MOJOK.CO – Si lelaki dan keluarganya berniat datang untuk melamar. Tapi, waktu dicek, alamat hantu Farida memang cuma pemakaman.
“Farida.”
Nama yang disebutkan gadis itu membuatku sedikit terdiam. Refleks, aku menunduk ke bawah, memastikan si gadis berdiri menapak.
Ceritanya panjang dan aku mungkin hanya terlalu penakut. Tapi, mau didengar berapa kalipun, kisah itu tampak sangat aneh sekaligus mengerikan.
Semalam tadi, temanku, Rudi, datang dari Kediri ke rumahku di Jakarta. Aku kira, pertemuan kami bakal jadi acara temu kangen yang biasa saja. Tapi ternyata, Rudi masihlah Rudi yang sama. Dia datang dengan cerita-cerita misteri yang selalu jadi kegemarannya.
“Di tempatmu ada cerita horor legenda gitu nggak, Nas?” tanyanya. Aku mengingat-ingat, lalu menjawab, “Di SD-ku dulu, ada satu ruangan khusus di sebelah aula. Pintunya selalu tertutup dan nggak boleh dibuka. Dari zaman kakakku sekolah sampai aku akhirnya lulus pun masih tertutup. Katanya, itu ruangan bekas kamar jenazah zaman Belanda. SD-ku dulunya rumah sakit.”
“Ah, itu sih biasa.”
“Yang nggak biasa itu gimana?”
Lalu, dimulailah cerita Rudi.
Rudi datang dari sebuah desa di Kediri. Di desa tetangganya, kata Rudi, beredar keras kisah legenda horor atas nama sosok perempuan hantu Farida.
Agak nyentrik dan berbeda dari narasi dan cerita orang soal hantu, sosok hantu Farida ini punya kebiasaan yang berbeda. Kalau hantu normal dan monster-monster di film pertama Monster Inc punya kecenderungan untuk menakut-nakuti manusia, hantu Farida ini malah bersikap seperti Robin Hood.
Beberapa warga mengaku mendapatkan barang-barang tertentu di depan rumahnya. Tentu saja, barang-barangnya merupakan barang-barang bermanfaat, bahkan dengan harga yang cukup bikin kaget—mulai dari bahan material, benda elektronik, hingga kendaraan bermotor. Semua barang tadi telah dibayar lunas dan bukan merupakan hasil untung-untungan giveaway di Twitter. Setelah diselidiki, nama pengirimnya pun sama: Farida.
Farida yang dimaksud jelaslah hantu Farida karena, kata Rudi, tidak ada Farida yang sedermawan itu di sana, apalagi Farida-yang-lagi-kampanye. Pokoknya, hal ini selalu berulang dan sudah jadi rahasia umum bahwa “hantu Farida” adalah orang (eh, hantu) di balik ini semua.
“Tak jarang,” tambah Rudi, “beberapa laki-laki datang mencari alamat Farida. Semuanya kaget waktu sadar alamatnya itu cuma TPU di sana.”
“Hah, demi apa?”
“Beneran!”
Menurut Rudi, ada seorang laki-laki yang datang bersama keluarganya dan menimbulkan kegegeran. Soalnya, laki-laki ini mengaku sudah berpacaran cukup lama dengan perempuan bernama Farida yang asli Kediri dan kuliah di Jakarta. Si lelaki dan keluarganya pun berniat datang untuk melamar. Tapi, waktu dicek, alamatnya cuma pemakaman. Tidak ada yang menyangka kalau hantu Farida juga sempet-sempetnya “kuliah dan berpacaran”.
Hantu Farida yang melegenda ini pernah juga masuk menjadi bahasan di sebuah acara televisi. Pada kesempatan itu, hantu Farida dipanggil untuk berkomunikasi melalui sebuah media. Beberapa fakta pun terkuak.
Farida bukanlah nama aslinya, tapi ia keberatan mengungkap namanya sendiri. Hantu Farida mengakui bahwa dirinya bukanlah orang (eh, hantu) asli desa sana. Dulu, ia dibunuh dengan sadis oleh orang Belanda, lalu dibuang begitu saja di sebuah sungai.
“Piye? Ngeri nggak?”
Aku cuma tertawa malam itu. Tapi siapa sangka, hari ini di kampus, aku mendapat kawan baru bernama Farida dan membuatku teringat pada cerita Rudi.
“Farida,” ulang si gadis, “dari Kediri.”
Sial, batinku. (A/K)
Ditulis berdasarkan legenda Hantu Farida dalam Hantupedia.
BACA JUGA Lupakan KKN di Desa Penari, di Jogja Ada Hantu Aisyah yang Suka Gangguin Driver Ojek Online atau artikel di rubrik MALAM JUMAT lainnya.