MOJOK.CO – Biar bisa sekaya miliarder dunia, yang harus orang kaya medioker Indonesia lakukan adalah mempercayakan semua pada pasar yang bekerja. Udah, itu aja. Nggak usah ngurusin yang lain. Apalagi ngurusin orang miskin.
Dalam dunia yang sudah terintegrasi oleh globalisasi, pasar bebas, dan ideologi neoliberalisme, orang bisa menjadi sangat kaya dengan mudah. Buktinya, dalam satu dekade terakhir, jumlah miliarder di dunia meningkat sebanyak dua kali lipat. Menurut laporan dari Oxfam (organisasi yang fokus di isu kemiskinan dan ketimpangan) saat ini ada 2.513 miliarder di seluruh dunia.
Waaah senang sekali ya mendengar bahwa ekonomi neolib ini membuka (((pintu-pintu rezeki))) bagi orang untuk bisa menjadi miliarder. Masya Allah, tabarakallah~
Ini tentu saja menjadi kabar baik terlepas dari fakta lain yang dipaparkan bahwa jika kekayaan 2.153 miliarder ini dijumlah, uang yang mereka punya bakal lebih banyak dari jumlah uang yang dimiliki 4,6 miliar orang miskin di planet Bumi. Kita sih pura-pura tutup mata saja ya.
Pura-pura nggak tahu aja, nggak seru bahas orang miskin tuuu. Lagian siapa juga yang peduli sama mereka. Bukankah Anda datang ke tulisan ini juga untuk mengetahui apa rahasia para miliarder itu sampai uangnya bisa tumpeh ke mana-mana?
Oke, nggak usah banyak cingcong, kita langsung buka-bukaan aja apa sih rahasia mereka kok bisa kaya banget seperti itu.
Disclaimer: rahasia kekayaan ini bukan bikin-bikinan saya lho, seorang miliarder bernama Nick Hanuer yang membeberkannya sendiri.
Hal pertama yang bisa bikin orang bisa jadi miliarder tentu saja harus terlahir sebagai orang kaya. Dengan itu mereka bisa punya modal untuk sekolah mahal, dan pas sudah lulus, langsung nangkring di posisi penting di perusahaan lewat jalur orang dalam. Kalau mau wirausaha ya boleh, modalnya kan tinggal minta mama-papa. Oiya jangan lupakan kalau harus punya penampilan menarik juga.
Kalau sudah seperti itu, ya sudah. Sisanya, biarkan Tuhan mekanisme pasar bekerja.
Lah, itu aja rahasianya?
Lah, rumongsomu opo meneh , luuur?
Aslinya emang nggak ada rahasia apa-apa. Orang miliarder itu bakal semakin kaya dengan sendirinya kok. WQWQ.
Mereka akan bertambah kaya dengan sendirinya karena selama ini tidak pernah terbebani dengan pajak progresif. Inget, dalam sistem ekonomi neoliberal, apa-apa yang menjadi beban bagi pemilik modal, akan dianggap merugikan karena bikin mereka males jualan–yang dampaknya pada pemecatan pekerja dan berkurangnya penawaran yang bikin aktivitas konsumsi di negara terhambat, konsekuensi logisnya, kalau sedikit yang melakukan konsumsi ya ekonomi negara jadi melambat lah.
Sama kayak kenapa perusahaan bisa sangat kuat dalam menetapkan upah pekerja. Mereka bisa berdalih kalau upah pekerja dinaikin, ongkos produksi perusahaan jadi naik juga, keuntungan jadi lebih sedikit. Kalo untungnya sedikit, perusahaan mana coba yang mau buka lapangan kerja baru?
Lagian, pekerja tuh kerjanya cuma bikin barang dan jasa yang dijual aja. Itu pun cuma 8 jam. Jadi wajar dong kalau perusahaan cuma ngasih upah seadanya.
Beda sama miliarder-miliarder yang kerjanya jadi CEO. Entahlah mereka ngapain aja, pokoknya jam kerja mereka tuh 24 jam. Wajar aja kalau harus dibayar 300 kali lipat dari upah pekerja.
Loh bener wajar, kan? Meskipun keuntungan perusahaan itu dihasilkan sama pekerja yang menghasilkan barang dan jasa yang bisa dijual, tapi kan CEO-nya yang punya modal, jadi ya dia yang layak dapat uang lebih banyak lahhh.
Makanya ujung-ujungnya, kekayaan akan terkonsentrasi ke mereka lagi. Jadi, kekayaan mereka akan terus menggandakan diri dengan sendirinya. Cara ekonomi bekerja seperti inilah yang membuat top 1% orang terkaya di dunia kekayaannya bertambah sekian triliun setiap tahunnya.
Bagaimana dengan Indonesia?
Di Indonesia juga udah ada miliarder juga sih. Kalau dari data Oxfam, kekayaan 1% orang terkaya di Indonesia sama kaya separuh kekayaan nasional. Empat besar orang terkaya di Indonesia bahkan lebih kaya dari 40% penduduk miskin di Indonesia yang jumlahnya kira-kira 100 juta orang.
Bedanya miliarder dunia sama miliarder Indonesia adalah, miliarder Indonesia banyak yang berkuasa dari sisi politik.
Ngapain main politik? Soalnya miliarder Indonesia nggak sekaya miliarder dunia, jadinya untuk memperkaya mereka, mereka harus membuat keputusan politik yang semakin memperkuat posisi mereka.
Kira-kira apa sih yang bisa dilakukan orang kaya medioker biar bisa jadi miliarder juga kayak mereka?
Selain tadi, yakni membiarkan pasar bekerja, orang kaya Indonesia nih harusnya fokus nyari cuan aja. Kalau bosen bekerja, liburan kek, belanja kek, atau ngapain aja lah pokoknya. Yang penting selalu berhubungan dengan kegiatan orang kaya. Jangan mikirin yang lain. Apalagi mikirin orang miskin.
Ini nih kesalahan orang kaya medioker di Indonesia. Suka ngurusin orang miskin. Karena ngerasa superior, jadinya mendikte mereka harus ngapain biar bisa kaya kayak mereka.
Nggak usah lah nyuruh mereka rajin bekerja, rajin menabung, rajin sedekah, rajin-rajin pakai kondom biar nggak punya banyak anak yang nantinya bodoh, malas, dan miskin juga. Mereka tuh can’t relate dengan standar kalian.
Dikiranya mereka miskin karena malas, padahal orang miskin nih kurang apa coba kalau kerja. Udah kerja 8 jam di pabrik, pulangnya nyambi jadi driver ojol. Tapi ya emang dasarnya pendapatan mereka sedikit, mau kerja sebanyak apa juga nggak akan kaya-kaya. Konsekuensi logis dari ini adalah, kalau pendapatan sedikit, boro-boro bisa nabung. Bisa makan aja udah syukur.
Jadi, kalian orang kaya medioker baiknya diam aja ya. Nyari cuan aja!
Kalau emang mau punya impact di kehidupan orang miskin, sumbangin aja noh semua uang kalian kayak yang dilakukan Bill Gates. Kalau percaya the power of sedekah ekonomi neolib bekerja, kalian akan balik jadi kaya lagi kok di tahun depannya. Kalau cuma ngomong doang mah ngapain, sama orang miskin juga nggak akan didengerin.
BACA JUGA Das Kapital: Cara Singkat Menjadi Pengusaha Kaya dan artikel menarik lainnya di POJOKAN.