Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Mimbar Gereja Berbentuk Bekicot Ini Maksudnya Apa Coba?

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
23 Juli 2019
A A
mimbar gereja MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Tebak-tebakan: Kenapa mimbar gereja yang suci ini dibikin berbentuk rumah bekicot? Soalnya kalau dibikin berbentuk nanas, nanti dikira rumah SpongeBob.

Sering banget lah kita dengar orang ngeluh, ngapain sih bahas agama, bikin panas aja. Tapi, entah kenapa begitu masuk ke semesta bercandaannya orang Kristen, bahas agama bisa jadi lucu banget. Seperti meme di Twitter satu ini, yang jelas bukan pemandangan lazim.

Kamu bisa lihat kan di foto ini, yang nggak tahu deh gerejanya ada di mana, seekor bekicot raksasa nongol di mimbar. Dari dalam bekicotnya terus muncul  pendeta berjubah hitam.

Ini cara keluarnya gimana? Di-hah-hah-in kayak keong? Atau ngeluarinnya harus mengikuti tips di Injil Matius 7 ayat 7-8, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima, dan setiap orang yang mencari mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya akan dibukakan pintu.”

Buat umat Kristen, dan Katolik, foto ini asli lucu. Bayangkan, pendeta atau romo galak akan khotbah di sana membahas topik favorit mereka, “kita yang berdosa”.

“Kalian adalah domba-domba yang tersesat! Kalian adalah orang-orang berdosa! Bertobatlah kawan-kawan muda, karena kerajaan Tuhan sudah dekat!”

Topik ini dibahas tiap akhir pekan, dan akibatnya tiap akhir pekan juga umat Kristen dan Katolik autoberdosa dan harus mengaku dosa. Disemprot. Dimarahi. Darah Yesus! Bayangkan penderitaan kami ini yang jadi orang berdosa tiap minggu!

Dan kemudian bayangkan pula, umat Kristen atau Katolik yang nelangsa itu disemprot oleh pendeta atau romo galak yang tegak berdiri dalam bekicot raksasa. Yang awalnya rendah diri karena merasa jadi orang berdosa tiap akhir minggu, hatinya langsung berubah lebih enteng setelah memandangi wajah pendeta memerah dalam bekicot raksasa.

Umat Kristen dan Katolik memang dikenal luwes ketika beribadah. Terutama saudara-saudara Kristen, yang bisa membuat segala lagu pujian menjadi lebih ngepop. Dinyanyikan sesering mungkin ketika ibadah sambil berdiri dan melambai-lambaikan tangan. Ibadah menjadi lebih meriah. Duduk, berdiri, duduk, berdiri, nyanyi, mengaku dosa. Ini ibadah yang mens sana in corpore sano.

Agak sedikit berbeda dengan umat Katolik. Boleh sih bikin variasi di tata cara ibadah, misalnya lagu-lagu pujian dibawakan pakai gamelan, orkestra, maupun akapela karena yang biasa main organ lagi masuk angin dan nggak ke gereja. Namun, variasi itu tetap nggak boleh ngutak-atik tata cara liturgi.

Mau pakai tari-tarian, mau pakai drama untuk menggambarkan bacaan Injil juga boleh. Bahkan dulu ada gereja yang bikin visualisasi nyeleneh ketika perayaan Paskah. Ketika sebuah tirai terbuka, boneka Yesus tiba-tiba terbang. Karena itu cuma boneka, gravitasi berbicara, bonekanya jatuh deh. Kejadian ini meme material sekali manakala ditambah caption ala headline koran Lampu Hijau: “Tuhan mau naik ke surga, eh sampai tengah jalan turun lagi, ingat domba tersesat belum ketemu.”

Ibadah Kristen dan Katolik memang luwes. Saya rasa, keluwesan cara beribadah ini adalah gambaran umatnya: luwes ketika menghadapi “masalah”. Mau nisan salib dipotong, keluarganya nrimo ing pandum. Mau gereja nggak dapat IMB selama 40 tahun lebih, ya ibadah di tempat lain.

Walau memang sih, antara takut dan menerima itu bedanya tipis. Hehehe.

Terakhir diperbarui pada 23 Juli 2019 oleh

Tags: KatolikKristenmimbar gerejapendetaromo
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Cerita Kebiasaan Orang Jawa yang Bikin Kaget Calon Pendeta MOJOK.CO
Esai

Cerita Calon Pendeta yang Kaget Diminta Mendoakan Motor Baru: Antara Heran dan Berusaha Memahami Kebiasaan Orang Jawa

21 November 2025
Katolik Susah Jodoh Tolong Jangan Login dan Ambil Jatah Kami MOJOK.CO
Esai

Cari Pasangan Sesama Katolik itu Susah, Tolong Jangan Login dan Ambil Jatah Kami

13 November 2025
Paus Leo XIV, Sarjana Matematika Memimpin Umat Katolik MOJOK.CO
Esai

Habemus Papam! Kisah Paus Leo XIV Sarjana Matematika yang Akan Memimpin Umat Katolik di Masa Kritis

9 Mei 2025
Saksi Yehuwa Bukan Bagian dari Kristen MOJOK.CO
Esai

Saksi Yehuwa yang Bagi-Bagi Brosur Itu Bukan Bagian dari Kristen

24 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan MOJOK

Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

21 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.