Para tukang cukur rambut, baik di barbershop maupun konvensional, sering kali mendapat tudingan tak paham maksud “potong sedikit” dari pelanggan. Banyak pelanggan yang merasa jengkel, kenapa tiap kali bilang “potong sedikit”, hasilnya justru selalu kependekan.
Mojok mencoba meminta klarifikasi dari beberapa tukang cukur, apakah sebenarnya paham maksud “potong sedikit” atau tidak.
***
Sebenarnya saya sendiri sangat malas untuk potong rambut. Meskipun jika panjang, rambut saya yang bergelombang malah membuat saya seperti orang tak terurus.
Akan tetapi, bagi saya, itu jauh lebih baik ketimbang jika harus potong rambut, tapi hasilnya justru tak seperti yang saya inginkan. Kecewanya dobel-dobel.
Karena niat hati potong rambut biar tampak lebih rapi dan enak dipandang, eh hasilnya malah bikin malu.
Saya pernah memiliki pengalaman buruk yang lantas membuat saya malas untuk pergi ke tukang cukur rambut atau barbershop.
Waktu itu saya cukup sayang untuk memangkas habis rambut depan saya.
Karena selain durasi memanjangkannya cukup lama, bagi saya bagian depan rambut saya itu sangat mempengaruhi ketampanan. Ya walaupun sejatinya saya tak tampan-tampan amat.
Sayangnya, si tukang cukur saya kira gagal memahami arti “potong sedikit” yang saya maksud. Rambut depan saya tak bersisa. Saya yang frustasi dan kecewa pun memutuskan untuk sekalian membotaki kepala saya. Biar sekalian.
Demikianlah yang terjadi pada banyak orang. Bahkan di media sosial ada meme, singa yang awalnya tampak gagah dengan surai lebatnya, akan jadi kucing oren biasa kalau bilang “potong sedikit” ke tukang cukur.
Tukang cukur nyaris baku hantam dengan pelanggan gara-gara kependekan
Pada Kamis, (25/1/2024) lalu, setelah salat zuhur saya memantapkan niat untuk potong rambut di barbershop di sekitaran Wage, Sidoarjo.
“Yang depan gak usah potong blas,” pinta saya pada Jarot (27), si barbershop.
Jika rambut depan saya sedang tak terlalu panjang, permintaan itulah yang saya sampaikan pada si tukang cukur. Itu jauh lebih aman. Saya tak mau mempertaruhkan rambut depan saya dengan kalimat “potong sedikit”.
Kami pun lantas berbincang perihal beberapa hal remeh. Sampai kemudian saya mengajukan pertanyaan perihal keresahan banyak orang pada tukang cukur yang mendapat tudingan tak paham maksud “potong sedikit”.
“Nggak Cuma di medsos kalau itu, Mas. Aku sendiri juga pernah kena komplain langsung. Sampai mau berantem,” ungkap Jarot.
Peristiwa itu terjadi pada Ramadhan 2023 lalu.
Saat itu Jarot mendapat pelanggan seorang pria yang menurut perkiraannya seumuran dengannya. Ia datang ditemani sang pacar.
Setelah menjelaskan model rambut seperti apa yang ia inginkan, pria ia menegaskan agar bagian depan hanya potong sedikit saja.
“Selesai potong orang itu pergi. Tapi nggak lama, ya 10 menitan lah, dia balik lagi. Komplain. Kan potong sedikit, kok malah jadi gini? Gimana sih?,” beber Jarot mencoba menirukan gaya bicara si pria tersebut.
Karena Jarot tak mau adu mulut, ia pun menawarkan ganti rugi dengan mengembalikan uang si pria itu secara penuh. Artinya potong rambut yang menurut si pelanggan tak sesuai itu gratis.
“Tapi orang itu malah nyolot, ngajak gelut,” kata Jarot.
