Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Bus Mataram Magelang Wonosobo Semrawut, Kernet Aktif Berteriak, tapi Justru Bikin Kangen

Hanif Ibadurrahman oleh Hanif Ibadurrahman
2 Mei 2024
A A
Bus Mataram Magelang Wonosobo Semrawut, tapi Bikin Kangen MOJOK.CO

Bus Mataram Magelang Wonosobo Semrawut, tapi Bikin Kangen MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Perilaku penumpang Bus Mataram Magelang Wonosobo yang nggak kalah unik

Beda dari bus Trans yang mayoritas penumpangnya adalah masyarakat perkotaan dan penyangga kota, Bus Mataram Magelang Wonosobo dan sejenisnya lebih banyak melayani masyarakat pedesaan dan kota kabupaten. Hal ini yang menyebabkan penumpang bus ini mempunyai perilaku unik.

Salah satunya adalah keberanian penumpang untuk menawar harga tiket. Misalnya, “Biasanya 5 ribu kok sekarang 7 ribu!” Ada juga begini: “Loh., saya tadi dari pasar, deket itu, kok bayarnya 10 ribu!”. Si kernet biasanya akan melawan sambil senyum-senyum.

Selain menawar ongkos bus, terkadang penumpang membayar dengan uang yang sudah lusuh, kotor, dan lecek. Penumpang mengeluarkan uang tersebut terkadang dari peci hitam, kantong kemeja putih garis-garis yang sudah lusuh, sela-sela buku yasin ibu-ibu sepulang yasinan di desa sebelah, maupun dari kantong kemeja korpri khas guru honorer yang lesu karena gajinya masih nunggak 2 bulan.  

Penumpang Bus Mataram Magelang Wonosobo ini saya saksikan berinteraksi dengan sesama penumpang maupun dengan sopir atau kernet. Bahkan penumpang dan sopir atau kernet sudah ada yang saling kenal karena seringnya berinteraksi di dalam bus ini. Lain dengan penumpang di bus Trans yang kebanyakan lebih sibuk dengan hape masing-masing. Bagi saya interaksi antara sopir, kernet, dan penumpang adalah hal yang bikin saya kangen.

Ketika penumpang akan naik atau turun, komando ada di kernet atau penumpang bukan sopir

Kalau bus Trans, mereka sudah punya halte yang pasti. Jadi, sopir pasti akan berhenti secara otomatis untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Walau halte kosong, bus tetap berhenti selama beberapa detik atau paling tidak memelankan laju bis.

Lain dengan Bus Mataram Magelang Wonosobo dan sejenisnya. Kalau penumpang mau turun, komando ada di kernet atau bahkan si penumpang sendiri. Biasanya, ketika akan naik, calon penumpang akan melambaikan tangan ke arah bus, lalu sopir akan berhenti di depannya. 

Ada kalanya bis berhenti agak jauh sehingga calon penumpang harus berjalan bahkan berlari. Bila calon penumpang diam saja, bis tidak akan me-notice. Bus Mataram Magelang Wonosobo akan jalan terus.

Bila sudah naik, penumpang memberitahukan lokasi turun kepada kernet. Lalu, kernet akan “teriak” menginfokan supir bahwa ada penumpang yang akan turun. Namun terkadang, penumpang memberitahukannya langsung kepada supir. Misalnya:

“Kantor PLN, Pak!”

“Depan ya, Mas!” 

“Mriki mawon, Pak!”

Terkadang penumpang atau kernet menginfokan sopir dengan cara mengetok-ngetok kaca atau tiang di dalam bis menggunakan uang logam. Bunyi yang dihasilkan sangat ngangeni terutama bagi penumpang yang sudah lama tidak naik bus ini.

“Sigandul! Sigandul!”

Teriakan sang kernet membuat Bus Mataram Magelang Wonosobo itu perlahan menepi. Ini tanda saya harus bersiap turun. 

Iklan

“Suwun nggih, Mas”, ucap saya ke sopir dan kernet. 

“Nggih!” Balas mereka bersamaan. Saya turun di depan Sigandul View Coffee and Resto sembari memandang Bus Mataram Magelang Wonosobo berbodi hijau perlahan meninggalkan saya. Ah, saya lupa tanya nama kernet dan sopir. Semoga bisa berjumpa lagi!

Penulis: Hanif Ibadurrahman

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Riwayat Bus Mulyo Jogja Purwokerto, Mantan Raja Jalur Selatan Andalan Buruh Gendong Pulang ke Kulon Progo dan pengalaman menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 2 Mei 2024 oleh

Tags: Bus MataramBus Mataram Magelang WonosobomagelangParakanWonosobo
Hanif Ibadurrahman

Hanif Ibadurrahman

Artikel Terkait

Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO
Hiburan

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
5 Hal yang Lumrah di Bekasi tapi Nggak Bisa Ditemukan di Muntilan Magelang
Pojokan

5 Hal yang Lumrah di Bekasi tapi Nggak Bisa Ditemukan di Muntilan Magelang

20 Oktober 2025
Pengunjung menikmati Borobudur Sunrise di Magelang. (Doc. InJourney)
Kilas

Pengalaman Wisatawan Menikmati Borobudur Sunrise, Datang dari Subuh untuk Melihat Rona Matahari Jingga

20 Oktober 2025
4 Hal Tidak Menyenangkan di Magelang buat Kapok Wisatawan
Pojokan

4 Hal Tidak Menyenangkan di Magelang buat Kapok Wisatawan

17 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Harga Paha Atas Olive Chicken Naik, Warga Jogja Resah (Unsplash)

Keresahan Warga Jogja di Balik Kabar Kenaikan Harga Menu Paha Atas Olive Chicken

12 Desember 2025
Alumnus ITB resign kerja di Jakarta dan buka usaha sendiri di Bandung. MOJOK.CO

Alumnus ITB Rela Tinggalkan Gaji Puluhan Juta di Jakarta demi Buka Lapangan Kerja dan Gaungkan Isu Lingkungan

12 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025

Video Terbaru

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.