Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Membandingkan AwKarin dengan Dian Sastro

Muslim AR oleh Muslim AR
21 September 2016
A A
awkarin dengan dian sastro
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Selepas liputan pencurian oleh dua remaja tanggung yang ingin mempunyai smartphone varian terbaru, saya singgah di tempat peluncuran perdana video klip lagu pertama Young Lex X AwKarin yang berjudul BAD.

Di sebuah gedung yang dindingnya dipenuhi dengan grafiti. Kawasan Blok M di Jakarta Selatan, memang baru memulai hidupnya jelang malam.

Saya bukanlah fans AwKarin ataupun Young Lex. Hanya ingin singgah, menyapa seorang teman yang tengah ditugasi meliput di sana.

Sebelum lagu AwKarin yang cengeng dan cuma curhat, soal betapa mereka membenci orang-orang yang selalu memandang mereka lemah itu ditayangkan, saya sudah menghabiskan lima batang rokok.

Saya menjadi satu dari puluhan generasi Z yang keranjingan AwKarin, dan menurut mereka saya adalah orang yang beruntung. Ya, jelas, sebelum video itu diunggah ke YouTube kami sudah menontonnya.

Usai menonton, ada sesi tanya jawab dan juga kesempatan berfoto bersama dengan AwKarin yang punya ribuan followers di Instagram. Sayangnya, saya sungguh enggan untuk berfoto bersama AwKarin. Bukan apa-apa, hanya saja ia terlalu kontroversial dan itu bisa membawa sial bagi hubungan saya dengan pacar.

“Oh jadi, AwKarin itu lebih cantik dari aku? Followers IG nya lebih banyak? Ooo… ini yang liputan itu?” Begitulah kira-kira tanggapan pacar jika saya ketahuan sempat berfoto dengan AwKarin.

Sudah, tak usah sok jantan pada pasangan Anda. Seolah sanggup hidup tanpa mereka. Toh, nanti minta dikelonin juga.

Nah, saat AwKarin menyanyi berdua dengan Young Lex tak ada yang terlalu istimewa. Hanya puluhan orang menontonnya, tak lebih.

Mereka kebanyakan adalah sekumpulan remaja tanggung, dengan dandanan kekinian yang menggandeng tangan pasangannya masing-masing. Saya dan dua orang kawan lainnya merasa asing di tengah-tengah remaja yang kebanyakan lututnya mulus, bibirnya merah, dan membuat celana kami sempit itu.

Setiap pertanyaan dari fans AwKarin terdengar lucu-lucu. Salah seorang bocah yang saya yakin belum punya KTP, bertanya soal langkah AwKarin selanjutnya untuk menapaki dunia entertainment.

Sungguh pertanyaan yang luar biasa! Merekalah penerus bangsa ini, berfikiran maju dan terbuka.

Saya dan dua kawan lain yang juga berprofesi sebagai jurnalis mengejek mereka. Seolah kami paling hebat dan benar. Tapi, saya penasaran. Berapa sih followers-nya AwKarin dan berapa sih yang nonton videonya di YouTube?

Iseng-iseng, saya coba cek di akun YouTube Young Lex. Dan, astaga! Hanya dalam hitungan 3 menit, video klip lagu mereka sudah di tonton 14 ribu kali!

Iklan

Keisengan saya menjadi-jadi, mulailah saya kepoin semua akun IG yang mencantumkan kata “AwKarin”. Oh, Tuhan. Ribuan dedek-dedek emesh jadi pengikutnya. Dan mereka yang jadi followers-nya memiliki gaya yang sama dengan AwKarin.

Sebetulnya saya tidaklah cakap untuk membahas fenomena AwKarin yang katanya sangat menguntungkan banyak pihak. Ya, wajar saja jika provider telekomunikasi mau habis-habisan mendukung AwKarin. Tetapi, sudahlah, saya tak ingin membahasnya lagi.

Sekian waktu berselang, tiba-tiba kami didatangi kawan yang ditugasi meliput AwKarin tadi. Wajahnya tampak jengah, seperti hendak menumpahkan kesal. Rupanya ia gagal mewawancarai AwKarin.

“Sial! Artis bukan, pejabat bukan, susahnya minta ampun. Ribet banget, padahal cuma mau wawancara doang!”

