Kita Terlalu Sibuk Sampai Harus Buang Sampah Sembarangan Pas Nongkrong di Minimarket

buang sampah sembarangan di indomart dan alfamart, nongkrong di minimarket MOJOK.CO

MOJOK.COKita ini memang sibuk banget, ya? Saking nggak sempatnya, malah buang sampah sembarangan setelah nongkrong di minimarket.

Beberapa kali kalau lagi pengin nongkrong di minimarket serba ada berbau mart-mart, saya sering mangkel saat mendapati meja yang tidak ditempati orang tersebut, buang sampah sembarangan di sekitar mejanya. Para “penduduk” dari kursi dan meja sebelumnya ini apa nggak ngelihat kalau ada tempat sampah deket situ, yang fungsinya buat buang sampah-sampah bungkus makanan? Bukannya malah ditinggal nggeletak gitu aja~

Setiap berada dalam situasi seperti itu, saya—sebagai calon “penduduk” selanjutnya—merasa seperti kalau masuk WC tapi belum disiram. Ya, ya, ya. Sampah orang lain ini rasanya betul-betul kayak benda asing yang menjijikkan. Apalagi, kalau di situ udah numpuk sampah banyak banget dari para “penduduk-penduduk” sebelumya.

Sebetulnya, mereka ini, nggak tahu kalau sampah harus dibuang di tempat sampah? Atau tahu kalau nggak boleh buang sampah sembarangan, tapi males? Atau malah nggak sadar kalau itu merugikan orang lain karena nganggep ada orang yang lebih bertanggung jawab untuk ngurusin hal yang sepele ini?

Usut punya usut, hasil ngobrol saya dengan beberapa teman yang ngaku kalau sering buang sampah sembarangan setelah nongkrong di minimarket, karena mereka m-a-l-e-s. Alias, ada yang menganggap kalau urusan membereskan meja ini bakal diurus sama orang lain yang memang lebih bertanggung jawab untuk itu.

Pikiran semacam, “Kan aku udah beli makanan di toko ini, harusnya duduk di sini adalah servis dari toko, dong? Termasuk mberesin sampah dan bungkus-bungkus makanannya.”

Hadeeeh, ya, mohon maaf, nih. Boleh-boleh aja kalau situ jajannya di tempat makan yang memang memasukkan biaya servis ke dalam harga makanan. Lha kalau jajannya sebatas di toko serba ada yang ada bau-bau mart-mart gitu, ayolah mbok tolong~

Fyi, meja dan kursi yang disediakan di depan toko itu menjadi fasilitas semi publik. Memang itu yang punya pihak swasta, tapi nyatanya semua orang boleh-boleh aja menggunakannya. Bahkan, buat orang-orang yang bodo amat, nggak jajan di situ tapi nongkrongnya di situ, nggak bakal diusir juga.

Nah, udah disediain tempat gratis dan nggak harus-harus banget untuk beli sesuatu dari tokonya, nih? Nggak masalah kan, kalau melakukan hal kecil untuk mengenakkan calon orang yang mau duduk selanjutnya?

Toh, ini tuh, hanya sebatas nggak buang sampah sembarangan, kan? Nggak sampai diminta untuk memilah sampah mana yang organik dan mana yang nggak organik. Apalagi diminta ngurusin solusi paling tepat atas sampah yang menumpuk di bumi ini. Ini tuh, cuma membuang sampah-sampah gedenya doang, kok! Nggak harus sampai ngebersihin mejanya sampai cling juga!

Iya, iya, paham kalau situ memang sibuk banget. Sampai nggak sempat membuang sampahnya sendiri di tempat sampah yang biasanya juga bakal dilewati pas jalan ke parkiran~

Akan tetapi, mungkin kenyataan ini belum seberapa dibandingkan mereka-mereka yang lagi naik kendaraan bermotor. Pas di tengah-tengah kendaraan itu lagi jalan, dengan seenaknya dan sungguh cueknya, mereka memilih buang sampah sembarangan begitu saja—di tengah jalan. Maksudnya, mereka ini apa nggak mikir? Kalau itu adalah jalan umum nan rame? Apa ya nggak kepikiran, hal itu berpotensi mencelakai orang lain yang kaget tiba-tiba ada sampah berterbangan di depan muka?

Ya, kalau pemahaman remeh ini aja susah untuk dimengerti. Nggak heran kalau banyak orang nggak setuju pas restoran-restoran cepat saji bikin kampanye “beberes meja sendiri”. Meskipun dari awal sudah jelas kalau ini adalah (((restoran cepat saji))), tetap aja, mereka ngerasa sudah beli makanan dengan harga lebih mahal. Masak ya, nggak dilayani dengan baik. Malah disuruh melayani dirinya sendiri.

Tapi ya, gimana, dong? Kalau kita memang pengin terus-terusan dilayani dan merasa nggak bertanggung jawab untuk hal sesederhana ini, terus yang bakal tanggung jawab, siapa?

…rumput yang bergoyang?

BACA JUGA: Mari Bersepakat Bahwa Indomaret Lebih Baik Daripada Alfamart

Exit mobile version