MOJOK.CO – Para cebong pada gerah lihat kampanye Prabowo-Sandi di area Senayan dihadiri oleh 1 juta orang lebih. Dibilang berlebihan katanya. Ealah.
Betapa bahagianya Prabowo Subianto, Calon Presiden ketika mengetahui massa yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno begitu banyak. Kompleks Senayan pada Minggu (7/4) pagi dipadati lautan manusia dari berbagai daerah dalam rangka kampanye akbar Prabowo-Sandi.
“Panitia, berapa yang sudah dihitung hadir di sekitar Senayan? Berapa?” kata Prabowo.
Ketika sudah mendapat jawaban dari panitia, “Satu juta lebih!” kata Prabowo semangat. Prabowo lalu bercerita bahwa orang sebanyak itu tidak hadir karena dibayar. “Bahkan tadi saya di mobil saya yang dikasih uang oleh rakyat,” katanya.
Hiks, benar-benar mengharukan ya, Pak. Jadi baper nih.
Angka itu nggak main-main banyaknya lho. Sebagai perbandingan saja, penduduk Kota Yogyakarta saja total hanya berjumlah 417 ribuan per tahun 2017. Edyan kan? Sama orang yang hadir di area Senayan untuk menghadiri kampanye Prabowo-Sandi aja setengah nggak sampai lho. Warbiyasa.
Namun, bukan Pak Prabowo kalau apa-apa yang diucapkan selalu dinyinyirin oleh cebong atau TKN Jokowi-Ma’ruf. Usai mengklaim kampanyenya dihadiri 1 juta orang, Jubir TKN, Ace Hasan Syadzily menyampaikan bahwa angka tersebut terlalu berlebihan.
“Jangan terlalu berlebihan untuk menghitung jumlah yang hadir. Kapasitas GBK itu tidak sampai 150.000 orang. Jangan ngaku-ngaku hingga satu juta,” katanya ketus.
Hedeh. Iri aja deh.
Ace pun sebenarnya juga melakukan perhitungan sederhana untuk memperkuat argumentasinya bahwa klaim Prabowo 1 juta itu tidak benar.
“Kalau 1 meter per segi bisa untuk 2 orang, berarti kapasitasnya jadi 15 ribu plus running track 10 ribu orang. Artinya kapasitas full 100.000-110.000 orang. Kepotong panggung taruhlah 106.000. Melihat luar yang relatif kosong, taruhlah ada 10 ribu orang di luar. Total 116.000,” jelas Ace.
Namun tentu saja omongan ini tidak perlu diperhatikan. Selama ini memang banyak cebong sudah mengecilkan jumlah orang-orang yang demo baik ketika bela Islam maupun kampanye bela Prabowo-Sandi.
Kayak aksi super-duper-damai 212 yang dihadiri 7 juta umat atau Reuni 212 dihadiri 8 juta peserta dianggap cuma ratusan ribu orang.
Hedeh, yang begini ini kan cuma hitung-hitungan pakai rumus matematis fana buatan manusia. Makanya, hitungnya pakai mata batin dong sekali-kali. Gitu aja kagak paham. Benar-benar IQ 200 sekolam deh.
Lagian angka 1 juta peserta kampanye Prabowo-Sandi kan tidak hanya dihitung di dalam stadion aja. Melainkan juga mereka yang hadir membanjiri area Senayan. Jadi kalau bikin perhitungan jangan setengah-setengah gitu. Main framing aja deh. Dasar media antek rezim.
Jika menghitung area Senayan plus Stadion GBK di dalamnya, sudah jelas kalau orang yang hadir bisa melebihi satu juta orang dong. Lha wong Reuni 212 yang di Monas dan luas areanya nggak seluas komples Senayan aja menurut Novel Bamukmin dihadiri 3-4 juta, sedangkan menurut Bernard Abdul Jabar 8 juta orang kok.
Walaupun kalau dihitung memakai perhitungan sederhana area yang padat dengan perhitungan 1 m2 bisa dimasuki 2 orang, hitung-hitungannya jadi hanya menyisakan 193 ribuan orang saja (dengan perhitungan longgar) sedangkan jika orang di sana berdiri tanpa menyisakan celah apa pun akan menghasilkan angka 772 ribuan orang kalau bikin aksi maksimal di Monas dan sekitarnya.
Jadi jelas, jika Senayan punya area kosong lebih luas ketimbang komples Monas dan sekitarnya, maka sudah pasti orang yang hadir di kompleks Senayan jauh lebih banyak lagi. Wajar dong, kan areanya lebih luas. Mana ada bangunan Stadion Gelora Bung Karno yang memiliki tribun. Makin banyak lagi pasti.
Anehnya, jika area Monas dan jalanan di sekitarnya saja beberapa pihak berani mengklaim orang yang hadir mencapai 3 sampai 8 juta jiwa, kenapa di Senayan yang lebih luas, Prabowo cuma mau menyebut 1 juta orang saja yang hadir?
Padahal secara perhitungan matematika dengan teori otodidak yang sudah dilabeli halal, harusnya kalau Prabowo menyebut 10 juta orang ya nggak apa-apa. Nggak masalah.
Lha gimana? Di area Monas dan sekitarnya aja biasa disebut 8 juta, ini komples Senayan yang punya lahan kosong lebih luas harusnya bisa lebih banyak lagi dong jumlah orangnya.
Hal ini justru menunjukkan betapa Prabowo dan tim suksesnya sebenarnya merupakan sekelompok manusia yang kelewat rendah hati. Tidak ingin melebih-lebihkan angka dukungan yang ada. Benar-benar idolak.
Jangankan mau melebih-lebihkan angka, mengecilkan angka dengan nyebut 1 juta orang aja udah banyak cebong-cebong kepanasan yang bilang kalau angka ini berlebihan. Celotehan-celotehan iri yang menjadi bukti kalau mereka nggak mampu ngumpulin massa sebanyak itu.
Kalau kayak begini, rasanya jadi kasihan deh sama para cebong.
Makanya, jangan apa-apa itu menggunakan akal dan perhitungan matematis yang sangat duniawi begitu. Sekali-kali pakailah hati, mata batin, atau ilmu laduni. Jangan mengandalkan perhitungan ala-ala teknik sipil buatan kafir itu. Nggak varokah. Hambock yackin.
Salam 1 juta, salam akal sehat. Yeah.