Tiga tahun yang lalu, istri saya memutuskan untuk tidak lagi bekerja di Surabaya dan kembali ke Jogja. Oleh karena itu, saya harus beli 1 motor lagi. Maklum, selama ini saya memakai motor istri yang tidak dibawa ke Surabaya, yaitu Honda Scoopy. Saat itu, pilihan mengerucut ke 2 merek, yaitu Honda PCX dan Honda Vario 160.
Yes, kebetulan keluarga saya dan istri sama-sama fans Honda. Bapak mertua pakai Honda Vario 110, ibu mertua pakai Astrea Grand. Kalau bapak saya sendiri, pakai Honda Vario 125. Ibu saya? Beliau memilih naik sepeda saja karena hanya bisa pakai Vespa. Kalcer bener ibu saya.
Nah, 3 tahun yang lalu, sebetulnya pilihan saya adalah Honda PCX dan Yamaha NMAX. Saya punya 2 alasan. Pertama, keduanya motor bongsor sama seperti badan saya. Kedua, saya belum pernah bawa NMAX sebelumnya. Untuk PCX sendiri, entah kenapa saya suka sama bodi-nya.
Menjelang hari-hari saya mengontak dealer, istri saya memberi saran. Yah, you know, kalau istri memberi “saran”, itu artinya “bukan saran”. Jadi, jangan pernah bilang, “Iya, nanti aku pertimbangkan, ya.” Udah, jawab aja, “Iya, Buk. Nanti aku beli yang itu aja.” Semua demi kesejahteraan dan kesehatan. Saya pilih yang “itu”, yaitu Honda Vario 160.
Istri saya suka warna putih
Saya masih ingat siang itu. Harinya adalah hari Sabtu, tanggal 23 Juli 2022. Sales dari Adira Finance, kenalan dari saudara saya, datang ke rumah. Namanya Mas Didik dan dia membawa beberapa berkas pembelian 1 unit Honda Vario 160. Semua proses berjalan lancar hingga tiba di satu pertanyaan.
“Nggak mau warna lain, Mas? Merah atau hitam misalnya?”
“Nggak, Mas. Istri saya suka warna putih.”
Saya dan Mas Didik beradu pandang barang 1 detik lalu sama-sama tersenyum. Kami paham bahwa “saran” dari istri itu “bukan saran”. Begitulah. Nanti kamu paham kalau sudah punya istri.
Pertanyaan itu membawa kami ke obrolan selanjutnya. “Nanti kalau sudah lunas, mau ambil lagi nggak, Mas?” Tanya Mas Didik.
Saya membatin ini sales Adira Finance yang penuh percaya diri. Mulai bayar kredit saja belum udah mau ditawarin unit lagi. Maka saya menjawab, “Saya sih kepingin Honda PCX, Mas. Kayak pas kalau saya bawa motor yang kayak speedboat itu HEHEHE.”
Saya tambah “HEHEHE” biar agak lucu dan suasana nggak horor saja. Maklum, istri saya di sebelah tiba-tiba melirik tanda nggak setuju sama Honda PCX.
Baca halaman selanjutnya: Untung nurut sama istri.












