Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Pada Dasarnya, KPAI Tidak Sedang Berhadapan Dengan PB Djarum

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
9 September 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tentu saja, sebagai negara yang penuh dengan modal ekonomi yang bagus, Indonesia ini masih menjadi negara yang jauh dari ideal. Bahwa ada upaya besar untuk terus memperbaiki, itu jelas, tapi memang belum ideal.

Tarif listrik mahal, sistem jaminan kesehatan yang masih sering acakadut, biaya sekolah yang kerap aneh dan tidak terduga, dll.

Dalam kondisi yang demikian, ada dua hal yang sering menjadi katarsis bagi banyak orang Indonesia di tengah kondisi hidupnya yang sering ruwet itu: musik dan olahraga.

Banyak orang Indonesia yang, mau hutangnya banyak, anak belum bayar sekolah, meteran listrik jentat-jentit karena sebentar lagi mau habis, tapi asal bisa ndangdutan atau lihat timnas menang, maka beban terasa menjadi lebih ringan.

Terhadap dua katarsis ini, perusahaan-perusahaan rokok merawatnya dengan baik.

Dari Soundrenalin yang tiketnya ratusan ribu sampai konser gratisan ala grebeg pasar atau konser “rock n’ dut” yang papan bannernya gambar tampang Charly van Houten itu. Dari kompetisi Liga Djarum, sampai kompetisi tarkam Dji Sam Soe Spekta Bola.

Musik dan olahraga menjadi dua hal yang bagi banyak orang Indonesia menjadi semacam penepuk bahu kehidupan.

Tak heran, ketika dua entitas ini diganggu, masyarakat serta-merta menjadi pembela paling depan.

KPAI menjadi contoh terbaru yang merasakan betapa masyarakat tampil menjadi pembela militan bagi katarsis mereka.

Badminton, tidak bisa tidak, merupakan olahraga yang paling membanggakan bagi Indonesia. Setidaknya, olahraga itulah yang kerap menyumbangkan gelar bagi Indonesia dan membuat negara ini dikenal sebagai salah satu jagoan dunia.

Banyak orang Indonesia begitu mencintai olahraga ini.

KPAI dihujat di sosial media sebab dianggap menjadi biang mundurnya PB Djarum, salah satu klub badminton Indonesia dalam usaha pembibitan atlet badminton melalui beasiswa.

Lembaga tersebut menuduh bahwa program beasiswa badminton oleh PB Djarum sebagai salah satu bentuk eksploitasi anak.

Walau mungkin agak berlebihan, namun mundurnya PB Djarum dalam program audisi pencarian bakat atlet muda badminton dianggap sebagai salah satu titik awal kemunduran badminton nasional, hal tersebut mengingat ada banyak atlet juara dunia yang lahir dari program ini. Di samping itu, belum banyak perusahaan swasta yang mau menggelontorkan dana yang sangat besar untuk ikut menyokong dunia tepok bulu ini.

Iklan

Kemarahan masyarakat terhadap KPAI adalah respons yang sangat wajar. Ketika pemerintah bahkan belum mampu mensejahterakan warganya dengan baik, ealah, kok ya pelampiasan untuk melupakan sejenak ketidaksejahteraan itu masih saja diganggu.

Dalam kasus ini, KPAI tampaknya tidak sedang berhadapan dengan Djarum. Ia berhadapan dengan masyarakat banyak, baik yang perokok maupun yang tidak.

Dan perlu diingat, berhadapan dengan masyarakat adalah seburuk-buruknya pertandingan. Sebab, unggul atau tidak, ia tetaplah pihak yang kalah. Bahkan sebelum pertandingan dimulai.

Terakhir diperbarui pada 10 September 2019 oleh

Tags: djarumkpai
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Doa tak putus dan ketegaran ibu demi masa depan anak di audisi bulu tangkis PB Djarum 2025 Kudus MOJOK.CO
Ragam

Doa Tak Putus dan Ketegaran Ibu untuk Masa Depan Anak di Arena Bulu Tangkis, Terpisah Raga tapi Senantiasa Bertaut Jiwa

10 September 2025
Warga Temanggung terima bantuan RSLH dari PT Djarum MOJOK.CO
Kilas

15 Rumah Tak Layak Huni di Temanggung Diperbaiki PT Djarum, Target Sampai 500 Lebih Rumah Lagi di Jawa Tengah

31 Juli 2025
Kudus, RSLH.MOJOK.CO
Ragam

Impian Rumah Layak Pemulung Tunanetra di Kudus yang Kini Menjadi Kenyataan

25 April 2025
Rokok Win: Rokok Murah yang Siap Mengalahkan Gudang Garam MOJOK.CO
Esai

Nggak Heran kalau Gudang Garam Mulai Cemas, Rokok Win yang Lebih Murah Mampu Memenangkan Pertarungan Rasa di Jawa Timur dan Pulau Jawa

19 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.