Mendengar Tupperware sempat alami krisis, emak-emak agak khawatir. Produknya punya garansi seumur hidup, bagaimana nasibnya kalau perusahaannya kolaps?
Sejak kecil, saya familiar dengan produk plastik alat kebutuhan rumah tangga dari perusahaan asal Amerika Serikat itu sebagai barang yang berkualitas. Ibu, selalu memastikan botol minum dan tempat makan dibawa pulang dengan utuh setelah sekolah.
Kata ibu, barang itu mahal dan awet jadi jangan sampai hilang. Dulu, ibu mengaku hanya beli karena ikut-ikutan temannya yang sedang gandrung.
Namun, beda dengan seorang emak-emak lain bernama Maria (45). Perempuan asal Jambi ini mengaku penggemar sejati Tupperware sejak terpapar pemasarannya pada 2010-an silam. Botol, berbagai warga dengan ukuran lengkap ia miliki. Begitu pula dengan kotak makan untuk bekal anaknya sekolah.
“Bahkan masih ada yang tersimpan di gudang dalam kardus belum terbuka sejak awal beli,” katanya.
Menurutnya, emak-emak agak galak mewanti-wanti pada anaknya untuk menjaga botol atau kotak makan bermerek itu karena harganya mehong alias mahal.
Saat saya beritahu kalau Tupperware sempat alami krisis bahkan nyaris tinggal sejarah pada 2023 silam, Maria agak ragu. Namun, setelah membaca informasi dari portal berita kredibel ia jadi agak khawatir. Pasalnya, produknya kan punya garansi seumur hidup dengan beberapa persyaratan khusus.
“Agak sedih, masalahnya kan garansi seumur hidup. Tapi nggak bakal tutup sih kayanya, soalnya kan ada di seluruh dunia,” katanya sedikit polos. Maria mengaku terus setia dengan produk ini meski banyak kompetitor yang menawarkan variasi hingga harga murah di pasar.
Kabar krisis yang menimpa Tupperware
Pada kuartal kedua 2023 lalu, Tupperware sempat mengalami turbulensi. Saham perusahaan ini dikabarkan anjlok hampir 50%. Laporan mencatat ada keraguan substansial mengenai kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan bisnisnya. Bahkan, dalam lima tahun terakhir perusahaan ini dinilai kehilangan lebih dari 90% kapitalisasi pasar.
Sebenarnya, penjualan Tupperware sempat mengalami peningkatan cukup signifikan pada masa pandemi Covid-19. Namun, setelah itu kembali mengalami penurunan.
Perusahaan asal Amerika Serikat ini memang punya pendekatan unik untuk menggaet pasarnya. Salah satunya dengan menggandeng ibu-ibu sebagai agen sosialisasi dan pemasaran.
Baca selanjutnya…
Tumbang dan bangkitnya raja produk plastik dari Amerika
Saat kabar kolapsnya perusahaan ramai jadi perbincangan April 2023 silam, Marketing Director at Tupperware Indonesia, Frangky Purnomo Angelo meyakinkan bahwa kondisi layanan di Indonesia tidak terpengaruh. Kekhawatiran Maria soal garansi seumur hidup pun tidak jadi persoalan.
“Tupperware dalam keadaan baik-baik saja, tetap beroperasi seperti biasanya, dan tetap memberikan pelayanan kepada konsumen serta para membernya di Indonesia. Supply product, layanan garansi seumur hidup, serta inovasi produk terbaru tetap berjalan sesuai rencana untuk semakin memanjakan konsumen di Indonesia,” katanya pada Jumat (14/4/2023) melansir CNBC Indonesia.
Namun, beberapa bulan berselang kabar menggembirakan datang. Pasalnya perusahaan yang tadinya terpuruk, pada Juli 2023 mengabarkan telah mencapai kesepakatan dengan kreditor untuk mengurangi kewajiban pembayaran bunga. Selain itu, ada juga tambahan pendanaan baru sebesar 21 Juta USD dan beberapa skema finansial yang cukup menguntungkan lainnya.
Sejarah raja produk rumah tangga
Tupperware berdiri pada 1946 oleh Earl Tupper di Amerika Serikat. Salah satu keunggulan di saat awal meluncur adalah fitur seal penyekat yang membuat kedap udara.
Selain pendekatan dengan menggaet ibu rumah tangga, produk ini pernah tenar dengan caranya promosi lewat Tupperware Party. Berkat cara ini, produk-produknya bisa masuk lebih dalam ke sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Perlahan, produk ini menyebar ke berbagai belahan dunia seperti Eropa dan Asia. Hingga, kini kita mengenal Tupperware sebagai produk yang sangat digandrungi ibu-ibu.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Nestapa Mahasiswa Bidikmisi: Dianggap Foya-foya, Padahal Buat Makan Saja Susah
Ikuti berita terbaru dari Mojok di Google News