Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

KKN Mending Dihapus Sekalian kalau Isinya Cuma Drama dan Programnya Gini-gini Aja

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
15 Juli 2025
A A
KKN Mending Dihapus Sekalian kalau Isinya Cuma Drama dan Programnya Gini-gini Aja

KKN Mending Dihapus Sekalian kalau Isinya Cuma Drama dan Programnya Gini-gini Aja (Unsplash)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Begitu banyak naskah negatif tentang KKN di Mojok semakin menegaskan opini saya bahwa memang KKN itu sudah obsolete dan dipikirkan lagi, apakah perlu dilanjutkan atau tidak. bahkan dibilang tidak berguna pun ya nggak terlalu ekstrem sih.

Sebab, dari yang saya alami dan dengarkan, memang kelewat banyak dramanya ketimbang manfaatnya.

Apakah KKN bermanfaat? Jelas. Jelas sekali. Banyak desa yang terbantu, banyak desa yang keluar dari masalah yang menghantui, semua karena ilmu mahasiswa yang datang. Nah pertanyaannya, ada berapa desa? Dan, apakah tiap jurusan bisa memberi sumbangsih pada desa yang didatangi?

Saya pernah KKN, dan jika ditanya apakah berguna, ya saya akan bilang, berguna. Tapi kalau dibilang desa tempat saya KKN dulu terbantu banget atau kelompok kami jadi life changer buat mereka, nah, saya sih dengan pede bilang nggak. Nggak ada kelompok kami pun itu desa akan jalan-jalan aja. Justru kami, saya juga termasuk, belajar kelewat banyak dari mereka.

Tapi, kenapa saya bilang KKN itu nggak perlu dilanjutin?

KKN mending dihapus aja, karena…

Pertama, karena kampus sendiri sekarang tak berfokus pada pengabdian, tapi bagaimana mencetak pekerja sesuai kebutuhan industri. Sekalipun kampus-kampus masih gagap mengejar zaman, tapi terlihat bahwa mereka condong merespons pasar ketimbang fokus ke pengabdian.

Menurut saya, 45 hari waktu KKN itu mending dialihkan buat magang. Walau sudah ada makul magang, mending ditambah sekalian aja. Toh, keluhan penyedia kerja sekarang adalah lulusan masih tidak siap untuk bekerja kan? Ya sekalian diturutin aja. Wong fokusnya udah pasar. Mojok pernah membahas ini, sila klik artikel di bagian akhir tulisan ini.

Kedua, sepengalaman saya, kampus juga tidak begitu aktif dalam menentukan target KKN. Berkaca dari pengalaman saya, saya dapat desa KKN itu karena itu satu-satunya desa yang tersedia. Bukan karena kebutuhan, tapi karena dari 5 desa yang tersedia, cuman itu yang belum diambil. Lha kan aneh, kami-kami dikumpulin, terus dilepas sendiri suruh milih. Lha kalau mereka ternyata nggak butuh kami, terus ngapain KKN?

Kenapa itu saya jadikan alasan untuk tidak perlu melanjutkan program ini, karena kalau kampusnya aja nggak peduli, ngapain bikin program?

Toh, laporan yang kami buat dulu, per individu, cuman ditumpuk dan belum tentu dicek. Progress KKN juga tidak dicek. Berdampak atau tidaknya juga nggak dicek. Ya terus buat apa dijalankan?

Oke, mungkin itu hanya satu kasus di antara seribu. Tapi saya nemu kasus-kasus yang mirip di kemudian hari, yang bikin saya yakin, kalau program ini lama-lama cuman dianggap formalitas. Kek mana urusan nanti, selama tidak ada yang celaka, dianggap sukses.

Mentalitas yang keliru

Mentalitas mahasiswa yang menganggap mereka adalah savior jadi alasan kenapa saya menganggap mending tinjau lagi KKN ini lanjut atau tidak. Jujur saja, sebagai orang kampung, saya ketawa melihat bagaimana orang-orang ini menganggap bahwa orang desa itu butuh diselamatkan atau dikenalkan pada hal-hal modern, seakan-akan mereka lah kaum terpilih yang terpapar peradaban.

Padahal, sekalipun orang desa tidak modern, bukan berarti mereka tidak bisa apa-apa. Saya masih terkekeh tiap kali teringat kelompok saya mau mengajari pembukuan keuangan ke warga, padahal warga sudah melakukannya bertahun-tahun, dengan rapi, dan amat canggih.

Baca halaman selanjutnya

Iklan

Bagus, tapi…

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 16 Juli 2025 oleh

Tags: KKNpengabdian mahasiswaprogram kampus
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

Mahasiswa KKN.MOJOK.CO
Kampus

KKN Bikin Warga Muak Kalau Program Kerja Template dan Kelakuan Mahasiswanya Tak Beretika

17 Oktober 2025
KKN UMY Tidak Hanya Bisa Bikin Papan Nama MOJOK.CO
Esai

Mahasiswa UMY Atasi Sampah di Laut Wakatobi dengan Stove Rocket, Bukti KKN Tidak Hanya Bikin Papan Nama

6 Oktober 2025
Kesombongan mahasiswa KKN: tak sapa warga dan sok pintar bikin warga kesan dan berniat jahat MOJOK.CO
Ragam

Kesombongan Mahasiswa KKN bikin Warga Tak Segan “Berniat Jahat”: Tak Mau Nyapa dan Sok Pintar, Tak Tulus “Kerja Nyata” karena Niat Lain

21 Agustus 2025
anggota karang taruna lebih baik daripada mahasiswa KKN saat 17 Agustus. MOJOK.CO
Ragam

Warga Desa Sebetulnya Miris dengan Mahasiswa KKN: Nggak Menghargai Waktu dan Kerja Asal-asalan, Cuma Merugikan

19 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.