MOJOK.CO – Ini hari pertama Ardi pindah kosan baru. Niatnya, sih, agar hidup merantaunya lebih menyenangkan, tapi kok malah ada orang misterius di balik punggungnya?
Cerita ini datang dari laki-laki berusia 20 tahun, namanya Ardi. Di akhir semester keempat ia memutuskan pindah kosan. Katanya, Ardi ingin merayakan pekerjaan freelance pertamanya sebagai mahasiswa. Bertahan hidup di Magelang pun jadi mudah.
Maka, Ardi pindah kosan di hari Sabtu dengan dibantu dengan teman-teman. Sejak siang mereka sudah merapikan barang dan berkemas-kemas. Magelang sore itu agak mendung, tapi syukurlah pindahan berjalan dengan lancar.
Kos khusus putra yang jadi tempat istirahat Ardi yang baru tampak seperti bangunan tua. Tapi, rasanya, itu cuma karena dindingnya diwarnia putih pucat. Ardi yakin, kosan baru ini adalah kos terbaik yang bisa ia dapatkan.
Jarak kosan lama ke kosan baru Ardi agak jauh, ditambah malam minggu itu entah kenapa jalanan macet sekali. Mereka sampai di kosan baru selepas azan Magrib, lalu langsung menyusun barang.
Begitu sampai kos, Ardi menaruh barang pertama di atas kasur, kemudian ua membersihkan kamar mandi. Teman-teman Ardi membantunya membersihkan jendela dan memasukkan pakaian ke lemari. Tak berapa lama ia keluar dari kamar mandi dan melihat sesuatu di atas kasur.
“Kain siapa, nih?”
Semua teman Ardi terdiam sebentar, sampai ada yang menjawab, “Lah, bukannya punyamu?”
“Tadi pas aku naruh barang, nggak ada kain ini,” jawab Ardi. Teman-temannya diam kembali. Kain selendang itu berwarna cokelat dan tampak lusuh, seperti selendang tua yang sudah lama dipakai seseorang.
Tidak ada yang menjawab. Semua orang berpandang-pandangan. Suasana tiba-tiba mencekam dan tidak mengenakkan.
Segera Ardi melipat jaritnya lalu meletakkan di sudut meja belajar. Ia tak mau memperpanjang kebingungan.
Singkatnya, acara beres-beres pindah kosan baru itu selesai juga. Kamar baru Ardi siap ditempati dan teman-temannya pamit pulang menjelang pukul sembilan. Karena kelelahan, Ardi langsung tertidur sebelum salat Isya.
Menjelang tengah malam. Ardi terbangun. Ia agak terkejut melihat jam tangannya. Buru-buru diambilnya air wudu untuk salat.
Salat dimulai. Sampai kemudian, di tengah-tengah salat, ia mendengar helaan napas dari belakang tubuhnya, seperti ada seseorang yang juga berdoa dan ikut salat sebagai makmum.
Loh, ada yang makmum??? Dia kan di kosan sendirian???
Saat sujud, Ardi berniat mengintip diam-diam. Memberanikan diri, ia melihatnya: satu sosok dalam balutan kain (mukena???) putih yang juga sedang sujud.
Deg! hati Ardi berdegup cepat. Itu siapa?
Adi mencoba menenangkan diri dan tetap memusatkan pikiran pada salatnya. Saat salam, sudut matanya diam-diam mengamati bagian belakangnya: tidak ada orang sama sekali. Ah, jangan-jangan sosok tadi ilusinya semata. Mungkin kondisi baru bangun tidur membuat matanya tak jeli, demikian pikirnya.
Ardi tidak langsung bangkit. Ia lanjut berdoa di atas sajadah, memohon diberikan ketenangan oleh Allah atas apa yang baru saja terjadi. Akan tetapi, baru semenit ia berdoa, lagi-lagi kejadian aneh terjadi.
Dengan jelas, di kosan baru yang sedang ia tempati itu, Ardi mendengar suara perempuan berdoa di belakangnya.
Ardi ketakutan setengah mati. Kali ini, ia bahkan tidak berani untuk menoleh dan hanya mampu komat-kamit membaca doa. (A/K)
BACA JUGA Teror Andong Pocong di Sidoarjo