MOJOK.CO – Hentai atau bokep anime yang sering diejek absurd itu sebetulnya berawal dari upaya memfasilitasi imajinasi di luar batas.
Saya pernah memiliki lingkar pertemanan perempuan yang sungguh gemar baca komik. Kami kerap menyatroni kios persewaan komik di dekat kampus secara berkala sampai kami kenal betul dengan penjaganya. Di situlah saya mengenal genre hentai yang secara sederhana bisa diartikan sebagai cerita bokep visualisasi komik.
Cukup tahu saja bahwa ternyata komik dan anime Jepang, di satu titik juga punya pembeda soal penyampaian cerita dewasa. Walau JAV juga produk Jepang dan konsumennya internasional, tetap saja bokep anime itu berbeda, versi hentai punya ciri khas lain. Liar dan absurd. Beberapa hentai sebetulnya ada yang dibuat versi live action demi perputaran konten. Sayangnya, tentu saja, ada keterbatasan dalam mereproduksi hal-hal “abstrak” yang sering kelihatan di bokep versi anime.
“Aku bisa menoleransi rambut kemaluan berwarna-warni di tayangan hentai. Bahkan ketika muncratnya banyak dan nyaris nggak masuk akal, aku masih oke.” Ujar Kak Y, seorang perempuan yang di masa mudanya menjadi konsumen bokep anime.
Kak Y pernah punya image sebagai “bandar” hentai di kalangan pertemanannya saat kuliah. Tak kurang dari puluhan film hentai yang ia koleksi di kepingan CD, sering dioper dari tangan ke tangan. Konon, perempuan sering merasa lebih bersalah ketika menonton film dewasa walau mungkin usianya telah benar-benar dewasa. Melarikan diri pada visualisasi tayangan dewasa berbentuk anime, terasa layaknya eskapisme.
Tidak heran bahwa di lingkar pertemanan perempuan penyuka komik, hentai adalah hal yang biasa. Bokep anime, walau sama-sama bokep juga dianggap biasa. Katanya, “Toh itu bukan manusia yang beradegan.”
Realitasnya memang, tidak hanya perempuan yang suka. Cowok-cowok yang kerap disebut sebagai wibu dan otaku juga menggemari jenis tayangan dewasa macam ini. Bisa jadi, ini tergantung preferensi hiburan masing-masing orang. Dan, tentu saja, ini sah dipilih.
Sebagai salah satu bentuk cerita dewasa, sebetulnya bokep anime punya banyak jenis tayangan yang lebih tidak masuk akal. Seperti kata Kak Y, rambut kemaluan bisa ditampakkan warna-warni. Ukuran organ seksual juga sudah di luar batas normal. Tidak jarang penggambaran bestiality, bercinta dengan alien, sampai bercinta dengan pohon juga bisa jadi premis cerita. Fokusnya menampilkan guilty pleasure.
Dalam serial Sex Education, seorang siswa SMA bernama Lily digambarkan sebagai tokoh yang punya fetish cukup absurd. Dia gemar membuat cerita dan menggambar karakter alien yang memiliki tentakel. Imajinasinya liar, apa yang dia gambarkan sebagai kepuasan seksual adalah yang semakin absurd dan nyaris tak masuk akal.
Serial Sex Education sebetulnya ingin memberi tahu bahwa manusia memiliki ragam fetish yang bagi orang lain memang aneh. Tapi, selama hal itu hanya tumbuh dalam imajinasinya dan tak membahayakan, mengapa ini perlu dipermasalahkan?
Saya pikir, kegiatan menonton bokep anime atau hentai bisa didefinisikan sebagai yang “memalukan sekaligus mengagumkan”. Di satu sisi, menonton bokep mau tak mau memang memalukan walau sebagian besar dari kita kerap melakukan. Hentai, punya layer yang dianggap lebih bikin tengsin sebab subgenre tayangan dewasa ini cenderung aneh-aneh. Penikmatnya punya porsi rasa bersalah yang cukup konyol jika ketahuan nonton.
Tapi, pengalaman tersebut tetaplah mengagumkan dalam konteks perayaan imajinasi. Hal-hal di luar batas bisa digambarkan. Anime memfasilitasi keanehan-keanehan yang tidak bisa diadegankan manusia. Guilty pleasure maksimal.
Sayangnya, di tengah kondisi sosial di mana edukasi seks masih jadi kontroversi, hentai tak bisa begitu saja dikonsumsi. Usia kita bertambah, tapi edukasi seks kita tetap kurang. Yang semacam ini berpotensi mengaburkan batas antara dunia nyata dan khayalan. Moralitasnya jadi ambyar.
Betul, bokep anime itu memalukan sekaligus mengagumkan, tapi hanya jika kita tak membawa segala keanehannya ke kehidupan nyata.
BACA JUGA Squid Game Versi Bokep Jepang Lebih Sesuai Konteks Ketimbang Parodi dan Jiplakan Lain dan artikel lainnya di POJOKAN.