Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Fantastic Beasts 2, Harry Potter, dan Perkara Kesetiaan

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
15 November 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Review Fantastic Beasts 2 penuh dengan kritikan dan cibiran, padahal bagi kami ini adalah obat rindu yang (lumayan) mujarab.

Ramai-ramai poster film Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald telah dimulai sejak kemarin, menyusul pemutaran perdananya di banyak kota di Indonesia. Sebagai manusia yang sudah terpikat dunia sihir JK Rowling sejak usia 9, saya tak mau ketinggalan. Pokoknya, mau gimana pun caranya, saya harus nonton hari itu juga!

Selama lebih dari dua jam, saya kedinginan di studio bioskop menikmati jalan cerita petualangan Newt Scamander di tahun 1927 dengan latar belakang Prancis. Kemunculan beberapa aktor sempat bikin saya salah fokus—padahal niat utama saya adalah melihat aksi niffler—seperti Callum Thurner yang berperan sebagai Theseus Scamander yang, untuk sepersekian detik, sempat saya kira sebagai James Franco versi muda yang diawetkan. Gellert Grindelwald yang diperankan oleh Johnny Depp juga tak kalah menarik perhatian.

Terlepas dari kontroversi pemilihan dirinya, ia tampil begitu eksentrik dan menyisakan pertanyaan besar di kepala saya: kenapa Grindelwald kelihatan tua banget, padahal Dumbledore aja nggak tua-tua banget??? Kenapa juga, sih, dia harus dipakaikan foundation yang kecerahan kayak gitu—tanpa contouring dan shading???

O, dan jangan lupakan pula Jude Law yang berperan sebagai Albus Dumbledore itu sendiri. Saya hampir lupa kalau saya punya pacar pas lihat beliau tampil di layar…

…tapi lalu saya ingat saya udah nggak punya pacar, jadi saya memutuskan menghabiskan sisa nonton dengan nge-fangirling-in Dumbledore tiap kali dia muncul di tiap adegan :(((

Sayangnya, saya lebih sering membaca dan mendengar film Fantastic Beasts 2 ini disebut-sebut sebagai film yang jelek dan mengecewakan. Alur cerita yang bertele-tele, membosankan, sampai naskah film yang payah dianggap menjadi penyebabnya. Tak sedikit orang menganggap film ini membuat penonton mengantuk, dan mereka heran mengapa ada lebih banyak orang yang tampak antusias menonton film ini.

Naaaaah, di sinilah, saya merasa gatal ingin berbicara. Ketahuilah,Saudara-saudara, film Fantastic Beasts 2 ini nyatanya erat kaitannya dengan nilai kesetiaan.

Hah, kok bisa???

Pertama-tama, saya akan mengajak kamu-kamu untuk flashback sebentar.

Sejak kemunculan pertamanya dalam bentuk buku di tahun 1997, serial Harry Potter nyatanya sanggup mengguncang dunia dan melejitkan nama JK Rowling. Hingga filmnya dibuat pada tahun 2001, kian banyak orang bergabung dalam fandom, mengikuti kisah di dunia sihir yang memesona.

Buku terakhir Harry Potter terbit tahun 2007, sementara filmnya di tahun 2011. Pejuang kisah Harry Potter tentu ingat betul rasanya menerima kenyataan bahwa cerita yang diikuti bertahun-tahun harus berhenti begitu saja, menyisakan kalimat “The scar had not pained Harry for nineteen years. All was well.”

Kesedihan dan kesepian inilah yang mendasari kami kegirangan setengah mati mendengar Fantastic Beasts bakal difilmkan. Sejak November 2016, di film pertama Fantastic Beasts, kami—barisan manusia dengan post-Potter-syndrome—sudah duduk rapi menonton aksi kakek dari suami Luna Lovegood di masa depan. Ya, ya, ya, FYI aja nih: Newt Scamander adalah kakek dari Rolf Scamander, yang merupakan suami Luna kelak.

Meski kisah soal Newt adalah spin-off dari serial Harry Potter dan tak ada hubungannya langsung dengan bagaimana Harry mencium Cho Chang di tahun kelimanya di Hogwarts, kami tak peduli-peduli amat. Yang kami tahu, JK Rowling tetaplah orang yang ada di balik kisah ini—kisah dunia sihir yang sama yang telah membuat jiwa kami bahagia bertahun-tahun.

Iklan

Ini adalah perkara titik temu kerinduan, mylov!!!

