Episode Blakasuta kali ini berkunjung ke Pura Mangkunegaran yang terletak di Surakarta, Jawa Tengah, untuk menemui KGPAA Bhre Sudjiwo. Episode ini mengambil tema obrolan dari masa kecil dan filsafat hidup pelan Bhre Sudjiwo, sampai kiat-kiat Pura Mangkunegaran menghadapi tantangan zaman.
Seperti apa masa kecil dan filsafat hidup Bhre Sudjiwo? Apakah menjadi raja berarti punya beban tersendiri? Bagaimana ia menyikapi nilai-nilai kebudayaan di tengah-tengah modernitas dan serba digital? Seperti biasa, perbincangan versi lebih lengkap ini dipandu oleh Butet Kertaredjasa dan Puthut EA.
Siapakah Bhre Sudjiwo?
Bhre Sudjiwo merupakan nama populer dari Gusti Pangeran Haryo Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo. Ia adalah raja baru Kadipaten Mangkunegaran yang mulai mengabdi sejak tanggal 12 Maret 2022. Raja Mangkunegara X tersebut bakal menggantikan kepemimpinan ayahnya, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX.
Perjalanan masa kecil Bhre Sudjiwo yang lebih banyak tinggal di Jakarta menuntunnya untuk kembali ke Solo. Ia baru lulus kuliah dengan gelar Sarjana Hukum pada 2019 dari Universitas Indonesia jurusan Hukum. Sempat bekerja kantoran, kehidupan terus ‘mengalir’ dan memintanya untuk menjadi penerus ayahnya sebagai orang nomor satu di Pura Mangkunegaran.
Di balik sosoknya yang tampan, muda, dan berprestasi ini, ia masih tertarik untuk menjaga nilai-nilai luhur dan tradisi kebudayaan yang berlaku di Pura Mangkunegaran. Mandat raja yang diberikan kepada Bhre Sudjiwo merupakan wujud bakti kepada orang tua, serta dukungan saudara serta orang-orang terdekatnya.
Salah satu misinya setelah menjadi raja yaitu mengajak masyarakat untuk menerapkan nilai luhur budaya Mangkunegaran, khususnya di kalangan milenial hingga generasi mendatang. Lelaki yang punya hobi naik gunung dan fotografi ini percaya bahwa kebudayaan setiap daerah yang ada di Indonesia itu sangat unik.
“Kebudayaan itu bukan semata-mata sebagai tontonan, tetapi juga harus menjadi bagian dari masyarakat dan bagian dari kehidupan sehari-hari.” jelas Bhre Sudjiwo.
Ia mencontohkan bahwa untuk menjaga nilai-nilai kebudayaan bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya yaitu dengan mengadakan kegiatan yang sederhana dan bisa menjangkau generasi muda saat ini. Misal dengan mengadakan workshop tari, penulisan aksara jawa, sampai karawitan. Baginya untuk melestarikan kebudayaan semacam ini merupakan langkah yang kompatibel dengan semangat zaman.
—
Mau nonton video edisi #Blakasuta sebelumnya kunjungi playlist Youtube di sini. Atau jika mau lihat-lihat video Mojok yang lain dengan isu dan tema yang menarik, yuk ngintip video-video lainnya di sini.