• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Top 3 Kelakuan Orang Norak bin Menyebalkan Saat Antre

Hawa Firdausi oleh Hawa Firdausi
8 Februari 2021
A A
Top 3 Kelakuan Orang Norak bin Menyebalkan Saat Antre terminal mojok.co

Top 3 Kelakuan Orang Norak bin Menyebalkan Saat Antre terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Salah satu hikmah pandemi adalah adanya kesadaran untuk menjaga jarak di tempat-tempat yang memang sudah sepatutnya tidak dijejali manusia. Bus, lift, tangga berjalan, dan segala macam antrean. Idealnya—mau ada pandemi ataupun tidak—sebuah antrean itu tertib, rapi, dan nggak berdesakan. Kenapa? Kita sepakat dong yang namanya antre itu kurang nyaman karena harus menunggu, jadi masa sih harus menambah ketidaknyamanan antrean dengan nggak tertib? Cuma orang norak dan kelewat annoying yang menyepelekan masalah antre.

Tapi, bagi sebagian orang, konsep antrean tertib ini memang ibarat sesuatu yang asing. Tiga kelakuan di bawah ini adalah contoh paling menyebalkan yang pernah ada di muka Bumi.

Daftar Isi

  • #1 Mendorong punggung
  • #2 Nggak paham konsep “First come, first served”
  • #3 Nggak tahan lihat space kosong
      • Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
      • Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

#1 Mendorong punggung

Ini pernah saya alami di pasar dan halte bus. “Macet” di pasar waktu itu terjadi karena arus dua arah orang-orang di gang yang sempit terhalang oleh salah satu lapak yang menonjol ke gang. Alhasil, satu arah harus berhenti sebentar demi bergantian dengan arah sebaliknya. Hanya beberapa detik kan itu antreannya, tapi emak-emak di belakang saya menempelkan tangannya di punggung saya sambil sedikit mendorong. Lah, emangnya kalau dorong saya antreannya bakal lebih cepat? Hmmm orang norak kok ada di mana-mana sih.

Kasus di halte bus juga serupa. Ibu-ibu menempelkan jari-jarinya di punggung saya begitu pintu bus terbuka. Seolah kodein saya untuk terabas masuk bus, nggak nunggu orang yang keluar bus dulu.

Memang ibu-ibu norak dan nggak sabaran ini nggak menyela antrean sih, tapi nempelin tangan ke punggung orang lain tanpa diminta tuh sungguh tidak beretika.

#2 Nggak paham konsep “First come, first served”

Antrian model “first come, first served” ini contohnya bisa dilihat di antrean bank saat nasabah mengambil nomor sesuai kedatangannya. Mesin otomatis kemudian akan memanggil nomor secara berurutan dan menyalurkan setiap nasabah ke teller/CS yang kosong. Antrean model “satu antrean dan banyak layanan” ini lebih adil dibanding “banyak antrean dan banyak layanan”.

Bayangkan sebuah area toilet yang punya 4 bilik. Si A datang lebih dulu dan mengantre di depan bilik 1. Si B lalu datang belakangan dan mengantre di depan bilik 2. Tapi, kemudian orang yang di bilik 2 lebih cepat selesai “urusannya” dari orang di bilik 1. Si B yang merasa bilik 2 sudah dia “booking”, jadi masuk duluan deh. Kalau kamu jadi si A dan kebelet pipis, mangkel nggak tuh kira-kira?

Ini pengalaman nyata yang sering saya temukan di toilet (perempuan). Dalam konsep “first come, first served” harusnya si A yang masuk bilik duluan, bilik mana pun itu. Makanya, alih-alih saling “booking” tempat dengan antre di depan bilik, antre toilet tuh sebaiknya satu antrean panjang saja sebelum masuk area bilik (jadi bisa dilihat bersama mana bilik yang kosong duluan).

Ada area toilet tertentu yang orang-orangnya memang sudah sadar konsep ini sih jadi tanpa imbauan pun sudah bikin satu antrean untuk banyak bilik. Antreannya memang jadi lebih panjang, tapi akan bergerak lebih cepat. Orang yang mau BAB, para ibu yang mau ganti celana anaknya, atau orang-orang yang butuh waktu lebih lama di bilik jadi nggak “mengganggu” antrean orang lain.

Konsep “first come, first served” memang tidak untuk diaplikasikan ke semua jenis antrean. Misalnya, antrean rumah sakit. Tentu nggak manusiawi kalau mendahulukan orang keseleo yang datang duluan dari orang gagal jantung yang datang belakangan. Contoh lain di kasir supermarket. Nggak adil juga orang yang belanja 3 barang harus menunggu di belakang orang belanja 3 troli. Itulah kenapa biasanya di tempat-tempat seperti itu ada jalur-jalur khusus sesuai kebutuhan pelanggan.

