MOJOK.CO – Fadli Zon kayak nggak terima banget Ahok dipilih sebagai Komisaris Pertamina. Ya wajar sih, beliau kan jauh lebih hebat dari Ahok di segala lini kehidupan.
Ditetapkannya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina menimbulkan polemik. Terutama—tentu saja—dari pihak yang pernah berseberangan dengan Ahok.
Sebelum diumumkan secara resmi saja, Presiden Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), Arie Gumilar, sempat menyatakan keberatan dengan rencana ditunjukkanya Ahok. Hal yang belakang baru diketahui kalau Arie Gumilar ternyata merupakan simpatisan 212.
Namun selentingan soal Ahok tidak hanya muncul dari Serikat Pekerja Pertamina Bersatu, melainkan dari Waketum Partai Gerindra, Fadli Zon. Terutama setelah secara resmi Ahok ditunjuk sebagai “bos” Pertamina.
Tanpa tedeng aling-aling, Tuan Fadli Zon mempertanyakan apa kehebatan seorang Ahok sehingga pantas diangkat sebagai Komisaris Pertamina. Bahkan Fadli Zon heran, seperti tidak orang yang kompeten saja sampai-sampai menunjuk Ahok.
“Kalau saya menilai, kayak nggak ada orang lain aja gitu. Apa sih hebatnya? Menurut saya sih biasa-biasa saja,” kata Fadli Zon sebelumnya.
“Kan harusnya mencari orang profesional, memangnya dia ahli minyak? Dia kan bukan ahli minyak. Hebatnya apa dia di Pertamina?” kata Fadli lagi.
Meski Ahok merupakan lulusan Teknik Geologi serta memiliki gelar Master Manajemen, tapi agaknya Fadli Zon merasa Ahok tidak punya kapasitas dalam urusan perminyakan. Menurut mantan Wakil Ketua DPR RI ini, Ahok ditunjuk hanya karena punya kedekatan dengan Presiden Jokowi semata.
Terang saja komentar Fadli Zon ini dianggap meremehkan. Berbagai elite partai bahkan balik menegur Fadli Zon karena dianggap merendahkan kemampuan orang. Dari PPP, Golkar, sampai Partai Nasdem tercatat menyayangkan pernyataan Fadli Zon.
Bukannya merasa bersalah, Fadli justru menganggap bahwa komentarnya itu tidak kasar dan sudah sangat sopan.
“Dari berbagai sisi pun, menurut saya, sudah bermasalah. Belum jadi pun sudah bermasalah. Menimbulkan pertanyaan banyak orang, menimbulkan kegaduhan banyak orang. Komentar saya itu termasuk terlalu sopan,” kata Fadli Zon seperti diberitakan detik.com (25/11).
Bahkan dengan kukuh Fadli Zon menganggap Ahok ini orang bermasalah. “Kan Saudara Ahok ini adalah orang yang bermasalah, sehingga kemarin sampai menimbulkan keterbelahan, kan salah satunya karena dia, karena kasusnya,” tambahnya.
Tidak hanya sampai di sana, Fadli Zon pun kembali mengangkat isu politik identitas.
“Dengan menampilkan figur ini, yang mempunyai catatan besar terutama kepada umat Islam, tentu akan menimbulkan pertanyaaan, dan pertanyaan itu saya kira wajar saja, ada apa kok orang ini begitu dicintai sama Jokowi?” tanya beliau.
Fadli pantas merasa geregetan dengan dipilihnya Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina. Apalagi Fadli menilai Ahok ini nggak paham soal minyak dan oli. Sebab, kalau mau tahu siapa yang lebih ahli. Sebaiknya Jokowi mempertimbangkan Fadli saja ketimbang Ahok.
Lho, lho, kok bisa gitu?
Pada 2015 silam, Fadli Zon pernah menemukan “oli” jenis baru dalam pembangunan negeri. Sebuah penemuan fungsi minyak yang bahkan belum pernah disadari oleh Komisaris Pertamina sepanjang masa.
Dengan sangat terbuka, beliau mengutarakan bahwa salah satu “oli” pembangunan adalah…
…korupsi.
