MOJOK.CO – Lola Amaria membuat film Lima yang berbau nasionalisme untuk generasi muda menyambut tanggal 1 Juni. Sayangnya, film besutan 5 sutradara ini hanya mendapat sensor untuk 17 tahun ke atas.
Menyambut Hari Kelahiran Pancasila tanggal 1 Juni nanti, Lola Amaria baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai produser di film terbaru dari Lola Amaria Production, berjudul Lima. Mengangkat dasar kelima sila dalam Pancasila, film ini disebut-sebut menawarkan nilai patriotik dan nasionalisme yang disasarkan pada generasi muda. Rencananya, film ini akan ditayangkan mulai Kamis (31/5).
Dengan tujuan luhur itu, wajar jika Lola berharap filmnya akan mendapatkan sensor untuk 13 tahun ke atas. Sayangnya, Lembaga Sensor Film (LSF) justru memberikan sensor untuk 17 tahun ke atas.
Yaaaah, adek-adek kudu nambah umur 4 tahun dulu, deh, buat bisa nonton film ini :(((
Saat bernegosiasi dengan pihak LSF, hal ini tetap berujung pada keputusan yang sama: pihak LSF tidak merasa perlu menurunkan sensor. Padahal, Lola Amaria sudah menyempatkan diri datang langsung ke LSF di Cawang, Jakarta, dengan ditemani beberapa anggota DPR Komisi I dan komunitas film pada tanggal 28 Mei lalu.
Namun, LSF tidak membuka bagian mana dari film Lima yang membuat mereka merasa perlu menggunakan sensor 17 tahun ke atas. Disebutkan, hasil negosiasi bukanlah asumsi publik. Dilaporkan pula, tidak ada anggota LSF dan pihak produksi film Lima yang membuat Instagram Story atau live report di Twitter selama negosiasi berlangsung, jadi kita nggak bisa kepo sama sekali, deh.
Tentang Film Lima
Sebenarnya, apa materi yang ditawarkan oleh film Lima sampai-sampai sang produser turun tangan langsung meminta LSF meninjau sensor yang diberikan?
Seperti namanya, film ini berisi lima kisah berbeda yang sama-sama berangkat dari Pancasila. Bukan hanya lima kisah, sutradara dalam film ini pun ada lima orang, yaitu Lola Amaria, Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Haryan Agustriansyah, dan Adriyanto Dewo. Masing-masing sutradara ini memegang dasar satu sila dalam Pancasila untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah cerita.
Menurut Sekretaris Jenderal Forum Nasional Bhinneka Tunggal Ika, Taufan Hunneman, film ini menggambarkan bentuk kesadaran dan niat menjadikan Pancasila sebagai sesuatu yang lestari. Diharapkan pula, film Lima menjadi inspirasi rasa nasionalisme pada generasi muda.
Pemeran Utama Film Lima dan Kenangan Masa Lalu
Nama-nama kondang sutradara dan tujuan mulia tadi didukung oleh kelima pemeran utama, yaitu Prisia Nasution, Baskara Mahendra, Tri Yudiman, Yoga Pratama, dan Dewi Pakis.
Tunggu sebentar… Adakah nama yang mengingatkanmu pada masa lalu?
Ya benar—di sana ada nama Yoga Pratama!!! FYI aja nih, Yoga Pratama telah muncul bertahun-tahun lalu dalam layar lebar dan layar kaca kita—manusia-manusia yang mulai menua—lewat perannya sebagai Doni di film Warkop DKI. Saat memasuki usia lebih matang, Yoga pernah pula memandu acara anak-anak kesukaan generasi 90-an, yaitu Pestaaaa Ceriaaaa~
Gimana, udah ingat masa-masa itu?
Selagi kamu sedang mengangguk-ngangguk dan berkata, “Oooooh, Yoga yang itu!”, mungkin kita bisa menebak-nebak sebentar kenapa film Lima ini tidak bisa mendapatkan sensor 13 tahun ke atas.
Jangan-jangan, ini semua karena pihak LSF masih terus terngiang-ngiang dengan peran Yoga sebagai Doni di film Warkop DKI yang memang nakal dan jahil tingkat dewa? Atau, pihak LSF sebenarnya berharap Yoga akan memandu semua kisah di film Lima sambil berkata, “Sila pertamaaa~ Sila keduaaa~” dan seterusnya, tapi harapan itu tidak terwujud?
Entahlah, Namun, jikapun alasan random tadi benar adanya, artinya akting Yoga tak perlu diragukan lagi, mengingat ia juga pernah meraih Piala Citra. Dengan kata lain, film Lima ini sudah pasti wajib masuk ke daftar film incaranmu bulan ini.
Selamat menonton Yoga Prat—eh maksudnya, selamat menonton film Lima!