Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kenapa Koruptor di Indonesia Masih Bisa Senyam-senyum di Pengadilan?

Nia Lavinia oleh Nia Lavinia
7 Februari 2020
0
A A
koruptor
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Saya akan coba menyelami otak para koruptor itu dengan memosisikan diri saya sebagai mereka. Kira-kira, apa yang bakal bikin saya bisa senyam-senyum meskipun saya sudah jadi tersangka kasus korupsi.

Saya kira cuma Mas Ali Mojok dan fans oppa-oppa korea saja yang suka foto pakai gaya finger heart. Ternyata boomer macam Miftahul Ulum juga melakukan hal yang sama.

Eh, pada tahu Miftahul Ulum nggak? Dia tuh mantan asisten pribadi Menpora Imam Nahrawi yang terlibat kasus korupsi dana hibah Kemenpora untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Gaya nyentriknya Miftahul Ulum ini ujug-ujug mengingatkan kalau sebelumnya ada juga tahanan KPK yang masang gaya metal pas digelandang KPK. Dia adalah Bupati Purbalingga, Hamka Hak.

Widih, widih, sekarang koruptor di Indonesia nih bukan cuma senyam-senyum aja kalau tampil di publik, tapi juga bergaya!

Awalnya saya pikir para koruptor ini pada nggak punya malu. Soalnya, setahu saya, copet aja kalau ketangkap  polisi suka nutupin wajahnya kalau disorot kamera. Lah ini koruptor malah senyam-senyum prengas-prenges, sambil berpose dan dadah-dadah seakan nggak punya salah apa-apa.

Dalam pikiran saya, mana ada sih manusia normal yang nggak malu ketika ketahuan maling begitu. Apalagi, uang yang dia maling itu haknya banyak orang. Korupsi nih bukan kasus sepele lho. Gara-gara seseorang melakukan korupsi, jutaan orang bisa jadi korban. Salah satunya siswa SDN Bangunrejo 2 yang harus belajar di pos ronda gara-gara sekolah mereka yang roboh tak kunjung dibangun kembali. Jangan lupakan guru-guru honorer yang nggak digaji layak, anak buruh yang nggak bisa sekolah, pemuda desa yang nggak kerja, dst. dst. dst.

Saya jadi penasaran kira-kira apa sih yang ada di otak para koruptor itu, kok bisa-bisanya mereka masih bisa tersenyum lepas meskipun sudah ditetapkan menjadi pesakitan?

Untuk menjawab hal ini, saya akan coba menyelami otak para koruptor itu dengan memosisikan diri saya sebagai mereka. Kira-kira, apa yang bakal bikin saya bisa senyam-senyum prengas-prenges di depan kamera wartawan dan di pengadilan meskipun saya sudah jadi tersangka kasus korupsi.

1. Si koruptor ngerasa nggak berdosa

Saya masih bisa senyam-senyum meskipun sudah ditetapkan sebagai tersangka karena saya merasa tidak salah sama sekali.

Kok bisa ngerasa nggak bersalah?

Ya bisa, lah! Uang yang saya korupsi kan uang rakyat, nah karena saya juga rakyat, berarti uang itu juga uang saya. Jadi ya ngapain saya harus merasa berdosa?

2. Si koruptor ngerasa serbasalah

Saya memilih untuk tersenyum dan tampil cerita ketika di persidangan karena meskipun saya nangis pun, nanti akan disangka air mata buaya. Nanti ketahuan kalau air mata yang saya keluarkan itu cuma dibuat-buat biar dapat simpati rakyat.

Lagian kalau saya nangis, nanti wajah saya jelek. Mana mau wajah jelek saya tersebar di media hiks.

3. Si koruptor nggak takut sama hukuman yang bakal didapat

Saya bisa senyam-senyum karena saya sudah tahu kalau hukuman yang akan saya dapat tidak akan berat. Ingat, saya punya pengacara dan kuasa hukum yang hebat, dan dengan bilang kalau saya mau bekerja sama menjadi justice collabolator dengan KPK, hukuman saya akan diringankan seringan-ringannya.

Paling lama saya hanya divonis setahun, itu pun nanti pasti dikurangi karena dapet remisi presiden sana-sini. Paling lama ya 4-6 bulan aja di penjaranya. Habis itu bisa bebas lagi.

Diem di penjara juga rasanya nggak buruk-buruk amat. Lha wong penjaranya sudah ber-AC. Gimana saya nggak hahahihi?

