Yang Tak Akan Hilang dari Belasan Gerai Matahari Store Saat “Tenggelam”, Kenangan Hangat Belanja Bersama Keluarga

Matahari Store. MOJOK.CO

Ilustrasi - Pengalaman berharga saat pergi belanja sekeluarga di Matahari Store. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Dalam kurun waktu 2024 hingga 2025, Matahari Store bakal menutup 13 gerainya, beberapa ada yang di Jakarta. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin mengatakan ada sekitar 8 gerai Matahari yang akan tutup permanen tahun ini.

Menurutnya, penutupan tersebut terjadi karena dampak dari daya beli masyarakat yang kian lesu, serta perekonomian Indonesia yang kurang baik. Bahkan banyak karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Oleh karena itu, banyak pula peritel fashion yang terpaksa menutup gerai mereka.

“Tutup gerai ini ya memang jalan terakhir, karena kondisinya tidak memungkinkan. Apalagi, tren beli baju baru sekarang juga turun drastis, ini amat merugikan peritel pakaian,” ujar Solihin dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (22/5/2025).

Namun, jauh sebelum itu, Manajemen Matahari Department Store telah mengklaim bahawa penutupan dan pembukaan gerai adalah hal yang biasa dan termasuk dari bagian strategi bisnis.

Matahari Store terus berfokus pada rebranding dan modernisasi gerai-gerai utamanya, melanjutkan pembukaan 9 gerai pada tahun lalu dengan beberapa pembukaan gerai baru yang direncanakan untuk tahun 2024, termasuk penambahan gerai terkini di AEON Deltamas pada Maret 2024,” tulis Matahari Department Store dalam pernyataan resminya dikutip pada Rabu (29/10/2025).

“Kami akan tetap mengutamakan pemilihan lokasi berkualitas tinggi dari pipeline kami untuk memastikan pengalaman ritel terbaik bagi para pelanggan kami,” lanjutnya.

Belanja offline di Matahari Store masih digemari

Ega (23) mengaku turut prihatin saat mendengar informasi tentang Matahari Department Store yang menutup belasan gerainya dalam beberapa kurun waktu terakhir. Namun jujur saja, sebagai pelanggan setia Matahari Store yang ada di Blok M Plaza, Jakarta Ega tidak melihat penurunan pengunjung yang terlalu drastis.

“Mungkin dulu sebelum Covid-19 jumlah pengunjungnya memang lebih banyak ya, tapi terlepas dari itu perubahan yang saya lihat tidak signifikan,” ujar Ega saat dihubungi Mojok, Rabu (29/10/2025).

Ega dan keluarganya sendiri sudah berlangganan di Matahari Store sejak ia masih duduk di bangku SD. Mereka suka belanja di sana, karena Matahari Store menyediakan model pakaian yang melimpah dengan kualitas yang bagus, tetap branded dan dengan harga yang masih terjangkau.

“Misalnya waktu lebaran, kami biasanya beli kemeja baru tapi itu pun tidak selalu. Kami juga menyesuaikan dengan harga di kantong,” kata Ega.

Tak hanya di waktu-waktu lebaran, Ega dan keluarganya juga sering membeli baju secara umum di Matahari Store. Bahkan terkadang ia bisa menjadi sosok rojali alias rombongan jarang beli.

“Kadang-kadang aku ke Matahari Store ya untuk lihat-lihat pakaian saja, kalau tidak ada yang cocok ya sudah. Aku nggak beli apa-apa,” ujarnya.

Beri pengalaman belanja yang menghangatkan bersama keluarga

Jauh sebelum membangun kebiasaan belanja di Matahari Store, keluarga Ega sebetulnya sering belanja di Ramayana maupun Pasaraya. Namun, seiring berjalannya waktu, ibunya merasa perusahaan ritel swalayan tersebut kalah pamor dan sudah banyak yang tutup. Alhasil, keluarga Ega pun berpaling hati.

“Kami sudah lama nggak kesana karena dengar-dengar sudah banyak yang tutup gerainya tapi yang jelas di Matahari Store pakaiannya lebih berkualitas, harganya relatif murah, dan nyaman untuk ‘window shopping’,” kata Ega.

Baca Halaman Selanjutnya

Pengalaman buruk saat belanja online
Alasan terakhir itulah yang membuat dia yakin bahwa belanja offline jauh lebih menyenangkan ketimbang online, meskipun Matahari Store juga punya lapak online di matahari.com. Di sisi lain, lapak online tersebut membantu Ega untuk melihat-lihat referensi pakaian yang kekinian.

“Pengalaman saya kalau beli online itu sering kekecilan atau tidak sesuai ekspektasi, sedangkan toko-toko offline seperti Matahari menurut saya ‘superior’ karena bisa dicek secara langsung kualitasnya,” ujar Ega.

“Lebih dari itu, dengan ‘window shopping’ saya juga bisa bergaul dengan keluarga atau teman saat mencari maupun memilih baju,” lanjutnya.

Pilihan pertama bagi keluarga

Tak hanya keluarga Ega, Anastasya (20) juga menjadi pelanggan setia Matahari Store sejak ia duduk di bangku SD tahun 2015 hingga sekarang. Terutama seminggu sebelum Hari Raya Idulfitri. 

Di Matahari Store, Anastasya bebas memilih pakaian dengan model yang beragam. Mulai dari warna, ukuran, style, hingga kualitas bahan. Untungnya juga, ia tak harus memilih baju yang seragam dengan orang tua maupun adik-adiknya.

“Kami nggak pernah rundingan sebelum beli, kalau dirasa cocok dan ingin kembaran ya kembaran tapi kalau lagi punya keinginan masing-masing, ya nggak perlu kembar,” kata dia menyertakan emoticon tertawa di penghujung pesannya, Rabu (29/10/2025).

Salah satu unsur pertimbangan yang Anas gunakan saat memilih pakaian adalah kualitas bahan, sebab jujur saja ia tipe anak yang tidak awetan kalau beli barang. Tidak sampai seminggu, biasanya barang yang baru ia beli bisa rusak atau kucel duluan.

“Jadi emang aku selalu cari yang kualitasnya lumayan. Selain itu di Matahari Store juga banyak diskon dan keluargaku selalu merekomendasikan beli di sana,” jelas Anas.

Matahari Store sebagai raja ritel terbesar di Indonesia

Sebagai perusahaan ritel yang berdiri sejak tahun 1958, Matahari Store sukses menjadi “raksasa” ritel asli Indonesia. Melansir dari laman resmi Matahari Store, gerai pertamanya–sebuah toko pakaian anak dibuka di Jakarta oleh Hari Darmawan.

Pada tahun 1972, ia berhasil menjadi department store modern pertama di Indonesia dengan menyajikan ragam produk fashion. Mulai dari pakaian, alas kaki, kecantikan, hingga kategori gaya hidup lain. 

Dalam perjalanannya, ia terus memperkuat portofolio merek eksklusif seperti SUKO, ZES, Nevada, Connexion, COLE, dan Little M guna menjawab kebutuhan konsumen Indonesia yang dinamis. Saat ini, Matahari Store mengoperasikan lebih dari 140 gerai di hampir 80 kota di Indonesia.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Kala Matahari Store “Tenggelam”, Di mana Lagi Sebuah Keluarga Bisa Beli Baju Lebaran? atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

Exit mobile version