Nicholas Saputra Antre Itu Nggak Istimewa, Memang Sudah Seharusnya lah!

ilustrasi Nicholas Saputra Antre Itu Nggak Istimewa, Memang Sudah Seharusnya lah! mojok.co

ilustrasi Nicholas Saputra Antre Itu Nggak Istimewa, Memang Sudah Seharusnya lah! mojok.co

MOJOK.CONama Nicholas Saputra kembali menuai puja-puji setelah ketahuan tertib antre vaksin bahkan membela orang yang disela. Ah, kan biasa aja.

Nicholas Saputra konon merupakan definisi sempurna orang good looking, good attitude, dan good manner. Langka banget memang orang kayak Mas Nico atau Mas Nicsap. Biasanya orang good looking itu punya attitude yang ngawur. Dan biasanya, orang yang punya attitude baik itu kok ya ndilalah nggak good looking. Untungnya nggak semua begitu, masih ada Nicsap sang penyelamat reputasi kaum good looking.

Setelah sering dipuja karena sikapnya yang cool dan baik hati, netizen kembali memuja abang-abang kriwil ini sebab ada unggahan yang menceritakan blio antre vaksin.

Sekilas cerita itu memang menggemaskan. Membuat banyak kaum hawa mulai pecah jadi kepingan rindu yang tak kunjung dihadiahi temu. Siapa juga yang tidak meleleh melihat sikap Nicholas Saputra bak gentlemen memprotes kerumunan penyela antrean. Kehadiran blio mungkin serupa oase di padang pasir, saat seleb lain menggunakan nama besar mereka buat mendahului “rakyat jelata”, Mas Nicsap justru membelanya. 

Sayang seribu sayang, Nicholas Saputra seharusnya memang tak dianggap istimewa hanya karena perilakunya yang disiplin. Mohon maaf saja, apa yang blio lakukan memang sudah seharusnya. Nggak perlu lah kita beri puja-puji berlebih.

Nicholas Saputra tidak istimewa karena tertib antrean, tapi blio istimewa karena ketampanannya memang. Itu sih hampir mutlak ya, Wak.

Justru seleb-seleb yang menyela antrean itulah yang patut dirujak. Sudah tahu kesehatan itu milik semua manusia, bukan cuma milik yang good looking, tapi masih saja minta didahulukan.

Bahkan persoalan ini nggak sesederhana seperti salut sama Nicholas Saputra, tapi juga soal betapa buruknya tabiat orang Indonesia perkara antre. Jangankan antre vaksin yang kedengarannya memang lebih serius ya, antre belanja saja kalau disela bikin hati pegel-pegel.

Saya yakin Mas Nicsap bukanlah satu dari sekian banyak manusia (yang kebanyakan ibu-ibu) yang nyela antrean di minimarket dengan alasan, “Saya duluan ya, Mbak, cuma 3 item kok.” Kalimat pamungkas lainnya yang sering dipakai adalah, “Mbak, saya keburu banget, sudah ditungguin.” Perkara disela begini, saya dan kawan-kawan setongkrongan selalu punya jurus pamungkas dengan menjawab, “Lek kesusu budalo wingi, Rek!” (Kalau terburu-buru, berangkatnya kemarin aja, Woy). Mas Nicsap nggak pernah begini, insya Allah. Begitu juga, saya, kamu, Fiersa Besari, dan ribuan orang disiplin lainnya yang beneran nggak pernah nyela antrean, tapi kami tidak menerima puja-puji kayak Mas Nicsap. Ya karena memang sudah seharusnya begitu kan?

Gini, gini. Bukannya saya iri terus pengin digemes-gemesin kayak Mas Nicsap. Saya cuma takut kalau orang disiplin bakal diakui sta mereka good looking. Bukan mustahil lama-lama muncul anggapan konyol, “Halah, bukan Nicholas Saputra aja ngelarang orang nyela antrean, dih cakep lu?”

Chaotic.

Padahal nyela antrean in bisa jadi sebuah perbuatan kecil yang kayak dosa kecil, minim damage, namun menyebabkan kedongkolan yang lebih serius. Seorang editor saya pernah bercerita pengalaman traumatisnya bahwa blio nggak mau lagi beli pecel madiun karena pernah disela ibu-ibu saat beli.

“Seumur hidup aku nggak mau beli di situ lagi. Aku udah antre dari pagi, ada ibu-ibu baru dateng pesen tiga bungkus, eh kok langsung dilayani. Enak aja, aku langsung marah-marah. Nggak cuma ke si ibu-ibu, tapi juga ke penjualnya.”

Kawan saya ini bahkan cerita sampai muncrat. Kekecewaannya sudah serupa pecel yang diuleg-uleg sampai pedas. Perkataannya benar, nyela antrean bukan cuma salah si yang menyela. Itu juga salah si penjual atau pihak otoritas yang membiarkan ketidakadilan terjadi. Sama aja kayak nepotisme, kamu pikir yang dihukum yang nasih suap aja? Penerima suap juga dong!

Bagaimanapun, walau tak layak menerima puja-puji berlebihan karena kegantengannya, Nicholas Saputra layak diberi ucapan terima kasih. Terima kasih, Bang, karena sudah membawa topik disiplin antre jadi seksi begini. Terima kasih sudah membuat banyak orang menyampaikan uneg-uneg soal betapa dongkolnya mereka sama orang-orang yang mau enaknya doang. Terima kasih juga sudah menyelamatkan kaum good looking dari anggapan buruk (walau itu juga nggak bisa dibilang mewakili kaum saya).

BACA JUGA Bagi Laki-laki, Nicholas Saputra Adalah Sosok yang Merepotkan dan tulisan AJENG RIZKA lainnya.

Exit mobile version