Satpam Jogja City Mall ikut mumet
Pertemuan kami berakhir sekitar jam 10 malam. Drama bocah ndeso yang baru pertama kali masuk Jogja City Mall pun berlanjut.
Sebelum berpisah, saya sempat memberi tahu Hammam perihal ciri-ciri tempat parkir saya. Ia lantas mengarahkan saya ke satu titik. Saya mengikutinya. Tapi saya memang benar-benar salah parkir.
Sialnya, saat saya kembali ke tempat Hammam memarkir motornya, ia sudah tidak ada. Saya makin mumet.
“Waduh, susah, Mas kalau ini. Coba diingat-ingat parkirnya di mana,” ujar seorang satpam yang saya temui saat saya menceritakan “situasi rumit” yang saya hadapi malam itu.
Tapi karena si satpam juga mumet dan tak bisa memberi jawaban yang membantu, maka saya memutuskan untuk duduk sejenak: menghisap rokok untuk menenangkan hati dan pikiran dulu.
Saya kemudian mencoba mengeluarkan seluruh ingatan saya dari pertama parkir hingga masuk. Alhamdulillah-nya itu cukup membantu. Saya berhasil lolos dari labirin ketololan yang membuat saya sangat terlihat sebagai orang kampungan.
***
Saya sempat mencari-cari cerita, apakah ada yang pernah mengalami situasi konyol seperti yang saya alami. Tapi rata-rata tidak.
Ami’ (25) misalnya. Saat pertama kalai lanjut S2 di Jogja, ia memang kerap menghabiskan waktu sendiri di beberapa mal di Jogja. Salah satunya Jogja City Mall.
Kebiasaan ngemal sendirian memang sudah sering Ami’ lakukan saat masih S1 di Surabaya. Mulai dari Royal Plaza hingga Tunjungan Plaza, ia sudah pernah memasukinya sendiri.
“Aku kan memang suka me time di mal, jadi ya nggak masalah sendiri,” ujarnya Rabu (20/3/2024) malam.
“Mungkin karena aku sudah terbiasa keluar masuk di mal sebesar TP (Tunjungan Plaza). Jadi kayak nggak bingung lah misal masuk ke mal-mal baru di kota lain, termasuk di JCM itu,” sambung Ami’.
Sementara orang-orang lain yang saya tanyai rata-rata mengalami momen pertama kali masuk Jogja City Mall dan mal-mal lain di Jogja dengan relatif lebih mulus.
“Soalnya ada satu temen yang sudah cukup pengalaman. Jadi ya nggak bingung-bingung amat. Karena kalau ke mal kan nggak pernah sendiri. Pasti bareng-bareng,” kata Dzikri (24).
Dari situ kemudian saya berandai-andai, seandainya sedari awal saya dan Hammam barengan dan tak susul-susulan, ceritanya mungkin berbeda.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News.