Benar saja, omelannya tumpah dalam sepersekian detik. Sementara itu, video AwKarin sudah mencapai 100.000 viewers.

Akhirnya kami pun pulang sambil mencari tempat karaoke di sekitar Blok M. Di sana, kami sempat menyanyikan lagu milik Sheila On 7 yang berjudul Sebuah Kisah Klasik. Mendadak, saya merasa terpisah zaman dengan AwKarin.

Entah kenapa, saya yang hanya berjarak beberapa tahun dengan Generasi AwKarin ini merasa menjadi barang antik saat menyanyikan lagu Sheila On 7 ini.

Tetiba, di dalam kepala, lirik-lirik lagu AwKarin menghentak. Saya mulai membenci orang-orang yang pura-pura mendukung dan memuji, lalu saya tak mau lagi bersabar dengan nasib.

Loe semua lah yang paling benar
Loe semua nilai kita dari luar
Tatoan tapi tak pakai narkoba
Jangan nilai kami dari covernya

I’m bad girl
Bila kau tak pernah buat dosa
Silakan hina ku sepuasnya
Kalian semua suci aku penuh dosa

I’m bad boy
Kau benci ku yang apa adanya
Dan silakan sukai mereka
Yang berlaga baik di depan kamera

Begitulah liriknya. Dan lewat lirik tersebut, saya jadi ingat semua narasumber yang dari pemerintahan. Mau itu aparat, politikus, ataupun eksekutif di beberapa daerah Indonesia.

Ya, mereka belaga baik di depan kamera. Padahal, keteknya bau, saat wawancara juga sering bikin recorder dan mic basah oleh air liur karena bualannya soal rakyat.

Para narasumber saya rata-rata mengaku peduli dengan generasi penerus. Namun, entah kenapa para begal, maling, pemabuk, tukang tawuran, dan pemerkosa yang saya temui kebanyakan adalah anak-anak muda.

Dan parahnya, mereka juga ingin seperti Young Lex. Sementara para remaja perempuan, rela menemani pria-pria dengan rekening tebal di kamar sewaan. Semua demi harapan dangkal: asal bisa meniru AwKarin yang terus update baju, sepatu, make up, dan tas terbarunya.

Cukup lama saya melamun di ruang karaoke, sementara kawan-kawan terus memilih lagu. Hingga kemudian di sebuah lagu, mata saya menangkap wajah seorang gadis. Dian Sastro. Ia, ketika itu, masih jadi model video klip di lagu J.A.P-nya Sheila On 7.

Dian Sastro, memakai baju yang tertutup, tanpa memperlihatkan belahan dada. Rambutnya tergerai, senyumnya manis, hanya wajahnya dengan kerlingan mata yang aduhai, membuat lutut lemas.

Saya jadi lupa bagaimana rupa AwKarin, lupa bagaimana sintal dadanya, atau bagaimana desahannya setiap bicara. Mendadak, imaji saya terbang liar: semua lady-companion (LC) dalam ruangan karaoke yang kami minta untuk menemani hingga dini hari nanti hanyalah tiruan AwKarin lainnya.

Lalu, Dian Sastro menjadi dewi. Dewi yang sempurna, seolah dedek-dedek emesh yang meniru AwKarin tak ada seujung tai dengan dirinya.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2021 oleh

Tags: aWkarinDian SastroYoung LexYoutube
Muslim AR

Muslim AR

Artikel Terkait

Nopek Novian: Godfather Konten Kampung yang Panen Dolar
Video

Kisah Komika Nopek Novian Jadi Godfather Konten Kampung di Madiun

17 Juni 2025
Google dan YouTube Beri Dukungan untuk UKM dan kreator MOJOK.CO
Ekonomi

Dukungan Google dan YouTube untuk UKM dan Kerator Lokal, Lebih Berdaya dengan Peluang Kerja Baru

2 Oktober 2024
Konten YouTube Influencer Bukan Segalanya bagi Dunia Kuliner Indonesia MOJOK.CO
Esai

Konten YouTube Influencer Bukan Segalanya bagi Dunia Kuliner Indonesia

15 April 2023
UGC, Pasar Besar yang Bakal Menjadi Pembeda di 2023 MOJOK.CO
Konter

UGC, Pasar Besar yang Bakal Menjadi Pembeda di 2023

29 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.