MOJOK.CO – Seberapa jengkelnya kita karena dunia ini dikuasai iPhone, sadarlah bahwa yang beli iPhone HDC atau versi replika itu langkah cerdas.
Kita perlu menyepakati bahwa iPhone adalah salah satu pabrikan hape yang punya nilai gengsi melebihi pabrikan lain. Nggak peduli ada Android yang harganya jauh lebih mahal dan fiturnya lebih canggih, secara umum orang Indonesia sudah mendewakan iPhone sejak lama. Menyebalkan memang, namanya juga society~
Ada sebuah pengalaman menarik yang perlu saya ceritakan sebagai mantan admin di toko hape. Ya, saya pernah bekerja paruh waktu di sebuah online shop dan menjual puluhan unit ponsel setiap harinya. Di antara orang-orang yang beli Android dan iPhone, tentu ada saja yang cari iPhone HDC.
FYI, HDC adalah singkatan dari high detailed copy, alias replika, alias super copy, alias king copy, apa pun deh sebutannya yang jelas ini versi KW-nya hape-hape mahal. Menjual barang iPhone HDC dan Samsung HDC memang lumayan menguntungkan. Dengan kisaran harga Rp1-3 juta, pelanggan sudah dapat ponsel yang persis sama kayak iPhone dan Samsung, penjual juga dapat untung lumayan karena persaingan harganya tidak seketat hape original. Bedanya, mesin dalam hape replika itu pakai sistem operasi Android versi lumayan kacrut. Kocak memang.
Sebetulnya saya pribadi kadang sebal menjual barang seperti ini. Memang menguntungkan, tapi bakal banyak sekali komplain di kemudian hari. Banyak yang mengklaim garansi dan maksa minta ganti baru. Tentu saja ini merepotkan karena sebagai admin saya harus bolak-balik periksa barangnya, apakah kerusakannya bisa diatasi, apakah kerusakannya karena kesalahan pengguna, dst. dst. Lama-lama waktu saya habis buat mengurus transaksi hape replika yang nilainya tak seberapa.
Yang bikin heran, pelanggan iPhone HDC nggak pernah habis. Walaupun Samsung HDC juga ada, replika iPhone tetap yang paling banyak diminati. Sesekali pelanggan minta dikasih tahu beda tampilannya, sesekali juga ada yang salah paham dan mengira iPhone HDC itu seri khusus pabrikan Apple dan berujung protes karena tampilan software-nya Android. Hadah!
Tapi, di balik itu semua, membeli iPhone HDC karena alasan gengsi sebetulnya layak dibenarkan. Sebuah langkah cerdas dan praktis untuk bisa diterima secara instan dalam pergaulan. Gini ya, gengsi itu kan bukan sesuatu yang urgent begitu. Ya sudah, kasih makan gengsimu dengan sesuatu yang effortless. Pengin iPhone, tapi uangnya belum cukup dan keburu digerogoti gengsi? Beli versi replika atau HDC aja, beres.
Minimal sudah bisa mirror selfie dan nggak malu ngeluarin hape pas reunian. Lho ini penting. Ketimbang beli iPhone kredit dan nggak kuat bayar tiap bulan, ketimbang dibelain utang ke sana kemari cuma demi dapat logo apel kegigit, mendingan beli iPhone HDC nggak sih?!
Banyak banget orang yang nyinyirin pelanggan yang beli iPhone HDC, itu keniscayaan sih. Meskipun sebagian dari keputusan beli hape replika adalah langkah cerdas. Sebagai penjual sebenarnya dulu saya cuma sebal sama pelanggan HDC yang rewel, yang berharap versi KW-nya bisa secanggih versi aslinya. Padahal itu nggak mungkin.
Membeli replika ponsel bakal memberikanmu pengalaman serasa punya hape mahal dengan harga murah. Untuk mendukung tujuan mulia ini, pabrikan replika ponsel fokus pada detail tampilan ponsel. Mau nyontek iPhone 12 Pro Max, ya mereka fokus meniru tampilan boba-bobanya, fokus pada bodi, fokus pada bagaimana tampilan luar. Soal mesinnya, nggak usah berekspektasi.
Lagi pula, kalau cuma ngasih makan gengsi, urusan mesin harusnya dipikir belakangan. Beli iPhone HDC dengan sistem operasi Android kacrut ya wajar. Sebab, mesin adalah soal pengalaman memakai, bukan pengalaman pamer hape baru di lingkar pertemanan.
Oleh karena itu, tepat ketika kalian tak tahan karena gengsi pakai Xiaomi, lalu memutuskan beli iPhone HDC. Jalan pintas agar dipandang sebagai orang berkelas itu memang ada dan nggak sulit. Gegayaan doang mah nggak usah yang mahal, rugi nantinya. Kecuali kalau kalian pengin beli iPhone karena user experience-nya, karena sistem operasinya, karena fitur-fitur kerennya, ya jangan beli replika dong.
Mau bilang bahwa beli KW nggak menghargai brand asli dan bisa melanggar aturan? Ah, kayak orang-orang Indonesia pernah peduli sama hal ini aja sih. *POV kang bakso lewat*
BACA JUGA 4 Karakter Orang yang Nggak Cocok Pakai iPhone dan artikel lainnya di POJOKAN.