Gus Iqdam “Kegocek” Bocil di Sekolah Khadijah Surabaya, Awalnya Melas Berujung “Ampun-ampun” karena Salah Sangka

Ilustrasi - Gus Iqdam kegocek saat pengajian di SD Khadijah Surabaya: Melas dengan bocil yatim berakhir "ampun-ampun" karena bukan anak orang sembarangan. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Momen lucu terjadi dalam pengajian Gus Iqdam di Sekolah Khadijah Surabaya. Ada jemaah anak kecil yang awalnya bikin pengasuh Majelis Sabilu Taubah itu merasa melas dan tersentuh nuraninya. Namun, Gus Iqdam langsung “ampun-ampun” usai tahu latar belakang si bocil tersebut.

***

Sudah menjadi ciri khas pengajian Gus Iqdam: di tengah-tengahnya diselipi tanya jawab dengan hadirin. Pertanyaan yang Gus Iqdam lontarkan biasanya ringan saja. Tidak jauh-jauh dari nama, asal, alasan suka pengajian Gus Iqdam, hingga aktivitas sehari-hari.

Momen tanya jawab ini—sejauh saya mengikuti pengajian Gus Iqdam di YouTube—hampir pasti dipenuhi dengan gelak tawa. Karena pasti ada saja hal-hal unik dari jemaahnya. Meski tak jarang pula menjadi momen penuh haru.

Salah satu momen lucu dan termutakhir adalah ketika kiai asal Blitar, Jawa Timur, itu mengisi pengajian di Sekolah (KB-TK-SMP-SMA-Pondok Pesantren) Khadijah, Surabaya, dalam rangka Hari Santri Nasional, Rabu (22/10/2025).

Bocil SD terinspirasi jadi kiai usai ikuti pengajian Gus Iqdam di TikTok

Perhatian Gus Iqdam tercuri dengan sorang anak laki-laki gemuk di tengah-tengah hadirin Sekolah Khadijah Surabaya. Pasalnya, jemaah bocil itu tampak paling semangat dan ekspresif tiap grup hadrah pusat melantunkan salawat.

“Coba kamu berdiri, yang gemuk, kopiahnya miring. Ini dari tadi semangat ini,” seru Gus Iqdam dari panggung.

Si bocil yang dimaksud pun langsung berdiri. Wajah lugu dan kopiah yang tak muat di kepalanya pun sontak menuai gelak tawa dari hadirin.

Dengan penuh semangat, si bocil mengenalkan dirinya dengan nama “Faizal Afik Abrian”. Dia merupakan siswa kelas 6 SD Khadijah, Surabaya. Di hadapan Gus Iqdam, Faizal mengaku bercita-cita ingin menjadi seorang kiai.

Faizal mengaku, cita-cita menjadi kiai itu terinspirasi dari Gus Iqdam. Dia “terpesona” dengan Kiai Pusat itu lantaran mengikuti pengajiannya di TikTok sejak kelas 4 SD.

“Apa yang membuat kamu suka sama Gus Iqdam?” Tanya Gus Iqdam.

“Ganteng. Alim,” jawab Faizal mantap yang memicu tawa jemaah.

Gus Iqdam “kegocek”, tak jadi melas sampai “ampun-ampun”

Di tengah tanya jawab itu, Gus Iqdam sempat agak kaget. Karena ternyata Faizal adalah anak yatim. Ayahnya meninggal pada Februai 2025 lalu karena penyakit diabetes.

“Ya Allah, kamu makannya teratur nggeh,” ucap Gus Iqdam mewanti-wanti Faizal agar selalu hidup sehat.

Alhasil, sang Ibu lah yang harus bekerja (menjadi kepala rumah tangga). Kata Faizal, sang Ibu bekerja di dunia periklanan koran. Di titik itu, Gus Iqdam sebenarnya sudah menyimpan rasa melas.

Namun, situasi berubah ketika Faizal menyebut bahwa sehari-hari—berangkat dan pulang sekolah—dia diantar-jemput oleh sopir pribadi. Jemaah pun turut terheran-heran.