Ya, ya, kamu tidak salah baca.
“Mana yang kita pilih? Tidak ada korupsi, tidak ada pembangunan atau sedikit korupsi ada pembangunan? Di beberapa negara berkembang, korupsi itu justru ‘oli” pembangunan,” kata Fadli pada 30 Mei 2015.
Sebenarnya sih, Fadli tidak benar-benar mendukung korupsi, dia hanya meminta adanya perbaikan sistem. “Misalnya kalau orang mau buat paspor. Kalau kita suap, itu korupsi. Harusnya ada sistem, misalnya kalau mau fast track lebih mahal,” katanya saat itu.
Maksudnya, Fadli ini ingin ada sistem yang bisa mengenakkan orang-orang kaya seperti dirinya. Kalau punya duit, negara siap memfasilitasi. Itulah yang dinamakan “oli” pembangunan.
Menarik sekali bukan keilmuan beliau soal dunia “perminyakan” ini? Asal ada duit, semua bisa dipercepat urusannya karena penggunaan “oli” ini dibikin legal dan ada aturannya.
Wedyan, benar-benar ide orisinil yang brilian dan patut diapresiasi.
Selain itu, kalau mau perkara hebat-hebatan prestasi, ketimbang Ahok, Fadli ini punya rekam jejak yang keren pula. Jelas berada di atas Ahok.
Coba sekarang lihat, Ahok ini dari dulu nggak pernah konsisten. Dulu jadi Bupati Belitung Timur, lalu jadi Anggota DPR, lalu jadi Wakil Gubernur Jakarta, lalu jadi Gubernur Jakarta pula, sekarang malah jadi Komisaris Pertamina. Hadeh, ganti-ganti kerjaan mulu.
Coba dong bandingkan dengan Tuan Fadli. Sejak 2014 beliau konsisten jadi anggota DPR dan yaah… nggak ke mana-mana. Di situ aja terus. Kalaupun ada perubahan juga paling ketika diangkat jadi Wakil Ketua DPR. Ini tanda bahwa Fadli ini sangat dipercaya akan posisinya yang sekarang.
Selain itu, dengan posisi dan kesibukannya yang luar biasa saja Fadli sempat aktif bikin puisi-puisi keren yang isinya berupa kritik terhadap pemerintah sampai menyentil salah satu ulama yang sangat dihormati di tanah air.
Apakah Fadli tersandung masalah karena itu? Tentu saja tidak. Ini jadi tanda betapa hebatnya sosok Tuan Fadli. Coba kalau yang bikin itu Ahok? Dipenjara dan didemo berjilid-jilid pastinya.
Bahkan Fadli pernah menggubah lagu “Potong Bebek Angsa” pula.
Wedyan, nggak cuma bikin puisi, blio bahkan sampai bisa menggubah lagu legend. Benar-benar wakil rakyat yang sangat multitalenta dan berjiwa seni tinggi.
Bahkan ketika DPR yang dipimpin beliau pernah mendapat penilaian dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) karena kinerja jeblok, Fadli dengan sangat enteng berkata agar rakyat maklum.
Ajaibnya, karena yang ngomong ini adalah seorang Fadli Zon, rakyat langsung jadi maklum. Coba kalau Ahok yang ngomong. Wah, sudah didemo berjilid-jilid pastinya. Dan itu tanda bahwa Fadli memang lebih baik dari Ahok.
Lagipula kalau Fadli mempertanyakan soal alasan Ahok dipilih jadi bos Pertamina karena punya kedekatan khusus sama Jokowi, lha kalau Prabowo dipilih jadi Menteri Pertahanan itu karena apa yak?
Ah, kan nggak mungkin kalau Ketum-nya Fadli Zon di Gerindra ini dipilih karena kedekatan sama Jokowi pula. Nggak mungkeeen bangeeet. Sudah pasti karena Pak Prabs emang jago, nggak kayak Ahok yang nggak ada hebat-hebatnya itu.
BACA JUGA Enaknya Jadi Fadli Zon atau tulisan Ahmad Khadafi lainnya.