Station ID atau station identifications bertajuk RCTI Oke jadi salah satu tayangan pembuka program acara TV yang paling ikonik di Indonesia. Ipang Wahid, sosok yang ambil peran dalam produksi tayangan RCTI Oke berbagi cerita di balik tayangan itu.
Sudah lebih dari dua dekade sejak pertama kali tayangan iklan stasiun TV RCTI Oke mengundara tapi gambaran setiap detail dari cuplikannya masih terngiang dalam benak banyak orang. Senyum sosok petani hingga pedagang pasar apung yang mengacungkan jempol saat frasa RCTI Oke terdengar begitu ikonik.
Station ID RCTI Oke diproduksi pada 1995 silam oleh rumah produksi Katena Films. Ada beberapa versi lokasi syuting yang tayang yakni di sawah, rumah gadang, pasar apung, Gelora Bung Karno (GBK), becak, teras hotel, hingga cuplikan di bawah air.
Bagi Faris (25), salah satu yang paling ikonik memang seorang ibu-ibu pedagang pasar apung yang mengacungkan jempolnya. Iklan ini tayang pada akhir 90-an hingga awal 2000-an, usianya saat itu masih kecil, menontonnya sekitar masa TK. Namun, kenangannya masih terbesit sampai sekarang.
“Terkenang banget. Iklan seperti itu yang terkenang ada ikan terbang Indonesia dan ibu-ibu yang di pasar terapung RCTI,” kenang lelaki asal Temanggung ini pada Selasa (27/2/2024).
Sosok Bintang iklan yang tampil di Pasar Terapung Kuin Banjarmasin itu bernama Hj Noor Parida. Ia sudah meninggal dunia pada 2020 silam.
Ipang Wahid, sosok yang terlibat sebagai line producer, penata artistik, sekaligus asisten sutradara iklan RCTI OK bercerita bahwa produksi itu banyak melibatkan kru dari luar negeri. Alasannya, saat itu SDM di Indonesia masih belum banyak yang mumpuni.
“Sutradaranya orang Inggris, cameramen orang Australia, exc produsernnya Mbak Mira Lesmana,” kata Ipang lewat akun X @ipangwahid miliknya, Minggu (25/2/2024).
Syuting RCTI Oke gunakan helikopter hingga TV “bohongan”
Ada sejumlah cerita unik dalam proses produksi iklan tersebut. Pada syuting di area sawah sekitar Pelabuhan Ratu, Ipang bercerita bahwa kamera film 35mm dipasang di samping badan helikopter. Biaya untuk sewa helikopter dan kamera saja bisa menghabiskan dana hingga Rp400 juta, nominal yang besar saat itu. Ipang mengaku memantau produksi dari pematang sawah sambil memberi arahan ke para pemeran.
“Karena nggak bisa komunikasi dengan pilot dan cameramen, jadi pakai insting saja,” kelakarnya.
Pada cuplikan sawah tersebut, ada orang yang sedang duduk di gubuk sambil menonton siaran TV RCTI. Bayangkan, jika proses syuting menggunakan helikopter pastinya padi area sawah akan rusak tertiup angin. Bahkan, gubuknya pun bisa ambruk.
“Tapi helikopter nggak terlalu dekat dengan objek supaya saung (gubuk) nggak tertiup angin,” terang Ipang.
Selain itu, warganet banyak yang penasaran bagaimana jadinya ada tv menyala di tengah sawah. Padahal, aliran listrik saat itu masih sulit.
“TV-nya itu tidak menyala tapi cuma ditempel green screen,” tambahnya. Green screen membuat layar tv bisa tampak menyiarkan tayangan RCTI saat proses pengeditan.
Selanjutnya, proses syuting rumah gadang di Padang Panjang, Sumatera Barat juga prosesnya cukup rumit. Ipang mengaku persiapannya sampai satu bulan lantaran harus membuat beberapa rumah gadang demi kebutuhan produksi.
Cuplikan paling ikonik di pasar apung juga prosesnya tak kalah menantang. Tim baru datang ke lokasi H-3 syuting. Mereka langsung mencari lokasi yang tepat dan casting pemain dalam waktu yang singkat.
“Kami juga harus mengatur 20-an perahu lengkap dengan isi sayur dan buah yang kami beli jam 3 pagi supaya nggak layu,” kenangnya.
Terakhir, proses syuting yang berada di Jakarta, tepatnya di GBK juga tak kalah menyulitkan. Pasalnya, helikopter tidak boleh terlalu dekat dengan rumput agar tidak merusak. Selain itu, jika terlalu dekat juga bisa membuat rambut hingga baju pemeran berantakan.
Proses panjang dan menantang itu ternyata bisa menghasilkan iklan RCTI Oke yang ikonik, terkenang di benak khalayak, bahkan puluhan tahun setelah iklan itu tidak tayang lagi di stasiun televisi.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Secara Kualitas, RCTI Tidak Perlu Khawatir Kepada Netflix dan Youtube
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.