Aku wis kadung melas (Aku sudah terlanjur melas) tadi pas bilang ayahnya meninggal dan ibunya usaha koran. Eh ternyata anak orang top ini. Wis aku bolomu, Zal,” tutur Gus Iqdam.

Gus Iqdam makin kegocek ketika Faizal menjelaskan kondisi di rumahnya. Karena ternyata Ibu Faizal bukan “orang sembarangan”.

“Punya sopir pribadi dua. Terus karyawan kantor satu, sama bibi rewang satu, Gus,” kata Faizal. Sontak saja Gus Iqdam langsung memiringkan kopiah sambil bilang “ampun-ampun” ke Faizal. Jemaah pun turut tergelak. Barangkali tak menyangka juga dengan latar belakang bocah yang sebelumnya nyaris bikin melas itu.

Ijazah untuk menjadi orang besar

Menutup tanya jawab dengan Faizal, Gus Iqdam memberi beberapa pesan dan ijazah pada “bocil gemoy”—kalau pinjam istilah Gus Iqdam—itu.

“Kamu nggak usah sedih, harus jadi orang. Setiap salat istikamah baca salawat busyro. Karena orang-orang sukses pasti punya keistikamahan relijius. Besok kalau jadi orang besar jangan lupa Gus Iqdam,” ujar kiai bernama asli Muhammad Iqdam Kholid tersebut.

Sebelumnya, Faizal memang diminta melantunkan salawat. Faizal memilih salawat busyro dan melantunkannya dengan merdu, membuatnya menerima riuh tepuk tangan.

“Mau jada apa besok?” Tanya Guse Pusat sekali lagi.

“Kiai!” Jawab siswa SD Khadijah itu dengan keras.

Usut punya usut latar belakang keluarga Faizal

Usut punya usut, Ibu Faizal bernama Hj. Lores Verdawati. Ia tercatat sebagai Account Executive Duta.co (PT Duta Masyarakat KORAN). Sebuah media massa yang beralamat di Gayungsari, Surabaya.

Surat kabar ini terbilang legendaris. Merujuk laman resmi Duta.co, koran ini terbit pada era 50-an, menjelang pemilu 1955. Inisiatornya adalah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Surat kabar ini sempat berjaya dan menjadi salah satu media cetak yang diperhitungkan di tanah air. Sejumlah jurnalis handal lahir dari surat kabar ini, seperti HM Mahbub Djunaidy, HM Said Budairy, HM Zain Badjeber, dll.

Suami Lores Verdawati (Ayah Faizal) yang bernama H. Mochammad Soleh memang sudah meninggal pada pertengahan Februari 2025. Kabar duka itu termuat di Duta.co.

Di media sosial (IG dan TikTok), Lores Verdawati kerap membagikan momen-momen di Tanah Suci. Beberapa foto menunjukkan Faizal juga diajak ke Tanah Suci.

Salah seorang netizen menyebut, Ibunda Faizal memang memiliki biro umroh sendiri. Tapi untuk ini belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.

Potongan video Gus Iqdam dan Faizal itu akhirnya viral. Komentar-komentar lucu dan ungkapan turut bangga dari warganet pun tak pelak membanjiri kolom komentar.

Tangkapan layar komentar di TikTok atas viralnya Gus Iqdam dan Faizal MOJOK.CO
Tangkapan layar komentar di TikTok atas viralnya Faizal.

Sementara Ibunda Faizal langsung membagikan momen foto bersama antara Faizal dan Guse Pusat usai pengajian di Sekolah Khadijah Surabaya. “Alhamadulillah nak… Semoga cita-citamu tercapai… Amiin,” tulis Lores Verdawati yang disambut dengan ucapan “amin” warganet di kolom komentar.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Dari Sungkem hingga Minum Bekas Kiai, Dasar Etika Para Santri di Pondok Pesantren yang Dituding Perbudakan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Exit mobile version