Beda dengan mereka yang ketangkap setelah mencopet atau maling sendal. Mereka pada ketakutan soalnya mana bisa mereka sewa pengacara? Kalau udah masuk ke ruang penyidikan, yang ada mereka diintimidasi dan disiksa.

4. Si koruptor Merasa ganteng/cantik jadi pede aja

Saya masih bisa senyam-senyum di pengadilan karena saya merasa cantik. Dengan adanya kamera, saya jadi bisa dapat publisitas gratis tis tis. Dengan wajah menawan saya di kamera, saya bisa sekalian panjat sosial, dengan mencitrakan diri sebagai sosok elegan meskipun sudah jadi tersangka korupsi.

5. Si koruptor merasa jadi martir

Terakhir, saya masih bisa senyam-senyum karena saya tahu sebenarnya saya hanya martir. Saya adalah pion yang dikorbankan untuk permainan yang jauh lebih besar dari apa yang diketahui oleh kebanyakan orang. Meskipun saya ditangkap, saya yakin kehidupan saya akan terjamin oleh bos besar saya.

Saya senyam-senyum tuh yaaa karena saya tahu kalau saya nggak bego-bego amat dibandingkan kalian kalian yang nggak tahu apa-apa. Betul, ini adalah senyum yang sebenarnya ditujukan untuk menertawakan kedunguan kalian.

Dia juga tersenyum karena dia tahu kalau dia nggak bego-bego amat dibanding orang lain yang nggak tahu.

BACA JUGA 5 Penjara yang Cocok Untuk Koruptor dan artikel menarik lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 7 Februari 2020 oleh

Tags: EtikakorupsiKoruptor
Iklan
Nia Lavinia

Nia Lavinia

Mahasiswa S2 Kajian Terorisme, Universitas Indonesia.

Artikel Terkait

Dear, Prabowo: Koruptor Itu Dikasih Efek Jera, Bukan Malah Diampuni.MOJOK.CO
Aktual

Dear, Prabowo: Koruptor Itu Dikasih Efek Jera, Bukan Malah Diampuni

2 Januari 2025
Gaji Besar di Kemensos Tapi Nggak Kuat Lihat Kelakuan Teman yang Korup. MOJOK.CO
Ragam

Rasanya Kerja di Kemensos: Gaji Besar, Tapi Nggak Kuat Lihat Kelakuan Teman yang Korup

5 November 2024
Sidoarjo 25 Tahun dalam Kebobrokan, Sudah Seharusnya Belajar pada Surabaya MOJOK.CO
Ragam

Sidoarjo 25 Tahun dalam Kebobrokan, Sudah Seharusnya Belajar pada Surabaya

28 Agustus 2024
Mirip Sukolilo Pati, Kampung Muharto Malang Dicap Sebagai "Sarang Preman": Warganya Di-blacklist Leasing Saking Banyak Kredit Macet.MOJOK.CO
Ragam

Menjadi Anak Maling Itu Penuh Penderitaan, Mending Sekalian Jadi Anak Koruptor

6 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sekolah Kedinasan Disuapi Anggaran 104 Triliun. Negara Gila! MOJOK.CO

Bukti Indonesia Udah Gila: Sekolah Kedinasan Dapat Anggaran 104 Triliun, ketika Sekolah Formal dengan 62 Juta Pelajar Cuma Dapat Nasi Bungkus

9 Juli 2025
5 Kuliner Magelang yang Jarang Disantap dan Dihindari Warga Lokal

5 Kuliner Magelang yang Jarang Disantap dan Dihindari Warga Lokal

9 Juli 2025
JVWF 2025 Music Fest Hadirkan Sheila On 7, Catat Tanggal Main dan Rangkaian Acaranya.MOJOK.CO

JVWF Music Fest 2025 Hadirkan Sheila On 7, Catat Tanggal Main dan Rangkaian Acaranya

5 Juli 2025
Repotnya KKN dengan mahasiswa kaya MOJOK.CO

Repotnya KKN Bareng Mahasiswa Kaya: Sibuk Rebahan dan Main HP, Enggan Bergaul Malah “Rendahkan” Kehidupan Warga Desa

8 Juli 2025
Naik Bus Ladju ekonomi Surabaya Jember: takjub dengan jenis penumpangnya, bersiap dengan banyak hal tak terduga MOJOK.CO

Naik Bus Ladju Ekonomi Surabaya-Jember: Takjub sama Jenis Penumpangnya, Bikin Waswas karena Banyak Hal Tak Terduga

9 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.