STOVIA, sekolah kedokteran yang menjadi motor kaum pergerakan Indonesia awal, tak melunturkan prinsipnya, bahwa “bangsa Jawa tetap Jawa”. Identitas kebangsaan Jawa mesti tetap dipertahankan. Dan sebaliknya, pengetahuan Barat tidak sesuai bagi orang Jawa. Padahal, ia sendiri belajar sampai ke Eropa Barat.
Prinsip ini yang membikin aktivis muda berdarah panas yang sama-sama dari STOVIA, Tjipto Mangoenkoesoemo, hengkang dari Boedi Oetomo, saat organisasi itu baru berumur satu tahun.
Namun, pandangan etnosentrismenya itu tidak menghalanginya menjadi seorang Indonesia dengan peran signifikan.
Bahkan, saat sidang perumusan dasar terbangunnya sebuah negara baru, ia didapuk sebagai pemimpin sidang. Ia pemegang palu sidang penggalian, perdebatan, dan perumusan asas sebuah negara yang kelak bernama Republik Indonesia. Inilah RADJIMAN WEDYODININGRAT, Legenda Palu Sidang Republik.