Ada 11 street foods atau makanan jalanan terburuk asal Indonesia versi Taste Atlas di tahun 2024. Beberapa di antaranya merupakan andalan mahasiswa Jogja saat kelaparan atau nggak punya uang banyak, misalnya pecel lele dan nasi kucing.
Selain dua makanan tersebut, ada 9 makanan lainnya yang masuk sebagai makanan jalanan dengan nilai terburuk asal Indonesia di tahun 2024 yaitu buntil, karedok, cilok, bakso bakar, getuk, gudeg, cireng, sayur lodeh, dan bakwan malang. Makanan-makan tersebut tentu akrab di telingga orang-orang Indonesia, termasuk mahasiswa.
Badan pangan dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) menyebutkan, street foods atau makanan jalanan merupakan berbagai macam makanan dan minuman siap saji yang dijual dan kadang-kadang disiapkan di tempat umum, terutama di jalanan.
Taste Atlas, selama ini dikenal sebagai panduan pengalaman perjalanan online untuk makanan tradisional melakukan penilaian dari 293.486 pemeringkat hingga 8 Februari 2024.
Nasi kucing itu makanan favorit dan murah asal nggak ambil satenya
“Wah ini cara vote-nya gimana, tiap daerah kan punya ciri khas masing-masing. Sayang kurang setuju dengan hasil surveinya,” kata Riyo (26) kepada Mojok, Senin (19/2/2024). Menurut Riyo setiap daerah punya karakter makanan sendiri-sendiri sehingga tidak pas kalau ada penilaian makanan jalanan terburuk di Indonesia tanpa tahu cara alat ukurnya.
Ia melihat banyak makanan asal Jogja yang oleh Taste Atlas sebut sebagai makanan buruk. Bisa saja yang ngasih rated bukan orang asli Jogja. “Jika melihat warung angkringan yang selalu ramai, nasi kucing masih jadi favorit. Jadi penyelamat orang-orang termasuk mahasiswa yang kantongnya kering karena harganya murah. Asal lauknya nggak ambil sate,” katanya tertawa.
Wanda (23) mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) ini penyuka nasi kucing. Namun, tidak semua nasi kucing di angkringan ia suka. Ia pilih-pilih soal nasi kucing. “Nasi kucing di Jogja yang paling aku suka itu di Angkringan Pak Tetet di dekat Pasar Ngasem dan Area Taman Sari. Nasinya pulen dan bersih, sambelnya enak dan nggak manis,” katanya.
Ada beberapa makanan yang ia nggak suka seperti buntil, gudeg, karedok, tapi bukan berarti makan itu jadi makanan jalanan Indonesia yang terburuk. “Kalau menurutku makanan jalanan terburuk di Jogja itu jajanan ala Korea di Alun-alun Kidul dan di setiap event makanan. Alasannya bau amis, dikerumuni lalat, tidak variatif soal rasa dan mahal,” ujarnya.
Gudeg itu Jogja banget
Soal gudeg yang khas Jogja kalau ukurannya manis dan tidak manis, menurut Riyo sekarang banyak gudeg di Jogja yang menawarkan beragam rasa, ada yang gurih, ada yang pedas.
Michele (28) salah seorang karyawan di Jogja adalah penyuka gudeg. Ia menilai mungkin orang nggak suka gudeg karena rasa manisnya yang berlebih dan nggak cocok di lidah setiap orang. “Kalau aku suka gudeg pertama karena mengingatkan aku akan sesuatu yang ‘Jogja banget’, memang agak sentimentil. Tapi selain itu juga karena komposisinya,” ujar Michele.
Menurutnya perpaduan tahu, tempe bacem sayur nangka manis, telur pindang dengan perpaduan gurih areh dan pedas kuah krecek itu itu sangat padu. “Kayak harmonis aja gituuu, kesedapannya dan juga buat kenyang. Bisa jadi opsi sarapan, makan siang maupun malam,” ujarnya.
Namun, Chele juga mengakui, disebut sebagai salah satu makanan terburuk asal Indonesia karena mungkin banyak yang nggak suka dengan rasanya yang terlalu manis.
Baca halaman selanjuntya
Makan pecel lele sudah jadi budaya kita!