Malang dan Kediri disebut sebagai daerah penghasil wanita cantik di Jawa Timur. Dalam versi Okezone.com, dari lima daerah dengan wanita cantik di Jawa Timur, Kediri ada di urutan kedua. Sementara Malang ada di posisi lima. Namun, stigma negatif justru melekat pada dua kota tersebut.
Menelusuri gen wanita cantik di Malang dan Kediri
Sebelum agak jauh menjawab soal opini-opini liar tersebut, saya mencoba menghubungi Ilham Wahyudi (25), alumnus Sejarah Peradaban Islam (SPI) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) yang saat ini bekerja di sebuah perusahaan penerbitan di bawah naungan Jawa Pos.
Kebetulan ia cukup gandrung pada naskah-naskah Jawa kuno. Belakangan ia suka meneliti perihal diksi-diksi unik dari daerah-daerah di Jawa Timur.
Saya menghubunginya dengan asumsi, siapa tahu dalam beberapa naskah, ada yang menyebut perihal gen wanita cantik di Kediri dan Malang. Asumsi goblok. Tapi patut saya coba.
“Guyon? (Bercanda)”, tanya Ilham menanggapi WA saya, Senin, (20/2/2024).
“Soal yang kamu tanyakan (Kediri dan Malang pusat wanita cantik di Jawa Timur) itu kan opini subjektif. Jadi ya berkembang begitu saja. Kok ya kamu telusuri segala,” katanya.
“Cuma memang ada cerita kalau Kediri dan Malang itu keturunan trah wanita cantik di masa lalu,” bebernya.
Ilham lalu membagikan catatan, bahwa dulu Malang saat masih merupakan Kerajaan Singasari pernah memiliki seorang ratu cantik, Ken Dedes.
Ken Dedes adalah permaisuri dari pendiri Kerajaan Singasari, yakni Ken Arok. Ia digambarkan sebagai seorang yang cantik bak bidadari.
Sementara di Kediri ada folklore tentang Dewi Sekartaji. Konon, ia adalah putri cantik jelita yang kisah asmaranya dengan Panji Asmarabangun cukup populer khususnya di daerah-daerah sekitar Kediri.
“Kalau mau gothak-gathuk (cocokologi), ya itu, mungkin karena wanita-wanita Kediri dan Malang adalah titisan sosok-sosok cantik,” ucap Ilham.
Stigma negatif melekat
Teman saya sampai punya slogan “Malang tak aman” untuk menggambarkan betapa ngerinya pergaulan di Malang.
Menurutnya, pergaulan bebas di Malang sudah di level mengerikan. Kumpul kebo dan seks bebas bisa terjadi secara terang-terangan.
Komika Gilang Herlambang (Gilang Durhaka), melalui akun Instagramnya (@gilang.her) sering membuat parodi dan sketsa pendek untuk menggambarkan perihal panasnya pergaulan di Malang.
Teman saya, yang namanya enggan disebut dan diinisial itu menceritakan, di Malang ia punya kumpulan pertemanan mahasiswa yang dulu satu pesantren dengannya.
Setiap kali ke Malang tiga minggu atau satu bulan sekali, teman saya itu sudah tak heran jika teman-temannya berganti-ganti menginapkan cewek di kontrakannya.
“Dulu kan sempat viral juga TikToker ke Malang untuk nemuin ceweknya. Eh ceweknya malah tidur sama cowok lain di kos. Nah, hal-hal semacam itu, dalam kaca mata saya yang sering ke Malang, lantas membuat saya menyimpulkan bahwa Malang tak aman,” katanya.
Kasus TikToker yang teman saya maksud adalah Zicho Nofriandika yang sempat menggegerkan TikTok, Twitter, dan Instagram.
Sementara soal Kediri, teman saya hanya mengakui kalau banyak wanita cantik di Jawa Timur berasal dari Kediri. Tapi ia buta soal pergaulan di Kediri.
“Tapi kalau wanita Kediri kuliah di Malang, nah, nggak tahu lagi itu gimana pergaulannya. Aku hanya ngomong yang aku tahu saja,” imbuhnya.
Kasus hamil di luar nikah di Malang dan Kediri
Sebenarnya sudah sejak lama pergaulan dan seks bebas di Malang menjadi sorotan. Bahkan oleh pejabat publik di Kota Apel tersebut.
Dari catatan Pengadilan Agama Kabupaten Malang, Ada sebanyak 740 permohonan dispensasi nikah selama Januari sampai September 2023. Di mana sebanyak 110 di antaranya adalah akibat hamil di luar nikah.
Sedangkan dari data Pengadilan Agama Kabupaten Kediri, ada sebanyak 569 permintaan dispensasi nikah di sepanjang 2022. Mayoritas lantaran hamil di luar nikah.
Jumlah permohonan dispensasi nikah di Kediri itu bahkan melampaui angka permohonan dispensasi nikah di Ponorogo berjumlah 191 di sepanjang 2022 yang sempat ramai diberitakan.
Angka-angka tersebut bukanlah gambaran riil sebagaimana di lapangan. Tentu kasus yang tak tercatat lebih banyak. Sebab, banyak di antara mereka yang memutuskan untuk tidak menikah.
Sebagian lagi memutuskan untuk menggugurkan kandungan (aborsi). Belum lagi korban pemerkosaan yang hamil dan tidak mungkin menikah dengan pelakunya.
Belum lagi persoalan HIV/AIDS dan aborsi. Berdasarkan data Sekda Kota Malang, temuan HIV positif di Kota Malang per 2021-2023 kira-kira sebagai berikut:
2021: sekitar 329 kasus
2022: ada 482 kasus
2023: terdapat 460 kasus
Tak berhenti di situ, aborsi pun menjadi sesuatu yang marak terjadi di kalangan pasangan muda di Malang (entah di Kediri).
Data-data tersebut, seolah menguatkan opini teman saya sebelumnya, bahwa Malang sudah di level “mengerikan” dalam hal pergaulan bebas.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA: Teganya Mahasiswi Surabaya PHP Dosen Tampan, Baru Pacaran Sebentar Langsung Ditinggal Nikah
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News