Beruntungnya, si pacar dan beberapa orang di barbershop tersebut mencoba menenangkan pria itu. Pria itu pun lantas pergi meski dengan ngomel-ngomel tak jelas.
“Aku tetap santai aja,” sambung Jarot. “Sebab pelangganku sudah banyak.”
Tukang cukur paham maksud “potong dikit”, tapi sengaja memangkas habis
Jarot menyebut kalau setiap tukang cukur pasti paham dengan maksud “potong sedikit “. Entah itu tukang cukur konvensional maupun yang di barbershop.
Yang jadi pertanyaan Jarot adalah, apakah si orang yang mau “potong sedikit” itu paham dengan kondisi kepala dan rambutnya sendiri?
“Presisi, itu yang penting dalam mencukur,” kata Jarot.
“Kita harus sesuaikan dengan kondisi kepala si pelanggan, kira-kira pas atau gak,” sambungnya.
Jarot lantas memberi contoh dalam kasus saya. Saya menghendaki bagian samping dan belakang dicukur tipis. Tapi untuk depan tidak sama sekali.
Maka Jarot pun harus menyesuaikan, setelah bagian belakang dan samping sudah tercukur, apakah lantas pas jika yang bagian depan dibiarkan lebih panjang.
Jika kurang pas, maka perlu penyesuaian, yakni bagian depan harus dipotong pula.
“Nah, begitu juga kalau orang bilang potong sedikit. Kalau sudah (potong sedikit), aku lihat dulu, pas gak. Kalau kurang, ya harus ada penyesuaian. Dan biasanya memang jadi kependekan. Mudahnya begitu,” terang Jarot.
“Pokoknya tergantung kondisi kepala dan rambut orang. Kadang memang kepala atau rambutnya gak bisa dimodel seperti yang dia inginkan,” imbuhnya.
Baca halaman selanjutnya…
Jenis rambut yang paling rawan jadi korban ‘kependekan’
Rambut ikal dan bergelombang paling rawan
Rekan Jarot di barbershop itu, Jenggot (29), begitu panggilan akrabnya, juga ikut memberi klarifikasi atas tudingan tukang cukur tak paham maksud “potong sedikit”.
Ia membenarkan apa kata Jarot, bahwa ia secara pribadi paham maksud “potong sedikit” yang pelanggan pinta.
Namun, kadang kala bahkan sering kali ia harus sengaja memangkas lebih banyak dari standar sedikit yang si pelanggan maksud.
Alasannya sama persis dengan yang Jarot jelaskan.
Selain itu, kondisi rambut ikal atau bergelombang juga turut membuat pelanggan terkecoh dengan maksud “potong sedikit” yang ia inginkan.
“Kalau potong, rambut kan kami basahi dulu. Pas kami sisirin, kelihatannya kan panjang lurus, efek basah. Nah, itu sering membuat pelanggan lupa dengan kondisi asli rambutnya sendiri,” jelas Jenggot.
Misalnya, yang paling dekat adalah dalam kasus saya.
Jika dalam kondisi basah, rambut depan jika disisir ke depan panjangnya bisa sampai ke pipi. Tapi dalam kondisi kering, mungkin hanya sampai di bawah mata dikit karena memang menggelombang.
“Misal aku tanya, potong sepipi aja atau di atas alis? Samean jawab, di atas alis misalnya. Karena saat basah, rambut depan sampai di atas alis itu udah terlihat bagus,” beber Jenggot.
“Setelah aku potong, terus samean pulang, nanti jadinya gak sesuai ekspektasi. Karena kondisi udah kering, rambut samean mengikal. Jadinya malah jauh di atasnya alis lagi. Alias kependekan,” lanjutnya.
Hal itulah yang menurut Jenggot jarang banyak orang sadari. Sehingga, ketika rambutnya terlihat kependekan sepulang dari barbershop, alhasil tukang cukur lah yang jadi salah-salahan.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA: Tukang Cukur Tradisional Vs Barbershop: Beda Kelas, Beda Kualitas?
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News