Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Surat Terbuka Untuk Deddy Corbuzier soal Lucu-lucuan Konspirasi Korona

Muhammad Nanda Fauzan oleh Muhammad Nanda Fauzan
25 April 2020
A A
Surat Terbuka Untuk Deddy Corbuzier soal Lucu-lucuan Konspirasi Korona

Surat Terbuka Untuk Deddy Corbuzier soal Lucu-lucuan Konspirasi Korona

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Apa yang mendasari Mas Deddy Corbuzier untuk mengunggah video berjudul “Korona Hanya Sebuah Kebohongan Konspirasi”? Mau buat lucu-lucuan aja?

Apa kabar, Mas Dedy Corbuzier? Semoga selalu dalam lindungan Allah, dan senantiasa dilancarkan monetize-nya dari YouTube.

Four, three, two, one. Close the door!

Nah, hari-hari ini kita senantiasa mencari pembenaran atas apa yang terjadi. Orang-orang saleh percaya bahwa korona adalah tentara Tuhan, mereka yang rindu pada kelestarian alam meyakini bahwa “manusia adalah virusnya”, sedangkan kawan saya yang selalu menyangkut-pautkan pelbagai masalah di alam semesta sebagai dampak dari kentut sapi—yang adalah penyumbang polusi tertinggi—berniat merecoki seluruh peternakan sapi di Indonesia.

Tentu ada banyak spekulasi yang tak kalah ajaib, dan saya kira, itu wajar belaka. Lagian manusia kan emang punya imajinasi tak terbatas dan tak berujung.

Mungkin, di pelosok lain, orang-orang akan menuduh penyebab korona adalah efek berkepanjangan atas hengkangnya Idola mereka, Zara Adhisty, dari JKT48. Selama mereka punya “kecerdasan” otak-atik–gathuk dan media yang mumpuni untuk menyebarkan asumsi serampangan itu.

Tapi sayang, mereka bukan Anda, Mas Deddy Corbuzier. Mereka tak punya kecerdasan, dan cara mereka menyebarkan asumsi paling banter ya melalui grup wasap, atau dari gosip tukang sayur ke tukang sayur. Sayangnya, di musim pandemi ini, tukang sayur keliling pun udah mulai jarang keliling.

Semua asumsi itu muncul karena—setidaknya—tiga hal; tak ada transparansi dari pemerintah yang turut mendorong ketidakpercayaan publik, orang-orang sudah kadung panik, dan—ini yang paling berbahaya—memang sudah dari sononya punya passion otak-atik gathuk.

Saya tak tahu, yang mendasari Mas Deddy Corbuzier untuk mengunggah video berjudul “Korona Hanya Sebuah Kebohongan Konspirasi”, itu alasan yang mana? Semoga bukan alasan terakhir. Jujur, agak sulit mempercayai sosok yang gemar melabeli personanya, dan orang lain—dalam konteks ini konsumennya di kanal YouTube—sebagai “Smart People”, terjebak pada cocokologi.

Btw, saya bukan Smart People—baik sebagai arti harfiah, atau sebatas konsumen Deddy Corbuzier. Hiya…hiya..hiyaa~

Begini, Mas Deddy. Saya tak akan ambil pusing dengan apa yang Anda ocehkan di kanal YouTube dengan jumlah pelanggan yang melebihi rata-rata UMR di Indonesia itu; 8,5 Juta. Itu hak Anda, lagian orang-orang bisa memilih untuk menonton dan tidak menonton, kan?

Apalagi, kawan berbincang yang Anda undang adalah seorang rapper ternama di Indonesia: Young Lex. Yang mana segala polahnya cukup kompatibel untuk sekadar bercakap-cakap tentang korona dan konspirasi. Apalagi, yang bersangkutan percaya bahwa bentuk bumi itu datar, lengkap sudah. Dokter, akademisi, praktisi, ahli, dan orang-orang yang bergelut di bidangnya tak akan mampu menghadirkan argumentasi yang runut dan logis seperti Young Lex.

Atau, orang-orang tersebut tidak akan mampu menghadirkan sejumlah pengunjung untuk kanal YouTube Anda, dan mereka bukan orang yang tepat untuk itu. Eh~

Anda pernah dengar isu telur rebus di tengah pandemi ini? Di kampung saya, sesaat setelah kabar burung tentang khasiat telur rebus untuk pencegahan korona, para tetangga bertualang mengincar telur. Mereka percaya, itu adalah sejenis pencegahan yang ilmiah.

