Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kalau Abdul Somad dan Adi Hidayat dukung 02 lalu Yusuf Mansur dan TGB dukung 01 Emang Kenapa?

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
13 April 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Repotnya jadi Abdul Somad, Adi Hidayat, Yusuf Mansur, dan TGB. Menyampaikan pilihan aja diserang sana-sini. Maju kena, mundur kena nih.

Jelang detik-detik pencoblosan Pilpres 2019, dua ustaz paling dikenal beberapa tahun ke belakang menyampaikan dukungannya ke salah satu calon presiden. Adegan Ustaz Abdul Somad dan Ustaz Adi Hidayat bercengkraman dengan capres nomor urut 02, mengisyaratkan secara jelas bahwa keduanya mendukung Prabowo Subianto.

Beberapa respons positif pun menghampiri kedua ustaz yang dikenal secara luas—tentu dari pendukung pasangan calon nomor urut 02. Bahkan Adi Hidayat diketahui sampai sowan langsung ke kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.

Abdul Somad pun tak kalah, bahkan Prabowo sampai diberi dua cenderamata, sebuah tasbih dan sebuah parfum. Dalam adegan pertemuan tersebut, terlihat bagaimana Prabowo sampai tak kuasa menahan haru ketika Abdul Somad memberikan pesan-pesan penting.

Jauh sebelum bertemu secara langsung dengan Prabowo, beberapa kali penceramah yang berasal dari Sumatra Utara ini sering dikaitkan dengan kubu 02. Meski sepanjang itu pula, Abdul Somad tak pernah secara terbuka menyampaikan bahwa dirinya mendukung. Bahkan keengganannya untuk menjadi cawapres mendampingi Prabowo mengisyaratkan Abdul Somad netral-netral saja.

Akan tetapi, jelang beberapa hari pencoblosan, secara terbuka Abdul Somad menyampaikan dukungan tersebut. Hal yang tak berselang lama disusul dengan Adi Hidayat—sahabat baiknya.

Sebelum kedua penceramah ini menyampaikan dukungan, Ustaz Yusuf Mansur dan Muhammad Zainul Majdi atau yang lebih dikenal Tuan Guru Bajang, sudah lebih dulu menyampaikan secara terbuka mendukung Joko Widodo atau Jokowi.

Bedanya, ketimbang dukungan Adi Hidayat dan Abdul Somad yang berlangsung selo-selo aja, respons yang menimpa Yusuf Mansur dan Tuan Guru Bajang jauh lebih keras. Beberapa kali kedua sosok ini sering diserang.

Tentu tak menutup kemungkinan hal yang sama juga bisa dialami Adi Hidayat dan Abdul Somad. Hanya saja sampai tulisan ini kamu baca, belum ada “serangan” berarti dari kedua ustaz yang disukai banyak kalangan karena ceramah mereka yang santun dan kadang lucu itu.

Padahal, tak menutup kemungkinan, pendengar ceramah Adi Hidayat dan Abdul Somad juga seseorang yang memilih Jokowi besok saat pencoblosan.

Di saat keempat tokoh ini secara terbuka menyampaikan pilihannya masing-masing, sentilan-sentilan nyinyir muncul. Kubu Prabowo—kita tahu—selalu diserang persoalan “politisasi agama”, hal yang sama juga terjadi saat ada tokoh yang mendukung Jokowi bakalan diserang soal “ada udang di balik batu”.

Seperti kasus Paytren Yusuf Mansur dan persoalan jabatan TGB sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diungkit-ungkit ketika menyatakan dukungan ke Jokowi. Atau Adi Hidayat dan Abdul Somad yang bisa saja bakal dituduh “memasukkan politik ke kegiatan keagamaan”.

Padahal, jika melihat keempat tokoh tersebut, tidak ada satu pun dari mereka yang menyerang atau menyudutkan kubu sebelah. Tidak Abdul Somad, tidak pula Yusuf Mansur. Masing-masing mencoba melihat secara positif pilihan yang sudah mereka ambil.

Bahkan Adi Hidayat, dalam kesempatan berbeda sampai mengeluhkan sikap para pendukung capres yang doyan saling menyerang.

Iklan

“UAH dan UAS sahabatan milih nomor 2 ya nggak apa-apa, kenapa ramai? Ya udah nggak usah ribut gitu kan? Kan kita saling hargai saja satu sama lain. UYM-TGB pilih nomor 1 kita hargai. Jangan ribut jangan mencela,” kata Adi Hidayat.

Hal yang sama juga coba disampaikan Yusuf Mansur.

“Silakan masuk di 02, silakan masuk di 01, tapi jadilah pendukung yang berbeda. Jadilah kemudian barisan yang berbeda. Usahakan ada akhlak. Jangan ikutan yang negatif-negatif,” kata Yusuf Mansur.

Lucunya, meski sudah disampaikan sebegitu kencang baik oleh Adi Hidayat, Abdul Somad, sampai Yusuf Mansur ini, riuh komentar emosional netizen pendukung 01 dan 02 masih saja muncul. Bahkan makin kencang. Terutama ketika tahu ustaz yang diidolakannya ternyata punya dukungan yang berbeda.

Mendadak lalu muncul prasangka-prasangka buruk yang belum jelas juntrungannya. Seolah-olah keempat tokoh ini harus punya preferensi politik yang sama.

Hedeh, benar-benar sekelompok manusia yang benar-benar menggemaskan sekaligus mengherankan.

Jika tak sama maka dianggap ada sesuatu yang salah. Lalu berpaling dari ustaz tersebut sambil mencela-cela. Jika tidak seragam diserang lalu doyan mengumbar-umbar aib yang bisa berujung fitnah, jika pilihan politik beda ada aja jamaah yang baper lalu menganggap bahwa selama ini dirinya salah udah dengerin ceramah si ustaz tersebut.

Lah, kamu pikir tokoh-tokoh ini harus nurut sama kamu? Mereka kan juga manusia. Punya pertimbangan sendiri. Menyampaikan alasan-alasan sesuai dengan pengalaman hidupnya masing-masing.

Kalau punya pendapat berbeda kok tiba-tiba jadi musuh, betapa kasihan sekali hidupmu itu.

Beda pilihan menu makanan dimusuhi, beda pilihan ormas dilawan, beda pilihan capres dicela-cela. Lah kamu itu maunya gimana? Hidup sama orang yang selalu sepakat dengan pendapatmu terus-terusan?

Nabi aja dari zaman jebot selalu berurusan sama umat yang nggak seragam pemikirannya, kamu kok maunya semua orang satu suara. Harus sama kayak pilihanmu lagi. Calon presiden bukan, tim sukses bukan. Pyongyang, eh, ngomyang aja kerjaannya.

Ealah. Ngotot minta pemimpin yang adil, giliran bersikap adil sama ustaz yang beda pilihan aja kagak bisa. Endonesa, Endonesa.

Terakhir diperbarui pada 13 April 2019 oleh

Tags: abdul somadAdi HidayatjokowiprabowotgbYusuf Mansur
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Video Prabowo Tayang di Bioskop Itu Bikin Rakyat Muak! MOJOK.CO
Aktual

Tak Asyiknya Bioskop Belakangan Ini, Ruang Hiburan Jadi Alat Personal Branding Prabowo

16 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.