Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah pemilih Gen Z dan milenial pada Pemilu 2024 adalah sebanyak 113.600.222 pemilih atau 56,45% dari total DPT Pemilu 2024. Secara spesifik lagi, jumlah pemilih Gen Z adalah sebanyak 46.800.161 pemilih atau 22,85% dari total DPT Pemilu 2024. Jumlah ini menjadikan generasi pemilih muda ini sebagai kelompok pemilih terbesar kedua di Indonesia di bawah generasi milenial.
Gen Z merupakan generasi yang lahir pada tahun 1997-2012. Mereka memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya. Generasi ini merupakan generasi yang lahir dan tumbuh di era digital. Mereka sangat akrab dengan teknologi, sehingga cakap menggunakan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Hal ini tercermin dari bagaimana cara mereka mendapatkan informasi, berkomunikasi, dan bersosialisasi.
Secara umum, Generasi Z juga cenderung memiliki pemikiran yang kritis dan independen. Mereka tidak mudah percaya pada informasi yang mereka terima, dan mereka akan berusaha mencari informasi dari berbagai sumber sebelum membuat keputusan. Hal ini membuat mereka lebih terbuka dan selektif dalam menggunakan suaranya. Implikasinya, keputusan-keputusan yang mereka ambil seringkali berubah dengan begitu cepat.
Ciri yang melekat pada Gen Z ini konon memiliki implikasi penting bagi Pemilu 2024 Indonesia. Banyak pengamat dan hasil survei yang memprediksi bahwa suara Gen Z bakal menjadi faktor penentu hasil pemilu. Selain itu, kelompok pemilih ini juga memiliki harapan dan tuntutan yang berbeda dari generasi sebelumnya, sehingga mereka perlu mendapat perhatian dari para calon kontestan politik dan partai politik.
Narasumber #PutCast
Episode PutCast kali ini mengobrolkan banyak hal terkait perilaku Gen Z dalam memilih presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024 nanti. Kepala Suku Mojok mengundang salah satu dosen dan peneliti partai politik dari Departemen Politik & Pemerintahan Fisipol UGM, Mada Sukmajati.
Benarkah perilaku Gen Z sukar ditebak akan memilih pasangan presiden dan wakil presiden yang mana? Apakah kelompok pemilih muda ini adalah generasi yang mudah mengesampingkan jejak masa lalu para kandidat? Setujukah jika suara-suara mereka yang terlalu ‘swing voters’ ini dipengaruhi oleh edukasi politik yang kurang? Simak analisisnya dengan menonton video di atas sampai selesai.
—
Mau nonton video edisi #PutCast sebelumnya kunjungi playlist Youtube di sini. Atau jika mau lihat-lihat video Mojok yang lain dengan isu dan tema yang menarik, yuk ngintip video-video lainnya di sini.