Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Dukung Sri Sultan Terima Pemudik ke Wilayah DIY. Mosok Mulih Ora Oleh?

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
31 Maret 2020
A A
sri sultan hamengkubuwonoX terima pemudik ke DIY dari zona merah ke wilayah DIY darurat sipil swakarantina lockdown kampung kecamatan kota Jogja malioboro Yogyakarta virus corona mitos mudik lebaran perantau Jogja mojok.co

sri sultan hamengkubuwonoX terima pemudik ke DIY dari zona merah ke wilayah DIY darurat sipil swakarantina lockdown kampung kecamatan kota Jogja malioboro Yogyakarta virus corona mitos mudik lebaran perantau Jogja mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Gubernur DIY Sri Sultan HB X berencana terima pemudik ke wilayah DIY. Meski sekilas bikin cemas, tapi alasan Sri Sultan perlu kita dukung, Lur.

Di tengah ramainya pembahasan soal darurat sipil, Jogja tegas bakal terima pemudik ke wilayah DIY . Pernyataan ini disampaikan oleh Sultan pada 30/3. Mendengar pernyataan ini sekilas bikin cemas, memang. Tapi Jogja santai, Lur, coba kita telaah dulu masalahnya pelan-pelan.

Kecemasan itu wajar. Hal ini timbul karena pemudik yang akan pulang dari berbagai kota-kota besar di Indonesia dikhawatirkan membawa virus. Istilah kerennya carrier, tapi percayalah faktanya nggak keren. Utamanya mereka yang selama ini merantau dan mencari pekerjaan di wilayah zona merah virus corona yang paling ditakutkan. Kalau pemudik itu malah memperparah penularan corona di Jogja kan gawat banget tuh!

Perkara terima pemudik ke wilayah DIY ini diberikan oleh Sultan bukan tanpa alasan. Para pemudik mungkin bekerja sebagai pedagang di Jakarta yang terpaksa tutup karena pandemi corona. Bisa jadi di antara mereka adalah karyawan yang di PHK. Berbagai motivasi ini tidak bisa disederhanakan begitu saja. Mereka mudik ke wilayah DIY bukan cuma ingin ketemu keluarga dan pamer sudah bisa kasih THR, tapi lebih kepada skema bertahan hidup.

Mereka justru bakal terlunta-lunta jika dibiarkan tanpa mata pencarian di kota rantauan. Sementara itu mereka punya keluarga di Jogja yang bisa memberikan mereka tempat tinggal, bahkan memenuhi kebutuhan pokoknya.

Saya nggak membayangkan jika para pemudik ini dianggap sebagai parasit di kota orang. Stigma pendatang yang buruk dan dianggap menuh-menuhin kota metropolitan. Dalam keadaan darurat seperti ini bukan tidak mungkin para perantau justru bakal dilanda stres karena terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan. Pekerjaan dan pendapatan terancam, tapi ditolak oleh kota asal tempat tinggal. Duh, nggak tega sih.

Situasi demikian membuat saya membayangkan diri sendiri ketika saya nggak dibolehin mudik dari Yogyakarta ke kampung halaman. Yogyakarta tempat saya cari duit dan cari ilmu, tapi ketika keduanya tidak lagi bisa saya dapatkan, saya perlu pulang dalam misi birul walidain. Kembali ke haribaan orang tua untuk setidaknya menentramkan mereka dengan kehadiran saya.

Plus, pulang ke rumah membuat saya dan keluarga menghemat biaya hidup.

Nah, kalau tiba-tiba kampung halaman saya menolak terima pemudik dari luar kota, ya kacau. Saya di Jogja mau ngapain? Merenung di pojokan sambil baca puisinya Sapardi sepanjang hari?

Lagi pula, Sri Sultan memberlakukan syarat untuk terima pemudik ke wilayah DIY. Mereka harus benar-benar mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan. Misalnya dengan melapor kepada pengurus RT atau kelurahan sehingga kondisi mereka dipantau. Minimal tahu diri dengan melakukan swakarantina selama 14 hari.

Pemudik yang diterima sama Sultan pun harusnya disiplin dan paham betul akan bahaya virus corona yang mungkin mereka tularkan pada keluarga. Menganggap diri sendiri sebagai ‘orang sakit’ mungkin bisa membantu. Sekalian buat praktik hati-hati biar nggak menularkan ke orang tersayang di rumah.

“…mulih wae, mosok mulih ora oleh?”

Jadi nyuwun tulung lah, Lur. Sultan sudah terima pemudik ke wilayah DIY buat meringankan beban kawan-kawan sekalian. Maka pulanglah dengan disiplin dan mawas diri saling jaga satu sama lain. Kalau pas sudah sampai Jogja malah nongki-nongki bangsat di Amplaz sambil haha-hihi dalam rangka reunian dan buka bersama, mohon maaf Anda le ngawur kepolen.

BACA JUGA Menjawab Mitos-mitos Seputar Virus Corona atau artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 31 Maret 2020 oleh

Tags: Jogjamudik lebaransri sultan HB X
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Lagu Sendu yang Mengiringi Banjir Bandang Sumatera Barat MOJOK.CO

Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat

6 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.