Reuni Geng Jogja Legendaris, Joxzin Dulu Ditakuti di Jalanan dan Meresahkan Warga Kini Ingin Berbagi Manfaat

geng jogja joxzin.MOJOK.CO

Ilustrasi reuni geng Joxzin (Ega/Mojok.co)

Sekolompok mantan geng Jogja yang legendaris, Joxzin, mengadakan reuni. Mereka yang kini menamakan diri sebagai Joxzin Lawas, mengakui punya catatan hitam puluhan tahun silam. Namun, sekarang ingin berbagi manfaat bagi masyarakat.

Geng Jogja, Joxzin, dulu berdiri pada 1985. Salah satu pendirinya, Ervian Parmunadi, mengungkapkan nama Joxzin berasal dari tempat tongkrongan mereka di daerah Kauman, di dekat lokasi bernama Pojok Bensin. Generasi pertama Joxzin, menurut Ervi, diisi oleh remaja usia 15-17 tahun.

Akhir 1980-an sampai awal 1990-an menjadi masa kejayaan buat Joxzin. Mereka punya banyak anggota. Sekali kumpul, hampir seratus motor bisa berderet memenuhi pinggiran jalan. Bahkan lebih dari seratus kalau sedang ada acara besar tertentu.

Motor sebanyak itu, juga terkadang terlibat pada pertempuran antargeng di jalanan. Ervi mengingat bahwa hampir setiap bulan ada saja pertikaian di jalan. Biasanya salah satu geng mubeng di malam hari.

Acara reuni mantan geng Jogja yang kini jadi Yayasan Joxzin Lawas (Dok. Joxzin Lawas)

Namun, pada reuni yang berlangsung Sabtu (13/4/2024) di area Gedung PDHI Alun-alun Utara Jogja, mereka berkomitmen untuk bergerak untuk kebermanfaatan bagi masyarakat. Pemilihan tempat juga berdasarkan landasan historis. Sebab, di sekitar tempat tersebut lebih dari 35 tahun yang lalu menjadi markas setelah lahirnya geng Jogja Joxzin.

“Acara ini juga sebagai penutup program rutin setiap bulan Ramadan dengan membagikan takjil buka puasa yang berjumlah ribuan boks. Terbagi untuk lebih dari 50 tempat di pelosok Panggang, Purwasari, Dlingo, Samigaluh, hingga Magelang, Temanggung, dan Purbalingga,” kata Ervi kepada Mojok.

Selanjutnya, program rutin tahunan terdekat  adalah pendistribusian hewan kurban di pelosok daerah yang tidak mampu. Joxzin Lawas hendak menghimpun 5-7 lembu dan puluhan kambing  untuk daerah yang minus hewan kurban dan juga berfungsi sebagai syiar agama.

Baca halaman selanjutnya…

Sejak 2017 ingin menghapus lembaran hitam masa lalu yang kelam

Mantan geng Jogja yang tergerak sejak 2017 silam

Selain itu, mantan geng Jogja, Joxzin Lawas juga melakukan upaya konkret sejak awal 2023 lalu dengan telah membentuk Lembaga Bantuan Hukum Yayasan Joxzin Lawas Indonesia. LBH tersebut berkantor menjadi satu dengan sekretariat yayasan yang berada di lantai 3, Gedung Citos jalan Wakhid Hasyim, Yogyakarta. LBH ini dibentuk untuk membantu warga kurang mampu dalam hal kebutuhan untuk mendapatkan konsultasi maupun bantuan hukum.

“Kami pertama kali berkumpul kembali dengan tujuan ingin berbagi manfaat pada 2017,” kata Ervi.

Acara syawalan pada tahun 2017 adalah awal dari berkumpulnya kembali setelah puluhan tahun para anggotanya tidak bertemu karena fokus dengan kesibukannya masing masing. Dalam perjalanannya, kelompok ini menjadi kelompok yang pada saat itu sering membuat resah warga jogja dengan perilakunya. Dulu hampir tiap malam terutama malam hari libur menjadi ajang acara perkelahian dengan geng serupa.

Sejak saat itu, mantan geng Jogja ini kemudian mulai melakukan agenda rutin. Hingga, pada 2021, membuat lembaga resmi berbentuk Yayasan Joxzin Lawas Indonesia.

“Pembentukannya agar dana yang dititipkan publik untuk program program kami akan tertanggung jawabkan dengan baik dan terawasi secara resmi oleh pemerintah,” jelas Ervi yang kini menjabat sebagai ketua Yayasan Joxzin Lawas Indonesia.

Kepercayaan warga

Seiring berjalannya waktu, kepercayaan kepada yayasan ini untuk menggelar agenda sosial juga muncul. Terbaru, pada 2024 ini, mantan geng Jogja yang kini jadi Yayasan Joxzin Lawas Indonesia mendapatkan wakaf dari seorang dermawan berupa tanah seluas 1.800m² di daerah Poncosari, Srandakan, Bantul, yang rencana akan dibangun sebagai pondok Hafizh Alquran dan tempat yang bermanfaat untuk umat secara lebih luas.

“Masa muda kami mungkin lembaran lembarannya tercatat hitam, dan di esok hari semoga kami masih disediakan kertas putih, kami berusaha ingin kertas tersebut hanya tercatat tentang kebaikan kebaikan,” pungkas Ervi.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Ketua Joxzin Bicara Soal Klitih: Geng Sekarang Waton Bacok

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version