Banyak yang lebih mengenal sosok Muhammad Yamin sebagai penggagas Ikrar Sumpah Pemuda. Tak banyak yang tahu bahwa latar belakang Yamin selain sebagai aktivis kepemudaan dan politikus, juga merupakan seorang penyair muda, sastrawan, sekaligus seorang budayawan. Seribuan pemuda pemudi dari seluruh Indonesia yang hadir dalam Kongres Sumpah Pemuda pernah mendengar Ikrar Sumpah Pemuda buatannya.
Tokoh pahlawan nasional yang berasal dari Sawahlunto, Sumatera Barat, ini pernah dua kali mengenyam masa SMA. Kemudian ia sempat melanjutkan kuliah di jurusan kedokteran hewan, tetapi tidak selesai. Kemudian mencoba lagi untuk melanjutkan kuliah jurusan pertanian di Bogor dan selesai. Hatinya bergejolak dan ternyata ia lebih berminat untuk mendalami sastra yang sudah ia tekuni sejak masa mudanya.
Buku terbitan pertamanya adalah kumpulan puisi ‘Tanah Air’. Lalu ia memberi judul buku kumpulan puisi keduanya berjudul ‘Toempah Darah’, rilis bertepatan pada hari Sumpah Pemuda. Dari sinilah gagasan isi Ikrar Sumpah Pemuda itu berawal.
Teks Sumpah Pemuda
Teks Sumpah Pemuda yang monumental itu sesungguhnya adalah buah karya puisi terbaru Muhammad Yamin. Penggunaan frasa-frasa yang puitis dan tepat guna, seperti ‘tanah air’, ‘tumpah darah’, dan ‘bersatu kita teguh bercerai kita runtuh’ merupakan ciri khas puisi Mohammad Yamin sejak muda. Ia sudah terobsesi dengan gagasan bahasa sebagai alat pemersatu bangsa.
Panitia Kerapatan Pemuda menempatkan Muhammad Yamin sebagai sekretaris acara. Salah satu tugasnya adalah merangkum atau membuat notulensi rapat yang berlangsung selama tiga hari sejak tanggal 26 Oktober 1926. Namun, isi dari ringkasan tersebut sebetulnya adalah ringkasan dari hasil pemikirannya sendiri sejak bertahun-tahun tentang tanah, bangsa, dan bahasa.
Bagaimana kronologi ikrar Sumpah Pemuda bikinan Muhammad Yamin akhirnya dibacakan oleh ketua panitia Soegondo Djojopespito? Mengapa teks Sumpah Pemuda disebut sebagai akta kebudayaan yang berharga bagi bangsa Indonesia? Bagaimana gagasan Yamin bisa mengilhami lirik lagu Indonesia Raya? Melalui episode kali ini, Muhidin M. Dahlan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut berdasar fakta sejarah.
—
Mau nonton video edisi #Jasmerah sebelumnya kunjungi playlist Youtube di sini. Atau jika mau lihat-lihat video Mojok yang lain dengan isu dan tema yang menarik, yuk ngintip video-video lainnya di sini.