Cilandak Jakarta Selatan Daerah Elite tapi “Tak Aman”, Gaji di Bawah UMR buat Kredit Motor Langsung Hilang sebelum Sebulan

Nasib sial saat kerja di Cilandak Jakarta Selatan (Jaksel). Gaji buat kredit motor malah hilang MOJOK.CO

Ilustrasi - Nasib sial saat kerja di Cilandak Jakarta Selatan (Jaksel). Gaji buat kredit motor malah hilang. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Cilandak disebut sebagai salah satu kawasan elite di Jakarta Selatan (Jaksel). Daerah ini menawarkan berbagai pusat kegiatan seperti bisnis, hiburan, belanja, hingga kuliner. Infrastrukur di daerah inipun dianggap sangat aksesibel.

Sayangnya, Cilandak memberi nasib buruk bagi Ibnu (30), seorang perantau asal Kuningan, Jawa Barat.

Cita-cita bisa beli motor sendiri

November 2019 menjadi tahun pertama Ibnu merantau di Jakarta. Persisnya di sebuah perusahaan swasta di Cilandak, Jakarta Selatan.

Ibnu merantau dari Kuningan tanpa membawa motor sendiri. Maklum saja, di rumahnya hanya ada satu motor. Selama di rumah, dia biasanya berganti-gantian dengan sang bapak dalam menggunakannya. Selebihnya, dia lebih sering nebeng teman rumah jika hendak keluar-keluar.

Sebelum akhirnya ke Jaksel, Ibnu sempat bekerja di Kuningan dengan gaji Rp2 jutaan. Sebenarnya bisa saja dia mengkredit motor. Namun, saat itu dia masih eman. Karena Rp2 juta sangat ngepas untuk kebutuhan sehari-hari.

“Di Cilandak waktu itu ya ngandalkan transportasi umum kalau mau kerja atau pergi-pergi. Di sana kan ada Trans, ada MRT, kalau nggak naik ojol,” ungkap Ibnu, Jumat (9/5/2025).

Oleh karena itu, menimbang gajinya yang terasa lebih besar saat kerja di Cilandak, Jakarta Selatan (walaupun masih di bawah UMR Jakarta), dia mulai berpikir untuk mengkredit motor.

Rasa lega punya motor tanpa minta orangtua

Salah satu hal yang kerap Ibnu khawatirkan dalam hidupnya adalah menjadi beban orangtua. Dia belum bisa memberi lebih kepada orangtua. Maka dari itu, jangan sampai dia masih terus meminta banyak kepada mereka.

Termasuk dalam urusan motor. Bapak Ibnu pernah menawari untuk menjual sebagian tanah untuk membeli motor buat Ibnu. Tapi Ibnu menolak.

“Akhirnya bisa beli motor sendiri setelah kerja di Cilandak, Jakarta Selatan. Waktu itu, walaupun kredit, tapi aku bersyukur dan lega. Karena bisa membeli barang semahal motor pakai uang hasil sendiri,” tutur Ibnu.

Ibnu mulai berani mengkredit motor setelah tiga bulan masa kerjanya. Persisnya pada pertengahan Februari 2020. Motor baru. Bukan bekas.

Baca halaman selanjutnya…

Belum satu bulan motor langsung hilang, ternyata…

Belum satu bulan sudah raib di Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel)

Tak lama kemudian, pada awal Maret 2020 pandemi memasuki Indonesia. Menyusul pembatasan-pembatasan mobilitas masyarakat. Termasuk di Jakarta Selatan.

Di masa-masa itu, karena masih serba tak pasti, Ibnu masih bertahan di Cilandak, Jakarta Selatan. Tempat kerjanya pun baru meliburkan sementara, sambil menunggu perkembangan situasi.

“Akhirnya kan lebih banyak di kos. Sekali keluar kos itulah jadi momen sial,” ucap Ibnu.

Suatu malam, dalam kondisi serba tak pasti itu, Ibnu dengan motor barunya keluar untuk mencari makanan. Beberapa warteg toh terpantau masih buka 24 jam meski hanya membolehkan pembeli untuk membungkus.

Belum juga berjalan jauh dari kos, dia sadar kalau dompetnya tertinggal di kamar. Alhasil, putar baliklah dia.

“Karena pikirku cuma ambil dompet aja, nggak lama, aku tinggal motor di luar. Nggak kunci setir. Tapi suasana di perkampungan kosku itu memang sepi. Larut malem, paling sudah pada tidur,” jelas Ibnu.

Tidak sampai satu menit Ibnu masuk kamar. Tapi saat keluar, dia terbelalak karena motornya sudah ada di tempat. Ibnu kalang kabut. Dia berlari dari ujung ke ujung, menyisir dari satu gang ke gang lain. Nihil. Dia langsung terduduk lemas.

Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel) memang incaran curanmor

Jika merujuk data dari Polres Metro Jakarta Selatan, Cilandak memang menjadi salah satu daerah rawan curanmor di Jaksel. Selain Srengseng Sawah, Pesanggrahan, Kebayoran Baru, Pasar Minggu, dan Setiabudi.

Sialnya, Ibnu baru tahu fakta tersebut usai kehilangan motor.

Pasca malam itu, Ibnu memang bercerita kepada para tetangga kosnya kalau motornya baru saja hilang. Respons para tetangga kos: sudah bertahun-tahun Cilandak memang menjadi incaran curanmor.

Maklum. Bagaimanapun, Cilandak termasuk daerah di Jaksel yang menjadi jujukan perantau luar daerah. Alhasil, populasi motor di daerah ini pun terbilang besar hingga menjadi sasaran empuk.

“Sejumlah warga menyarankanku lapor polisi. Tapi memang peresentase motor bakal kembali sangat kecil. Apalagi di sekitar motorku hilang nggak ada CCTV,” kata Ibnu.

“Tapi karena posisinya aku masih kredit kan, ya sudah aku lapor-lapor aja ke pihak-pihak terkait. Biar nggak bayar kedepan nggak bayar cicilan,” sambungnya.

Pindah tempat di Jaksel tapi sama aja

Kini Ibnu sudah tidak di Cilandak lagi. Sejak 2023 lalu dia pindah kerja ke Kebayoran Baru.

Namun, masalah serupa kembali dia temui. Kabayoran Baru—karena menjadi salah satu titik perputaran ekonomi di Jaksel—juga menjadi sasaran empuk aksi curanmor. Khususnya di Kelurahan Gandaria Utara dan Petogogan. Hal ini sebagaimana disebut juga dalam laporan Polsek Metro Kebayoran Baru.

“Sampai saat ini masih di Kebayoran Baru. Waswas juga kalau kehilangan motor lagi. Itulah yang maksud, ternyata kawasan seelite Jaksel menyimpan sisi aksi kriminalitas yang meresahkan,” tutup Ibnu.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Kerasnya Johar Baru Jakarta Pusat: Orang Tinggal di Kos Peti Mati demi Bertahan Hidup. Tidur Bareng Kecoa, Lalat Hijau, dan Bau Busuk atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

Exit mobile version