#3 Nggak tahan lihat space kosong

Kalau dua pengalaman sebelumnya saya temui di zaman BC (Before Corona), drama antrean yang ini terjadi baru-baru ini di masa pandemi. Sebagai orang yang taat prokes, saya selalu berusaha jaga jarak 1 meter dari orang depan saya saat antre di kasir, meski nggak ada stiker penanda jarak. Ealah, ada saja orang yang baru datang dan nyelip di space semeter itu karena dianggapnya saya nggak lagi ngantri. Punten, pandemi kudu jaga jarak, Lur!

Kecuali saya bawa meteran untuk menandakan jarak 1 meter, rasanya susah juga untuk menegur orang lain untuk tetap jaga jarak dengan ukuran yang presisi. Makanya, stiker/cat penanda jarak yang banyak kita temukan sekarang ini lumayan ampuh untuk mendisiplinkan orang-orang. Meskipun banyak juga jenis orang yang masih abai atau orang yang bisa mengikuti aturan, tapi begitu nggak ada penandanya, balik lagi dempet-dempetan. Ternyata orang norak dalam urusan antrean ini masih eksis di masa pandemi.

Pada dasarnya, antre itu kan menunggu giliran. Orang jadi nggak tertib karena panik nggak dapat giliran. Padahal kalau semuanya mau rapi, kita bakal kebagian kok. Ketika sistemnya yang bermasalah dan menghambat kita dari tujuan antri—mesin kasir rusak, misalnya—kita boleh saja meninggalkan atau menegur sistem. Tentu dengan cara yang baik ya, nggak serta-merta marah-marah ke petugas kasir sambil bilang begini.

“Kamu tuh nggak bener kerjanya! Mana manajer kamu, saya mau komplen!”

Pernah lihat orang yang seperti itu? Jangan ditiru ya, itu orang norak. Let’s be a responsible and civilized citizen.

BACA JUGA Pengalaman Saya Menghadapi Ibu-ibu yang Antre dengan Keras Kepala dan tulisan Hawa Firdausi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 Februari 2021 oleh

Tags: manusia menyebalkanmengantre

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Hawa Firdausi

Hawa Firdausi

Microbiology and Management graduate. Science communication enthusiast.

ArtikelTerkait

Rumitnya Bayar Pajak Kendaraan Sebelum Era E-Samsat terminal mojok.co pajak online

3 Alasan Nggak Masuk Akal Ketika Menyerobot Antrean

12 Agustus 2020
atm center

4 Tipe Orang Menyebalkan yang Biasa Ditemui Saat Antri di ATM Center

7 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
cari muka di dunia kerja Kena Tipu Interview Kerja Bikin Saya Menyadari Tak Ada yang Abadi di Dunia Ini Terminal mojok

Kena Tipu Interview Kerja Bikin Saya Menyadari Tak Ada yang Abadi di Dunia Ini

Menilai Mutu Sinetron Indonesia Tanpa Memakai Logika Terminal mojok

Menilai Mutu Sinetron Indonesia Tanpa Memakai Logika

Ondel-ondel, Ikon Jakarta yang Terpinggirkan Terminal mojok

Ondel-ondel, Ikon Jakarta yang Terpinggirkan



Terpopuler Sepekan

4 Alasan Wajib Pakai Telkomsel meski Cuma Kartu Cadangan Terminal Mojok Farzand01 Shutterstock
Gadget

Telkomsel, Provider Seluler yang Diskriminatif

oleh Muhammad Arif Prayoga
4 Februari 2023

Kok bisa harga-harganya beda?

Baca selengkapnya
5 Dosa Tukang Tambal Ban yang Perlu Banget Kalian Ketahui

5 Dosa Tukang Tambal Ban yang Perlu Banget Kalian Ketahui

5 Februari 2023
Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema (Unsplash)

Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema

3 Februari 2023
Sebagai Warga Surabaya, Saya Setuju Ibu Kota Jawa Timur Pindah ke Malang Terminal Mojok

Sebagai Warga Surabaya, Saya Setuju Ibu Kota Jawa Timur Pindah ke Malang

5 Februari 2023
4 YouTuber Berkualitas yang Bakal Bikin Pinter Kaum Micin

4 YouTuber Berkualitas yang Bakal Bikin Pinter Kaum Micin

5 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!