Kedua, kabarnya film Fantastic Beasts bakal dijadikan lima film yang berturut-turut akan terbit pada tahun 2016, 2018, 2020, 2022, dan 2024.

Dari fakta ini, jelas bukan hanya kesetiaan para Potterhead terhadap kisah dunia sihir saja yang terlihat. Lima film yang bakal dirilis per dua tahun pun bisa menjadi suatu tolok ukur rahasia pada partner menontonmu.

[!!!!!11!!!1!!!]

Yaaah, maksud saya, bisa aja kan dulu kamu merencanakan nonton film Fantastic Beasts yang pertama bareng pacarmu, eh ternyata kalian putus duluan sehingga kamu malah nonton dengan cowok lain yang menjadi pacar barumu. Setelah itu, kalian janjian untuk nonton Fantastic Beasts 2, eh—lagi-lagi—hubungan cinta itu harus kandas sampai kamu akhirnya memilih untuk menonton sendirian dan bertanya-tanya siapa kekasih yang akan menemanimu menonton 3 film terakhir.

Sungguh, serial Fantastic Beasts bisa kamu jadikan titik perjalanan kisah asmaramu, Beb.

Ketiga, adegan di Hogwarts—atau apa pun yang mendekati Hogwarts—lengkap dengan instrumen Hedwig’s Theme, dijamin ampuh menggetarkan hati Potterhead manapun, termasuk yang ada di Fantastic Beasts 2.

Ya, benar, Teman-teman: mau dibilang filmnya jelek sekalipun, instrumen Hedwig’s Theme selalu mampu menimbulkan vibrasi-vibrasi haru di jiwa-jiwa kami. Kisah yang kami bangun di kepala kami selama bertahun-tahun seolah bangkit lagi lewat alunan sendu, diikuti bayangan-bayangan tentang pelajaran sapu terbang pertama Harry, pelukan Hagrid, Hippogriff, dedalu raksasa, mobil keluarga Weasley, Hutan Terlarang, Aragog, Hermione yang menonjok Draco Malfoy, remembrall milik Neville, Turnamen Triwizard, hingga Perang Hogwarts serta kematian Fred, Lupin, dan Tonks.

Dan, FYI, film Fantastic Beasts 2 menawarkan adegan Hogwarts, khususnya saat Dumbledore sedang mengajar Pertahanan terhadap Ilmu Hitam. Percayalah, bagi kami, potongan-potongan adegan itu sedang mengobati rindu kami yang mendayu-dayu.

Jadi, sekali lagi, walaupun banyak orang yang berkata film ini payah, jelek, mengecewakan, dan tidak pantas ditonton, saya tetap yakin ia bisa menjadi pelipur rindu yang—setidaknya—lumayan mujarab. Toh, kalau soal kecewa, saya sudah kecewa duluan lewat kisah Harry Potter and the Cursed Child tahun 2016 lalu itu.

Yaaaa, maksud saya—monmaap nih JK Rowling—kenapa sih Voldemort harus diceritakan punya anak sama Bellatrix Lestrange??? Mau gimana pun juga, rasa-rasanya itu tuh nggak mashooook di kepala :(((

Terakhir diperbarui pada 15 November 2018 oleh

Tags: Fantastic Beasts 2harry potterHedwig's Themejk rowlingJohnny DeppJude LawNewt ScamanderPotterhead
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

amber heard mojok.co
Luar Negeri

Amber Heard Anggap Komentar Warganet Selama Persidangan Tak Adil

14 Juni 2022
Ukraina vs Austria Tentang Jadikan Aku yang Kedua Buatlah Diriku Bahagia MOJOK.CO
Balbalan

Ukraina vs Austria Tentang Jadikan Aku yang Kedua Buatlah Diriku Bahagia

21 Juni 2021
Belanda Happy De Ligt Kembali Melawan Austria yang Ambigu Kayak Gellert Grindelwald MOJOK.CO
Balbalan

Belanda Happy De Ligt Kembali Melawan Austria yang Ambigu Kayak Gellert Grindelwald

17 Juni 2021
Austria vs Makedonia Utara: Gulat Troll Gunung Harry Potter vs Kuda Hitam Euro 2020 MOJOK.CO
Balbalan

Austria vs Makedonia Utara: Gulat Troll Gunung Harry Potter vs Kuda Hitam Euro 2020

13 Juni 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.