Menjawab 4 Pertanyaan Logika yang Terasa Tidak Penting tapi Sangat Mendasar

ilustrasi Menjawab 4 Pertanyaan Logika yang Terasa Tidak Penting tapi Sangat Mendasar mojok.co

ilustrasi Menjawab 4 Pertanyaan Logika yang Terasa Tidak Penting tapi Sangat Mendasar mojok.co

MOJOK.CO – Anak kecil yang diliputi rasa penasaran mungkin bakal melontarkan pertanyaan logika tidak penting macam: Kenapa langit biru?

Ada banyak hal yang tidak terjawab di dunia ini. Termasuk kenapa korban ghosting makin banyak di abad ke-21. Pertanyaan logika yang seringnya nggak bisa dijawab orang dewasa sering kali secara refleks dilontarkan oleh anak-anak. Makanya, walau sebagai orang dewasa kita nggak peduli, setidaknya kita harus bersiap-siap agar nggak cengo kalau ditanya sama bocah.

Pertanyaan logika #1 Kenapa perkalian lebih didahulukan ketimbang pertambahan dan pengurangan?

Pelajaran matematika adalah sumber logika. Nggak mungkin dong dasar-dasarnya dibentuk berdasarkan ilmu kira-kira. Pada hukum penjumlahan, perkalian dan pembagian selalu lebih didahulukan ketimbang pengurangan dan penjumlahan. Kenapa tuh?

Gini loh, perkalian itu sejatinya penjumlahan yang berulang. Pembagian adalah pengurangan yang berulah. Misalnya aja 2×3 yang sejatinya 2+2+2. Dengan kata lain sistem penjumlahan dan pembagian itu next level dari penjumlahan dan pengurangan. Sehingga, sistem yang paling rumit harus didahulukan. Matematika ya begitu, menguraikan hal-hal yang rumit dulu baru yang mudah. 

Pertanyaan logika #2 Kenapa Bumi berputar?

Selain Sherina, bocah-bocah TPA deen banget melemparkan pertanyaan logika macam ini. Memang, nggak bisa dijawab sederhana, tapi kita bisa berikan bonus dongeng tentang bagaimana alam semesta terbentuk. Secara teori sih, akibat ledakan Big Bang, seluruh alam ini bergerak, termasuk Bumi. Setiap planet dan bintang punya gravitasi, dan ini juga yang menyebabkan Bumi mengelilingi Matahari.

Kalau Bumi nggak berputar, nggak akan ada produk material macam air dan udara di atmosfer, nggak akan ada sistem rotasi 24 jam, dan penanggalan bakal kacau. Bumi yang berputar juga bikin kita menikmati siang dan malam, ada sinar matahari hangat dan malam yang syahdu buat kadel, sama guling tentunya.

Pertanyaan logika #3 Kenapa langit warnanya biru? 

Iya kan, aneh banget nggak penguin ganti warna jadi hijau gitu biar kayak kos-kosan murah? Atau sekalian motif kotak-kotak biar bergaya industrial?

Warna biru pada langit tentunya terjadi karena spektrum cahaya. Secara sederhana langit itu nggak ada, biru adalah warna batas pandang mata kita. Kalau masih tanya kenapa, tentu karena cahaya ungu dan biru memiliki gelombang terpendek. Ketika Matahari lagi tinggi dan jauh, cahaya yang bakal terlihat adalah biru karena mereka nggak butuh waktu lama untuk menembus atmosfer. Warna biru pun tersebar seolah-olah menyelimuti bumi.

Sedangkan kalau Matahari baru terbit atau hampir tenggelam, kita bisa lihat warna lain yang dasarnya merah. Itu juga terjadi karena cahaya merah punya gelombang paling panjang. Warna merah butuh waktu cukup lama buat sampai ke Bumi sehingga bakal ada guratan warna jingga favorit anak senja di langit sore.

Pertanyaan logika #4 Kenapa sungai mengalir padahal nggak dipompa?

Pertanyaan ini layaknya dijawab dengan sederhana, dengan menjelaskan sifat zat cair dan mekanismenya. Sungai menampung banyak air dan mengalir dari hulu ke hilir. Zat cair macam air nggak memiliki bentuk, ia cenderung menyesuaikan bentuk wadah dan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Itulah kenapa sungai punya arus yang deras walau nggak dipompa. Gravitasi dan relief Bumi juga punya peran besar dalam mengalirkan air sungai sampai laut. Begitu, fahimtum?

Masih banyak pertanyaan logika yang sebenarnya bikin orang dewasa pusing tapi bikin anak-anak penasaran. Misalnya kayak kenapa air mengalir, Tuhan itu apa, gimana cara bikin manusia, dan hal-hal mendasar lain. Pokoknya jangan sampai kalau ada bocil yang tanya pertanyaan logika semacam itu, orang dewasa cuma bisa jawab, “Memang takdirnya begitu.”, “Sudah sepatutnya terjadi.”, dst..

Setidaknya mulai sekarang kita perlu peka sama hal-hal mendasar yang kayaknya nggak penting ini. Pertanyaan logika macam ini juga membantu anak-anak memahami bagaimana kehidupan semestinya berjalan. Bekal yang bagus buat menghadapi kerasnya dunia kelak kalau sudah dewasa. Sedangkan buat orang dewasa, nggak ada ruginya kali belajar matematika, IPA, dan astronomi lagi. 

BACA JUGA Stephen Hawking versus Kaum Bumi Datar dan tulisan AJENG RIZKA lainnya.

Exit mobile version