Iklan

Kita tahu, hasilnya nihil belaka. Tak ada pembuktian sebutir telur cukup ampuh untuk mencegah sebaran virus. Tetapi setidaknya kita paham, orang-orang begitu mudah percaya ketika mereka cemas. Sama seperti yang Anda bincangkan dengan Mas Young Lex, bahwa “bisnis ketakutan” memang punya pangsa pasar yang menggiurkan.

Dan, dengan logika yang sama, semestinya Anda bisa menarik kesimpulan bahwa unggahan Anda punya dampak yang sama buruknya. Ada 4,5 juta user—ketika saya menulis ini—yang telah menonton video itu, dan jumlah itu akan terus bertambah. Di antaranya, mungkin ada bocah yang belum cukup nalar, para penggemar teori serupa, atau para boomer yang gagap pada teknologi dan informasi.

Di Twitter—atau mungkin di platform yang tak saya ketahui—seseorang telah menceritakan bagaimana mereka yang percaya bahwa korona adalah “Hoaks dan Konspirasi” berulah dan cukup bebal untuk sekadar menjaga diri. Dan ini jadi cukup membahayakan, Mas Deddy.

Udah ada korban nih, tadi gue lagi ngantri bayar di alfamidi, trus ada org tanpa masker ngantri agak deket jaraknya ke gue, gue bilangin scr santai utk agak jg jarak, eh dia bilang “Masih percaya hoax aja mas, semua konspirasi tuh”. Gue tanya tau drmn, eh dia refer video ini. https://t.co/5I5uhcbLRE

— Sabda PS ?? (@sabdaps) April 21, 2020


Mereka bisa aja jadi menolak patuh pada segala anjuran, dan lebih percaya bahwa segalanya adalah siasat dari konspirasi global belaka. Saya tak tahu apakah mereka berpikir begitu setelah menonton video Anda atau nggak, tetapi saya berani bertaruh akan banyak orang-orang yang terbius atau memanfaatkan unggahan Anda, Mas Deddy Corbuzier.

Kita, saya dan Anda, punya tanggung jawab besar berdiri di tengah-tengah mereka, yakni mengedukasi. Anda punya media yang cukup untuk sekadar menyuguhkan konten-konten yang akurat, dan saya—sebagai penulis ala kadarnya—punya kesadaran yang sama.

Tetapi saya tak bisa mengatur apa yang Anda buat, sebagaimana saya enggan diatur. Tetapi, Anda harus siap bertanggung jawab, pada mereka yang mengoceh… “Etdaaah, masih percaya aja sama isu korona, itu kan hoaks dan konspirasi.” Meski Anda akan berdalih mereka salah tangkap, tetapi percayalah, konten Anda rentan disalahgunakan (atau memang sengaja dibikin rentan begitu?).

Dan, sebagai penutup, saya hendak membicarakan dua hal ke Mas Deddy Corbuzier.

Pertama, memang mantap membincangkan konspirasi sembari duduk di ruang ber-AC, dan menerima sejumlah rupiah dari monotize yang menggiurkan untuk itu. Apalagi yang diajak ngobrol adalah ahli konspirasi macam Young Lex. Enak ngobrolnya, enak pula viralnya.

Kedua, sejujurnya saya juga penggemar konspirasi, Mas Deddy Corbuzier. Terutama jika konspirasi ini menyangkut tentang alasan mengapa beberapa tahun terakhir Manchester United bermain begitu buruk rupa. Jangan-jangan semua pemainnya dicolong alien? Atau, ini hanya dampak dari kelakuan elite global saja?

BACA JUGA Simulakra Deddy Corbuzier dan Smart People yang Nggak Smart-Smart Amat atau tulisan Muhammad Nanda Fauzan lainnya.

Terakhir diperbarui pada 25 April 2020 oleh

Tags: coronadeddy corbuzierkonspirasiManchester UnitedYoung Lex
Muhammad Nanda Fauzan

Muhammad Nanda Fauzan

Mahasiswa Filsafat UIN BANTEN.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
andre onana mojok.co
Olah Raga

Kota Depok Jadi Bagian dari Perjalanan Karier Andre Onana, Calon Kiper Baru MU

12 Juli 2023
fans manchester united mojok.co
Uneg-uneg

Menjadi Orang Penyabar dalam Sudut Pandang Fans Manchester United

5 Februari 2023
letkol tituler mojok.co
Politik

Sosiolog UGM Minta Penjelasan Prabowo Soal Letkol Tituler Deddy Corbuzier

15 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.