raya di Jatim meninggal ketika sedang menunggu antrean penanganan. Ada juga Profesor kedokteran senior menyerahkan kesempatan kepada juniornya untuk menggunakan satu-satunya oksigen yang tersisa ketika keduanya sama-sama terserang Covid. Sang profesor kemudian wafat.” Tulis Mahfud MD.
Twit tersebut kembali membuat Mahfud MD diserang. Ia dianggap keterlaluan sebab menarasikan momen yang menyedihkan itu sebagai hal yang mengharukan. Padahal, salah satu penyebab utama kenapa angka kematian Covid-19 yang tinggi adalah buruknya upaya pemerintah dalam mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di mana Mahfud MD sebagai pejabat negara adalah salah satu bagian di dalamnya.
Dengan rekam jejak yang ada, tampaknya catatan-catatan menyebalkan tentang pernyataan-pernyataan tidak empatik yang keluar dari Mahfud MD masih akan terus terjadi.
Sebagai pejabat, Mahfud MD kelihatannya memang amat suka menjadi musuh bagi netizen dan menjadi bahan meme serta guyonan.
Pernyataan-pernyataan Mahfud MD, tokoh yang dulu amat sangat dihormati itu, suka atau tidak, memang cocok dianggap sebagai bukti, bahwa pejabat yang “jahat” bermula dari pejabat yang baik yang tersakiti.
BACA JUGA Ketimbang Sinetron Ikatan Cinta, Pak Mahfud MD Seharusnya Menonton Tayangan-Tayangan Televisi Ini dan artikel AGUS MULYADI lainnya.