Yang paling membuat Fahri malu adalah ketika laptopnya kerap blue screen tanpa alasan. Momennya pun selalu tak terduga, seperti saat sedang presentasi di depan kelas atau mengetik tugas dan belum sempat di-save.
Salah satu temannya bahkan pernah mengejek, “Laptopmu ada logo H, H=Hancur.” Fahri hanya bisa tertawa getir mengingatnya.
4 tahun kuliah menanggung derita demi orang tua
Selama empat tahun, Fahri hanya bisa berdamai dengan semua kondisi tersebut. Tiap kali orang tua bertanya, “Apa semua baik-baik saja?”, ia cuma bisa bilang “iya” meski hatinya merasa tersiksa.Â
“Manusiawi ya, di saat teman-teman pakai HP terbaru, sementara punyaku masih kentang. Tetap ada rasa iri,” akunya.
“Tapi mau bagaimana lagi, aku nggak mungkin minta ke orang tua, nggak mau menambah beban mereka,” lanjutnya.
Untungnya, berkat keteguhan hatinya, ia tetap bisa kuliah dengan lancar dan lulus tepat waktu pada 2021 saat pandemi COVID-19. Laptop bobroknya itu, menjadi saksi bisu bagaimana ia berdarah-darah mengerjakan skripsi dan bimbingan daring dengan dosen.
“Sekarang ada perasaan ingin balas dendam,” ungkapnya. “Begitu kerja dan punya uang, hal pertama yang ingin kubeli ya HP baru sama laptop.”Â
Bukan sekadar untuk gaya-gayaan, tapi lebih dari itu: sebuah penanda bahwa masa-masa menderita itu kini setidaknya sudah terlewati.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Ortu Belikan Laptop demi Anak Jadi Mahasiswa Baru di Kampus Negeri, Malah “Dibuang” karena Murahan dan Termakan Gengsi atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.















