Hingga laga ketiga Campus League 2025 Futsal Regional Yogyakarta by Polytron, UIN Sunan Kalijaga Jogja bisa dibilang menjadi tim spesialis comeback. Termasuk ketika berhadapan dengan Universitas Tidar (Untidar) Magelang pada Minggu (9/10/2025) sore di GOR Ki Bagoes Hadikoesoemo Universitas Islam Indonesia (UII).
Di tengah dramatisnya laga sore itu, sosok ber-ban kapten di lini belakang tim futsal UIN Sunan Kalijaga Jogja cukup mencuri perhatian. Ia adalah M. Raul Gozales (22). Mengenakan ban kapten cadangan, ia menciptakan ketenangan yang akhirnya membawa timnya membalikkan keadaan.

Tenang di belakang, ganas di depan
Raul—sapaan akrabnya—berposisi asli sebagai anchor. Gaya bermainnya simpel. Jika berhasil mendapat bola, cari celah untuk alirkan bola ke depan. Jika lawan menyerang, tubuhnya yang tinggi kekar langsung menutup ruang tembak.
Ia memang tampak tak sengoyo rekan-rekannya yang lain. Ia tipe pemain yang kalem tapi taktis.
UIN Sunan Kalijaga Jogja sebenarnya tertinggal 2 gol lebih dulu dari Untidar Magelang. Tertinggal dua gol membuat koordinasi tim futsal UIN Sunan Kalijaga Jogja sempat agak kacau. Serangan demi serangan balasan yang coba mereka bangun kerap menemui jalan buntu.
“Dalam situasi seperti itu, tugas saya sebagai kapten adalah mengelola emosi teman-teman. Jangan panik. Pertandingan masih panjang,” ujar Raul saat saya temui selepas pertandingan.
Hasilnya, gol demi gol balasan berhasil tim futsal UIN Sunan Kalijaga Jogja sarangkan ke gawang Untidar. Skor akhir 5-3 untuk keunggulan Raul dan tim. Raul menyumbang dua gol di laga tersebut: gol balasan kedua pada menit 15’ dan balasan ketiga pada menit 38’.
Tak ada selebrasi berapi-api. Usai mencetak gol, Raul hanya membalikkan badan, lalu berjalan biasa.
Membawa teladan dari kapten Timnas Indonesia
Posisi Raul sebenarnya kapten cadangan. Sore itu ban kapten akhirnya melekat di lengan kirinya lantaran kapten utama tim tak bisa turun imbas kartu merah.
Raul tak mau menyia-nyiakan kesempatan memimpin rekan-rekannya itu. Sebab, selama ini ia sudah menempa dirinya sebagai seorang leader di lapangan berukuran 25×15 meter.
“Saya mengambil teladan dari kapten Timnas Futsal Indonesia, Ardiansyah Nur,” katanya.
Bagi Raul, Anca—sapaan akrab Ardiansyah Nur—selalu tampak tenang di setiap pertandingan. Meski begitu, permainannya disiplin.
“Di lapangan itu karakter rekan setim bermacam-macam. Apalagi kami juga berasal dari berbagai daerah. Menjadi kapten bukan hanya soal mengatur strategi antar-orang, tapi juga menyatukan visi tim. Masing-masing punya ambisi pribadi sendiri, tapi yang lebih penting dari itu adalah kita punya visi memenangkan UIN Sunan Kalijaga,” ujar mahasiswa Bisnis dan Ekonomi Syariah tersebut.
Futsal UIN Sunan Kalijaga Jogja: jalan baru usai merantau dari Madura
Meski menjadi salah satu bagian terpenting tim futsal UIN Sunan Kalijaga Jogja, perkenalan Raul dengan futsal ternyata terbilang baru.
Raul berasal dari Bangkalan, Madura. Sejak SD hingga SMA, olahraga yang ia tekuni adalah sepak bola. Futsal tak begitu populer di kampung halamannya. Ketika akhirnya merantau ke Jogja, ia malah menemukan jalan baru di futsal.
“Saya lihat futsal di Jogja ini aktif. Tim futsal kampus juga sering ikut beragam kompetisi. Akhirnya saya fokuskan diri di futsal,” beber Raul.
Membawa teladan dari Anca, Raul menantang dirinya sendiri untuk terus disiplin. Ia tak pernah mau ketinggalan latihan bersama tim. Tapi di luar itu, ia juga berlatih secara mandiri.
“Misalnya untuk fisik, saya coba disiplin jogging dan lain-lain,” katanya.
Kala wajah ibu terbayang di lapangan
Tiap turun ke lapangan, Raul mengaku selalu membawa spirit restu dari sang ibu di Madura.
Ibu Raul seorang ibu rumah tangga biasa. Sementara bapaknya adalah tukang las pagar. Namun, ibunya memang memberi dukungan penuh pada Raul untuk menekuni olahraga kulit bundar. “Pokoknya kalau saya mau main, saya pasti kabari buat minta doa. Beliau selalu doakan,” kata Raul.
Doa dan bayangan tentang ibu itu menjadi kekuatan tersendiri bagi Raul. Ketika timnya tertinggal lebih dulu, atau saat pertandingan berlangsung sengit, wajah ibu langsung terbayang di benaknya.
“Ibu memang belum bisa melihat saya main secara langsung. Tapi dengan membayangkannya saja, itu cukup memberi saya kekuatan untuk bangkit dan nggak gampang down,” ujar Raul. Caranya bermain tampak tenang, tapi dalam diri Raul mengalir kekuatan besar dari doa-doa sang ibu.
UIN Sunan Kalijaga Jogja: tak terkalahkan, spesialis membalikkan keadaan
Tim futsal UIN Sunan Kalijaga Jogja mengawali laga perdana fase grup Campus League 2025 Futsal Regional Yogyakarta by Polytron sudah dengan dramatis. Berhadapan dengan tuan rumah (UII), saling berbalas gol terjadi hingga berakhir dengan skor imbang 3-3.
Di laga kedua, Raul dan kawan-kawan juga harus tertinggal satu gol lebih dulu tertinggal lebih dulu dari Universitas PGRI Yogyakarta. Namun, UIN Sunan Kalijaga Jogja berhasil membalikkan keadaan menjadi 3-1.
Begitu juga yang terjadi di laga ketiga. Tertinggal dua gol, lalu membalas 2-2. Tertinggal lagi 2-3, tapi langsung menyamakan angka lagi menjadi 3-3. Hingga akhirnya tim futsal UIN Sunan Kalijaga Jogja menuntaskan pertandingan dengan skor akhir 5-3.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Di Balik Tangkapan Jitu Kiper Futsal UGM: Cedera di Jari Tangan hingga Doa Orang Tua yang Selalu Mengiringi atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan